PANEMBROMO LANJUTAN TIGA (3)

Diposting oleh Asri Bintoro on Rabu, 18 April 2012

AGGRA INSTITUTE TAMAN BELAJAR TENTANG PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME PANEMBROMO LANJUTAN TIGA (3) KEKAWATIRAN ORANG TUA .Saya ingin berbagi ceritera . Tentu saja kepada orang orang Jawa yang sudah lansia , karena hanya pada mereka saja , saya dapat menyambung rasa , itupun kepada mereka yang sama sama mengerti dan mempunyai pengertian yang sama tentang budaya Jawa . Saya menilpun teman saya pada waktu yang tidak umum bagi orang lain , karena baru hanya bisa nyambung mulai pada jam 23.00 . Pernah saya tilpun pada jam 10.30 , anggota keluarga yang lain menjawab Bapak belum pulang , supaya saya ngebel lagi setelah jam 11.00 . Betullah setelah jam 11.00 lebih saya tilpon , terdengar suara cepat mengangkat . Saya minta maaf lebih dulu karena menilpon pada waktu yang tak umum . Beliau mengatakan Ah tak apa apa , wong saya kalau tidur jam 3. 00 .Saya bertanya ,sekarang sampean tenguk tenguk sama siapa ?Jawabnya Ya dewekan to . Semua orang sudah tidur , tapi sebelumnya mereka sudah nyepaki saya makan minum untuk lek lekan . Saya lagi mau nyetel wayang kok .Tetapi wong lama nggak ketemu sampean waras wae to .Nggak saya sakit , sudah lama , tetapi dua bulan lagi sembuh .Lho sakit apa to Pak .?Ya embuh .Cuma tak kiro , agak frustasi .Lho kok . ?Begini , kita ini kan tinggal ngenteke sisa bonus umur to . Mangka anehe kok ana petunjuk apa wangsit apa priye sing aku iku njur mikir lan mestine nyebarake petunjuk mau .Upamane wong Jawa sing wis lali karo Jawane , sing kudu dielengake maneh supaya nJawani maneh . Yen nganggo basa modern arep ilange budaya bhineka tunggal ika , pluralisme dan multikulturalisme sing arahe bakal tumeka ing pembantaian budaya lan bangsa .Ada dorongan begitu besar dalam diri untuk memberitahukan semua itu . Tetapi bukannya ada yang sak panuju , justru banyak tantangan malah tantangan dari orang yang semestinya sak panuju , ternyata tak sak panuju ( satu pikiran ).Orang orang tua semacam ini tentu tak akan dapat mengawal , beserta dan bersama orang muda lebih lama lagi . Maka akan putuslah apa yang akan diwariskan orang tua , karena tak ada persesuaian paham dan apa yang dibanggakan sebagai kekayaan adiluhung mungkin akan hilang . Tentu dapat saja , hal itu dikatakan sebagai kekuatiran orang tua yang berlebihan , yang terlalu care kepada tedak turune .Akhirnya kita (saya dan teman saya ) sampai pada kesimpulan , perlu berusaha semampu kita mensiarkan jalan keselamatan berdasarkan Jawaism, tetapi tak usah ngoyo . Belum tentu semua orang setuju dengan obat yang menurut kita mujarab , sekalipun menurut kita itu obat yang paling mujarab .Semua generasi punya cara sediri mengatasi masalahnya , hanya kasihan jika mereka harus melalui jalan harus babak belur , selalu mulai dengan O N.B. Saya punya teman itu , tentu saja orang Jawa . Orang Jawa tua biasanya dekat dengan kebatinan . Apa beliau orang kolot atau klenik ? Bukan , tetapi benar benar gede tirakate ,gentur tapane . Untuk ukuran masa kini cukup maju , punya gelar S1,S2 . S3 .Sedang yang satu lagi , bukan yang saya ceritakan diatas . Tetapi Bapak Gunawan Wilardi , ahli Pertanian Perdesaan , pensiun Guru Besar IPB dan masih berada dalam lembaga penting pemerintahan Pusat .

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar