PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN SENDIRI 5

Diposting oleh Asri Bintoro on Sabtu, 01 Juni 2013



Butir butir Pancasila , inti  pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 dihadapan BPU PKI , yang kemudian termuat dalam Pembukaan UUD 45, UUD RIS , UUD NKRI 1950 dan dalam pidato "Penemuan Kembali Revolusi kita Manipol USDEK    , dalam ketetapan MPRS tentang Ekaprsetya Panca Karsa    , selalu disebut sebagai warisan leluhur bangsa yang pluralistis merupakan falsafah ,pandangan   hidup bangsa ,pernah terpendam dalam kalbu rakyat ratusan tahun ,disebut sebagai kpribadian bangsa sendiri   digali atau lahir kembali 1 Juni 1945 .

 Pak Amin Rais ,lokomotif reformasi yang menghentikan laju pemerinth orde baru justru masih dapat menyelamatkan Pancasila  dari  gegap gempitanya badai reformasi  1998 , yang berjalan lebih dahsyat dari "revolusi belum selesinya Bung Karno " , lalu what next ?

Meskipun demikian setelah itu , semangat ber Pancasila , semangat kembali ke kepribadian sendiri ,atau "revolusi belum selesai " bukan hanya mengendor saja bahkan nyaris tak terdengar lagi, hal itu sejalan dengan semangat orde baru sebagai pemanggul sosialisasi Pancasila yang paling bersemangat . 
.Apakah ini tanda tanda 'Generasi Kekinian " yang ada di tanah air sudah merasa cukup puas dengan kehidupan  yang secara nyata dapat dirasakan  dirasakan secara nyata ,  menikmati kehidupan yang lebih baik yang penuh dengan hura hura , berkecukupan materi bahkan glamour kurang jelas.

 Apakah generasi muda masih memerlukan idealisme '?  Namun boleh ditebak jika kita tanyakan apa Pancasila , orang rata rata akan menjawab dengan kata "embuh " .    

 Kalau dalam rejim orde baru rakyat dan penguasa begitu bersemangat dan masih dituntun oleh idealisme ,menegakkan identitas bangsa dengan  mendekatkan dan meningkatkan budaya ber Pancasila antara lain  ,sangat sibuk dengan usaha meningkatkan pemahaman tentang Pancasila dengan   ritual ritual , penataran penataran , bahkan pelestarian serta melegalkan Eka Prasetya Pancakarsa , GBHN dengan tujuan untuk meningkatkan  kualitas dan kuantitas dalam memahami pengamalan dan penghayatannya   ,karena memiliki keyakinan yang menganggap Pancasila warisan leluhur kita sebagai dasar pemikiran dan tuntunan  hidup yang paling pas  bahkan terbukti selalu tampil sebagai penyelamat negara atau teguran kepada  kekuasaan yang menyeleweng dari Pancasila .

Lebih dari itu dalam era ini Pancasila sebagai senjata yang sangat berjasa pada lahirnya Orde Baru yang perlu sangat dihormati , seperti halnya kekuasaan Orde Baru itu sendiri yang perlu ditaati dengan disiplin yang keras  .

 Ada dua kemungkinan mengapa dalam orde baru Pancasila mendapat tempatnya begitu terhormat dalam negara kita ?

Yang pertama Orde Baru berhutang budi pada Pancasila yang telah dapat memberikan jalan dan senjata untuk kelahirannya . Kelahiran Orde Baru adalah karena menyelamatkan Pancasila dari kekuasaan yang ingin menyelewang dari Pancasila , sehingga perlu diganti . Dan penggantinya adalah orde baru .

Yang kedua Pimpinan Orde Baru betul betul ingin  memahami ,menghayati jiwa Pancasila karena yakin betul bahwa Pancasila warisan leluhur yang pluralistis yang semestinya  paling pas unuk kita jadikan tuntunan bangsa    menuju arah yang benar sesuai dengan Pancasila yang lebih jelas .
  
Tak demikian dengan lahirnya   reformasi  .Era reformasi tak mengaitkan  adanya kekuasaan yang harus  sejalan dengan Pancasila , tetapi justru adanya KKN , kriminal yang perlu dihukum . Negara kita adalah negara hukum , karena itu pasal pasal hukum harus ditegakkan .

Itu saja sudah cukup .Karena itu  mungkin dalam Era ini pergerakan bangsa  tak merasa perlu mengaitkan diri dari tuntunan dasar  Pancasila ?.

 Apakah dalam era ini orang masih mengingat atau perlu selalu mengingat pedoman Pancasila . Tak begitu jelas . Meskipun   Pancasila  masih jelas terpampang dalam Preambule UUD 45 dan karena itu masih merupakan induk hukum . Amanat  yang  agar hukum dilaksanakan sesuai dengan perintah induknya ?
 Dan apabila ada penyelewengan hukum dari induknya   perlu ditegur atau tidak ? Siapa yang harus menegur dan siapa yang harus ditegur ?

Meskipun Orde Baru banyak melakukan kekeliruan dan penyelewengan terhadap Pancasila , Reformasi 1998  tak ada maksud maksud kembali ke UUD 45  secara murni dan konsekuen lagi  ,barangkali orang berpikir  lain lagi , tak ada faedahnya memikirkan pembinaan mental seperti itu , jika pada penghujungnya berakhir pada pemakzulan presiden pada rejim orde lama dan pelengseran presiden karena KKN pada era orde baru . Janji sumpah setia kepada idee negara yang note bene diucapkan tiap saat pada ritual ritual  ,tak urung hanya menjadi ucapan omomg kosong saja (asal bibir basah ) , karena dicederai sendiri oleh pemimpinnya  maupun sebagian rakyatnya  yang melupakan janji kepada Pancasila  .  Justru para manggala manggala yang bersumpah setiapun , menyadari sumpah setianya atau tidak , bahkan habis orde barupun , tak lagi peduli . ( Lalu apa sebetulnya yang mereka kerjakan selama itu ). 

Itulah keanehannya  para pemikir pemikir kita yang kita anggap dapat menjadi pemikir yang serius dan yang buah pikirannya kita harapkan akan kita jadikan pedoman hidup dan  yang semula kita harapkan atau kita pandang sebagai pemimpin yang akan  konsisten memanggul bendera sebagai pemikir yang dapat menuntun bangsa ini kepada jalan penyelamatan bangsa dan negara ini , ternyata  telah meninggalkan habibatnya sebagai pemikir yang serious , yang filosofis dan idealistik . Cara cara menempel kekuasaan untuk  numpang hidup dengan cara asbun dan sebagai musang berbulu yang  benar benar cara yang dapat menyesatkan , tetapi itulah cara yang dapat menyelamatkan diri sendiri . Tak mengapa ,  sebagai kemlandeyan ngajak sempal , toh jika pohon itu ambruk kera kera bisa berhamburan meninggalkannya . begitu pepatah Cina .

Lebih jauh ikut ikut mendangkalkan diripun tak mengapa ,wong yang didapatnya  memang tak dalam . Jualan tentu sesuai dengan berapa harga kulaknya .  Akhirnya semua lapangan kehidupan penuh dengan tawar menawar wani piro .

Tak ada pelanggaran terhadap sumpah janji setia ? .
Meskipun negara ini lebih menekankan ketundukannya terhadap hukum ' tak jelas apakah  terhadap sumpah palsu ini   merupakan pelanggaran terhadap pasal pasal pelanggaran sumpah palsu yang perlu diadili  atau tidak.

Cara cara berpikir dengan berat dan serius rupanya tak njamani lagi , karena pandangan orang juga berubah ,sudah emoh bepikir yang berat berat .Buat apa , Wong  dengan pikiran yang ringan ringan saja , yang berhasil bisa hidup berkecukupan dan makmur .Kini berpikir rupanya cukup untuk "kekinian " saja .   . 
Beli barang toh tak perlu  lagi melihat kulitasnya , legal atau tidaknya , melainkan cukup , memandang  penampilannya .  Berpikirpun hendaknya cukup yang  praktis praktis  ,pragmatis dan efisien saja  antara lain  yang perlu untuk  mempersiapkan diri   untuk tampil  di televisi dan media masa  dimana mereka akan memanggung sebagai pengamat sekaligus komidian  yang dapat memancing gelak ,tawa ria dan quick yielding .

Barangkali " orang kekinian "  sudah terjangkit penyakit " jaman edan ,karena ketakutan  yen ora melu ngedan ora keduman (kebagian ) .Mumpung   

Alam berpikir rupanya  sudah terpolusi dengan pola hidup yang rasional , materialistik , praktis ,  pragmatis yang diajarkan oleh pola pola berpikir bangsa barat modern , quick yielding dan prinsip ekonomi  menjadi segalanya .
Diseluruh dunia memang terjadi gejolak yang merata karena Pola berpikir modern dari barat  yang liberal  yang demikian memang sedang  nanjung (berjaya ) dapat menguasai dunia pola berpikir seluruh dunia , tak aneh jika quick yeielding selalu menjadi tujuan utama manusia dimana mana .
Dimana mana manusia berebut untuk memperoleh dan memenuhi kebutuhan materialistik sebesar besarnya yang dianggap dapat memberikan kebahagiaan yang selalu didambakan .
Padahal terbukti kebahagiaan bukan hanya terletak pada banyaknya kekayaan yang ditumpuk saja ,

Amerika yang terkenal dengan tumpukan uangnya , Cina  ,Jepang  ,Korea  , yang mendapat kemajuan luar biasa ,selain berhasil dalam menumpuk keberhasilannya  pasti dituntun oleh idialisme sendiri sendiri .

Justru kita seperti menyiapkan lahan dan sdm .yang selalu siap sebagai pelaksana ide yang bukan "kepribadian sendiri "        
Hanya tinggal sedikit para pemikir pemikir yang serius dan konsisten yang bertahan untuk memikirkan keselamatan bangsa dan negara yang dianggap akan menuntunnya kepada tujuan adil makmur , aman damai , sejahteran material dan spiriritual (tata tentrem karto raharjo ) .

Golongan ini dianggap golongan yang tak njamani , tak bisa berpikir rasional , praktis dan prakmatis . 
Tampaknya peperangan antara pola pola berpikir dari barat dan "tujuan kembali pada keribadian sendiri" selalu mempunyai pendukung yang kuat , perbedaan pendapat itu akan bersifat abadi dan terus berjalan .

Hanya sayang figur Bung Karno justru sangat kuat , dibanding dengan ajaran yang diberikan . Sehingga ketika beliau surut , ajarannya juga makin jauh dari ingatan orang orang . ( Art longa vita brevis .)

Jika sekarang pola berpikir barat seperti itu menjadi nanjung ( berjaya ) sesungguhnya itu bukan hal yang mustahil , bukanlah mereka juga memang sudah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan kemungkinan adanya pola berpikr lain yang ingin menghalang halanginya  ? Jauh jauh hari , dari sejak penjajahan menapakkan kakinya di bumi ini , sudah mulai dengan pendidikan kadernya untuk menjadi pemanggul idee idee nya . Dari pendidikan tingkat terendah sampai tertinggi yang meliputi segala disiplin ilmu , semuanya mendapat tugas menciptakan pendukung yang setia yang akan dipergunakan sebagai pendukungnya   .Terbukti lagi sepandai pandainya orang kita , akan selalu dapat dilindas pikiran barat yang memang lebih matang .
Tak mungkin pikiran barat (pendidikan  barat  akan memberikan senjata kepada orang lain yang akan dapat membunuh diri (barat) sendiri .

Hanya orang yang tak berpikir prakis pragmatis seperti tersebut diatas yang masih berpikir untuk maju yang sebenarnya maju . Yang benar memang  kita harus belajar sendiri dari wisdom wisdom kepribadian sendiri .
 Barangkali perlu diingat apapun idee barat adalah suatu upaya " how to maintain and extenct " his hegemony and supremacy  over us bangsa bekas jajahannya .

Yang aneh lagi,  Bung Karno yang terdidik sebagai pemanggul ilmu barat karena sejak kecil memang selalu bergelimang dengan pendidikan dan selalu berpergaulan barat ,menjadi kutu buku barat dan    yang sebenarnya terdidik dan harus menjadi kader   untuk memperbanyak kader melaksanakan idee kolonialisme dan imperialisme ,dan sangat jarang terdengar beliau nguplek uplek buku Jawa kuno maupun baru , kok nyolong petek ,    justru sendirian (tanpa rowang ) meloncat  dari keranjang kader barat terjun ke dunia yang bukan dipersiapkan untuk dirinya bahkan siap berseberangan dengan mereka yaitu dengan mencanangkan "kembali kekepribadian sendiri  ".     
Ini suatu kejadian yang tak pernah terpikirkan , mengapa Bung Karno begitu tiba tiba berubah dari seorang modernis sejati ( menurut ukuran waktu itu ) , lalu siap menjadi pembela kaum marhaen dan akhirnya malah membidani Pancasila , menggali warisan leluhur yang sudah terpendam ratusan tahun dalam masa penjajahan .

Pak Taufik Kemas , Ketua MPR periode reformasi mencoba , mengingatkan
mengapa kita tak mengingat ingat lagi "Pilar pilar Bangsa dan negara lagi " yang sumbernya adalah kepribadian sendiri . Sebetulnya beliau sudah sepuh , lelah bersuara dan bergaya vokal  , barangkali juga hanya ingin berdamai damai saja dengan siapapun , meskipun dengan orang yang tak jujur sekalipun .Kerena itu   suara beliau hanya mengingatkan saja .

Sekali lagi , sayang figur Bung Karno justru lebih kuat dari pikiran pikiran yang diajarkannya , sehingga ketika beliau surut , ajarannya semakin jauh dan sulit diikutinya , bukan apa apa hanya karena memang semua itu masih  disampaikan secara  belum jelas , pengikut setianyapun  masih harus meraba raba untuk memahami maksud beliau yang sebenarnya .
Meskipun beliau lama berjuang dengan landasan marhaenisme yang bertujuan membebaskan bangsanya dari belenggu imperialisme dan kolonialisme Belanda , mengangkat derajat bangsanya yang terhina  , barulah tiba tiba pada tanggal 6 Juni 1945 mengakselerasi ideenya , beliau secara jelas menyatakan keinginnanya " kembali menggali kepribadian sendiri " untuk dijadikan tuntunan  hidup bangsa Indonesia yang paling cocok . 

Dari mana beliau mendapatkan inspirasi bahwa " kepribadian sendiri  " adalah falafah bangsa dan pandangan hidup bangsa yang paling cocok dengan kepribadian kita , wong selama hidupnya cuma diisi oleh kesempatan memperdalam ilmu barat , dilanjutkan sibuk berkolaborasi dengan pemerintah Jepang ?
 Mungkinkah lahirnya  "kebribadian sendiri " terjadi pada waktu yang kurang tepat ? " Kepribadian sendiri "   dicanangkan ketika  kita mulai dengan peperangan melawan penjajah secara phisik dan kultural  , juga karena musuh juga tak tinggal diam dalam menerobos celah celah yang dapat dimasukinya , dan agen agen terdidik memang telah dipersiapkan dengan matang untuk mengantisipasi sesuatu yang baru , yang tak lazim pada masanya. Sebenarnya apa yang disebut kepribadian sendiri yang ada adalah kepribadian sendiri yang compang camping .Banyak hal yang tak sesuai dengan amanat bidan kelahirannya .Tampaknya Bung Karno juga kurang peduli secara detail ,mengingat waktu untuk merdeka makuin mendekat .Persiapanpun diselesaikan dan diakhiri , tentu dengan catatan kelak dapat diperbaiki sedikit demi sedikit .        

Kini Pancasila sudah merupakan kata kata yang tak asing lagi , setelah membaca Lahirnya Pancasila maupun ketetapan Ketetapan MPR , baik orde lama maupun orde baru bersama seluruh rakyat kita siap bersatu untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila .Indoktrinasi maupun penataran penataran dilaksanakan dengan gencar  . Bolehlah kritik dan pelecehan berjalan terus untuk mendiskriditkan Pancasila dan pengembangannya , tetapi Pancasila yang sudah tertanam dalam hati sebagian rakyat tampaknya sudah menyatu dan tak tergoyahkan , meskipun sesungguhnya apa yang disebutkan sebagai "kepribadian sendiri "juga belum trawaca benar .

Karena itu  sesungguhnya kita tak boleh berhenti untuk membicarakan dan mengulik  Pancasila ,masih banyak pekerjaan untuk mengetahui Pancasila yang disebutkan sebagai " kepribadian sendiri ", lebih lebih jika kemudian dimaksudkan untuk diamalkan .

Tujuannya  ialah untuk selalu mengidupkan idee Pancasila dalam kehidupan nyata bangsa,  untuk meneliti sejauh mana  kebenaran kepribadian sendiri untuk mengetahui keperibadian sendiri secara benar , untuk memberitahukan kepada kalangan luas tentang kebenaran itu untuk meyakinkan kebenaran  yang kita pertahankan  , untuk memberikan kemanfaatan nyata dalam kehidupan dan pergaulan .

Biarlah eupora reformasi tak selesai selesai ,seperti halnya revolusinya Bung Karno yang juga tak pernah selesai . Hanya revolusinya Bung Karno mempunyai tujuan yang jelas eine umwertung alle werte , sedang jalannya reformasi sudah kebablasan .

Reformasi yang menjurus ke liberalisme mendapat kemenangan . Kini " budaya kekinian " sudah berhasil melahirkan "generasi kekinian "  yang cukup berpikir untuk hari ini   atau hanya mementingkan keperluan hari ini . Dan gejala ini , sedang mewabah .

Namun suatu hari , yang dikatakan kebablasan itu atau tak peduli masa lalu atau masa yang akan datang atau   jika orang sudah jenuh dengan
hura hura apalagi jika sudah timbul dampak dampaknya dan babak belur  karena  imbas "kekinian " , semua akan kembali ke "kepribadiannya sendiri ",  yang memang sesuai dengan keadaan sendiri .

Ketika orang diluar sana sedang berpesta dengan modernisme dan kekiniannya , penulis tepaksa memurukkan diri untuk mensiasati kepribadian sendiri yang dikatakan belum jelas  sutu ilmu yang kurang bersesuaian dengan laju jaman , namun sesuai dengan  komitmennya bahwa itulah yang paling cocok dengan kepribadian kita yang perlu digali kembali untuk kita bersihkan, kaji kembali ,amalkan dan hayati dengan harapan kita nanti akan mempunyai landasan yang pas.
Bisa diduga Bung Karno  mengakselerasi idee idee marhaenismenya karena melihat , memahami kenyatan yang beliau peroleh dari contoh contoh orang Jepang selama beliau berkolaborasi dengan Jepang .

Apapun latar belakangnya , kenyataan bahwa orang Jepang datang dan mengusir penjajahan dari kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia yang memang lama mendambakan kemerdekaan .

Diantara orang orang Asia ,Orang Jepanglah yang berani berspekulasi mengusir penjajahan orang barat dari dunia timur .

Orang Jepang memenangkan perang ketika mengalahkan Rusia 1906 . Ternyata orang Jepang adalah orang timur (Asia )  bukan bangsa tempe yang dipandang rendah oleh dunia barat .

Mengapa Jepang menjadi bangsa besar dan kuat ?

Karena orang Jepang sangat menghormati tradisi , budaya dan ajaran ajaran dan leluhurnya yang merupakan "kepribadian bangsa Jepang " .
Bung Karno adalah kolaborator Jepang yang patuh, justru beliau mengikuti jejek bangsa Jepang untuk mengagungkan kepribadian sendiri , keopribadian bangsa Indonesia .
Ketika Bung Karno mencanangkan "revolusi belum selesai" yaitu revolusi total atau revolusi pancamuka atau revolusi lanjutan sesudah revolusi  merebut kemerdekaan , sesungguhnya Jepanglah yang telah memulai
" revolusi belum selesainya Bung Karno ' dengan memulai umwertung aller werte .Revolusi kebudayaan .Namung harus dibedakan arti revolusi kebudayaan disini dengan apa yang terjadi di Tiongkok . Revolusi kebudayaan disini yang disebut revolusi belum selesai , hanya tampak seru karena yang menjadi juru penerangnya seorang Bung Karno yang selalu berbicara secara menggeledek .Reject yesterday , pull down yesterday , built tomorow , campakkan yang kemarin bangun hari esok .Ever onward , no retreat .
Dan sebetulnya kadarnya bukan revolusi tetapi evolusi , hanya karena harus berjalan dengan cepat dan tuntas mengandung dinamika yang tinggi .
Sesugguhnya maksud tujuannya cuma ajakan pakailah kebiasaan kita sendiri , tak usah neko neko , memakai , meniru , mengagumi , mengagul agulkan budaya barat .    

Jepanlah sesungguhnya yang memelopori atau memberi contoh contoh kepada Bung Karno untuk umwertung aller werte . Misalnya perbuatan orang Jepang di Indonesia nyata , merombak buku berbahasa barat diganti dengan berbahasa Indonesia . Mengubah  perasaan memakai bahasa barat lebih unggul dari bahasa timur .Mengganti  istilah istilah ketata negaraan , bidang bidang lain yang semula berbahasa barat dengan bahasa Indonesia atau timur yang lain (Jepang ) Mengganti nilai nilai unggul untuk budaya barat ,mengganti dengan mengunggulkan budaya timur . Bung Karno menambahi , musik jangan yang ngak ngik ngok . Nama orang jangan kebarat baratan misalnya pakai  nama cukup Wijaya atau yang ada bahasa Indonesianya  . Nani Wijaya Mike Wijaya ,

Barangkali yang semacam ini yang dimaksud dengan eine umwertung aller werte .

Bung Karno tentu saja ingat bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa tempe , tetapi mempunyai sejarah kebesarannya dengan kepribadiannya . " Kepribadian sendiri " inilah yang akan ditegakkan kembali , karena  kepribadian sendiri inilah yang dapat membawa Indonesia kembali pada kejayaannya .
         

BUDAYA WARISAN LELUHUR


Lalu apa sebetulnya kepribadian sendiri yang disebut sebagai inti sarinya budaya nusantara yang pluralis dan multikulturalis . Untuk mengetahui latar belakang dari Budaya Pancasila itu tentulah diperlukan pengetahuan yang  sangat lengkap dari budaya budaya nusantara ini .

Bukan pekerjaan yang mudah melaksanakannya .

Yang pertama ialah karena terlalu banyaknya khasanah khasanah budaya yang perlu dikenalinya lebih dahulu .Khasanah budaya dari Sabang sampai Meurauke dari tahun permulaan adanya kerajaan dan kebudayaan  di nusantara sampai datangnya penjajahan (karena budaya ini tersimpan dalam kalbu rakyat selama adanya penjajahan ). 

Yang kedua ialah adakah orang yang berminat untuk berkubang dalam khasanah budaya yang telah dianggap terbelakang . Sementara semua orang begerak maju untuk mencapai kekayaan material sebanyak banyaknya  dan dengan cepat .
Sebagaimana halnya Bung Karno Sang Penggagas" Kembalinya Kepribadian Sendiri " juga tidak sepenuhnya mengerti tentang seluruh kepribadian sendiri , justru menurut riwayat beliau hanya mengenal keperibadian sendiri bahkan hanya karena waktu kecil terdidik dalam keluarga Jawa yang berunggah ungguh dan suka nonton wayang , yaitu hanya sesaat sebelum masuk dalam pendidikan dan pergaulan secara Eropa.

 Pengalaman yang secuil itu ternyata dapat menjadi pematik yang menggerakkan motor idealisme yang besar untuk membangun kepribadian sendiri kembali .Budaya budaya kita yang pluralis dan multikulturalistis dapat dikatakan hampir sama atau sama .
Misalnya gambaran mengenai watak orang dalam peribahasa "Beriak Tanda tak dalam .Tong kosong berbunyi nyaring . Kakehan gludug kurang udan ." Cara menghargai alam , cara cara menghargai yang gaib gaib , kebiasaan , tradisi, busana , boga , griya  semua boleh dikata mempunyai persamaan.
Ada yang disebut dawuhan nan tilu , adat ninik mamak , budaya Jawa yang adi luhung , pela gadong , yamg semua itu baru akan  dapat tampak nyata jika ada kesempatan berkembang atau jika pemiliknya diberi kesempatan apa lagi dukungan .
Semua persamaan ini yang direkam menjadi satu guidance untuk mengetahui lebih jauh . Direkam yang penting sambil memperdalam untuk mengambil hikmah hikmahnya .Karena  Kepribadian sendiri juga tak seluruhya patut ditulada , namun karena kita sudah terobsesi dan berasumsi budaya keperibadian sendiri itu baik ,baiklah kita seleksi . Yang kita tonjolkan yang baik baik saja .

Misalnya gotong royong , samad sinamadan , tepo sliro , silih asah ,silih asih , silih asuh aja dumeh . Yang penuh kekejaman , sadisme dan korup kita lupakan . 

Wayang adalah salah satu bentuk budaya yang paling lengkap dapat dibaca sebagai gudang pengetahuan tentang kepribadian sendiri . Kalaulah boleh dikemukakan maka wayang patut dijadikan bahan guidance untuk mengetahui budaya kepribadian sendiri .
 Sekalipun wayang adalah budaya yang berasal dari India (Mahabarata dan Ramayana ) dan wayang berbau Jawa serta Hinduism , namun dalam kurun waktu yang sekian lama , tentu tidak murni lagi , melainkan menjadi wayang baru yang sesuai dengan sikon di negara ini . Wayang terdapat dimana mana diseluruh pelosok negeri ini , sehingga dapat dipandang sebagai budaya nasional yang ada dimana mana dimengerti oleh orang mana mana  disukai  oleh rakyat dimana mana  .
Wayang ada di Jawa Timur , Jawa Tengah ,Jokayakarta, Solo , Jawa Barat , Sumatra , Kalimantan Sulawesi , Bali , Betawi .Wayang dapat digali untuk dijadikan tempat bertanya tentang masa lalu kita " how we maintain our life , individual or in social."

 Wayang adalah jenis seni budaya hiburan tetapi memiliki muatan muatan pendidikan , falsafah  , ajaran hidup memuat konsep konsep kenegaraan , ilmu sosial budaya bahkan ekonomi .

Hanya perlu diingatkan  setiap waktu bahwa mempelajari budaya "kepribadian sendiri " tidak pernah sejalan dengan moderninasi , karena memang pangkal tolak , landasan landasannya tidak sama dan arah tujuan akhirnya tak sama . Hanya dapatkah tujuan tata tentrem gemah ripah kerto raharjo yang sarat dengan maksud maksud kebersamaan persaudaraan  dapat diterima oleh dunia baru yang materialistis, liberal , individual ?

Sesuai pula dengan dengan kepekaan Bung Karno untuk menyerap maksud kepribadian sendiri , maka tidak akan keliru jika kita  menetapkan wayang sebagai guidance untuk menembus kegelapan kepribadian sendiri dan medapatkan rahasia , hikmah hikmah dari sana .Wayang adalah gudang ilmu, perguruan tinggi, tinggi sekali  bagi yang mengerti, tetapi hanya mainan tak ada artinga bagi anak kecil dan orang edan .  Terutama sangat penting untuk membentengi kepribadian sendiri yang perlu disuburkan lagi .
Apakah Ketetapan MPR tentang Eka Prasetya Panckarya telah didasarkan pada budaya wayang .Kurang jelas apakah Panitia Pembentuknya pernah berhubungan dengan para dalang sebagai ahli wayang . Yang jelas inti inti wayang banyak melekat pada Pancasila (Eka Prasetya Pancakarya ).    
Disini ditampakkan idealisme wayang tentang negara , pemimpin pemimpin bangsa , manusia dan yang lainnya , kiranya dapat dijadikn bahan renungan .

JANTURAN JEJER NAGARI NGASTINA


Suh Rep. Data pitana . Anenggih negeri pundi kang ka-eka adidasa purwa.
Eka sawiji , adi linuwih , dasa sepuluh , purwa wiwitan .Sanajan katah titahing dewa ingkang kasongan ing angkasa sinangga pratiwi lan kinapit ing samodra  , katah ingkang anggana raras nanging datan kadi  nagari  Ngastina inggih negari liman benawi .Mila kinaryo bebuka , ngupayaa nagaristu datan antuk sedasa , sanajang sewu tan jankep sedasa kadi negari Ngastina .Dasar negari panjang  punjung pasir awukir tta tentrem gemah ripah loh jinawi kerta raharjo .
Panjang dawa pocapane , punjung duwuwur kawibawane , pasir samodra wukiir gunung , dene negari ngungkuraken pareden , nengenaken pasabinan
ngeringken pategilan , ngayunaken pabandaran ageng .Loh tulus kan sarwi katanem , jinawi murah kang sarwa tinumbas .Gemah , lampahing nangkoda siang ratri datan ana pedote .labet datan woten sangsayaning margi .Aripah jalma manca kang sami bebara , jejel pipit aben cukit tepung taritis , papan wiyar ketingal rupak saking harjaning negari.
 Ingon ingon kebo sapi tuwin bebek  iwen tan ana cinancangan , yen rina pada aglar ing pangonan ; yen sore pada mulih kandange dewe dewe .
Para mantri bupati apanekare sami wicaksana ,limpading kawruh , tansah ambudi raharjaning praja . Sanajan para nara kisma padatentrem atine munkul pangolahe tetanen .Dasar negari gede obore padang jagade duwur kukuse adoh kuncarane . Bebasan ingkang celak manglung igkang tebih tumiyung .Boten ing tanah Jawi kemawon kang sami nungkul ,sanajang ing tanah sabrang kathahpara raja ingkang sami sumawita tan karana ginebaging ajurit , mung karana kayuyung poyaning kautaman sami atur putri minangka panungkul .Ing saben rikala mangsa , sami asok bolu bekti glondong pangareng areng , peni peni raja peni ,guru bakal guru dadi ."  
Versi ceritera wayang di tempat lain yang bukan dari Jawa kurang lebih demikian karena hampir semuanya berasal dari kitab dan perguruan  sama  dengan berlandaskan pakem yang sama . Yang keluar pakem bukan Wayang yang dapat dijadikan pedoman .

Jika penulis tak keliru maka cita cita yang digambarkan oleh ceritera wayang (timur ) itu (kepribadian sendiri ) yang akan dihadirkan menjadi tuan di bumi nusantara ini dengan pull down yesterday (masa masa orang barat berkuasa kolonialis imperialisme ) , dengan urutan revolusi total (versi Bung Karno ) umwertung alle werte , menegakkan nilai nilai baru (lama yang berdasarkan kepribadian sendiri ) . Sangat panjang dan panjang sekali . Bahkan mungkin bergenerasi  .Penulis lebih terkesimak lagi jika sadar  cita cita Bung Karno yang ingin mengadakan "revolusi total "adalah  merubah segalanya dari yang semula berasal dari barat menjadikan yang berasal dari timur "kepribadian sendiri " menjadai tuan di bumi sendiri.

 Mungkinkah ?

Tampaknya  agak sulit sekalipun beliau mempunyai kharisma terlampau besar dan selalu dimenangkan , bahkan mendekati kekuasaan yang absolute .Tak adakah orang yng berani mengerem cita cita beliau itu sedari semula ? Barangkali memang tak ada , kecuali takut dengan kekuasannya juga kurang dimengertinya tujuannya .(Revolusi menurut pengertian umum adalah revolusi berdarah darah seperti terjadi ditempat lain , tetapi revolusinya Bung Karno revolusi sekedar "membumikan kepribadian sendiri di bumi sendiri Yang sebenarnya harus evolusi , memerlukan waktu bergenerasi .
Bung Karno mengira  memaksakan revolusinya dapat semudah memaksakan kehendak  seperti beliau memaksakan  Indonesia Merdeka Sekarang .

Masalahnya karena hampir tak ada ketenangan tersisa untuk mengatur perjalanan kembali ke kepribadian kita .
Tak jelasnya apa yang dimaksud keperibadian kita ,tak jelasnya bekal bagi  kader kadernya  justru yang akan kita jadikan pedoman .

Kalau disini disebut ada kegagalan Bung Karno sebenarnya tidak terlalu salah , yang sebenarnya Bung Karno harus mempersiapkan "revolusi belum selesainya  sejak lama (awal ) bahkan sejak menginjakkan kakinya dalam dunia politik   , ternyata Bung Karno menyambung revolusinya pada akhir kekuatannya dengan memperpanjang revolusi phisiknya  menjadi revolusi belum selesai .Namun itupun bukan kekeliruan yang berarti , melainkan urutannya demikian .Hal ini yang kurang dipahami oleh pengikut pengikutnya .
Selain itu karena penjelasan penjelasan tentang " kepribadian sendiri "yang tulen berasal dari timur ( bumi sendiri ) selalu dibeberkan dalam gaya modern    dengan bahasa modern  , susah dimengerti maka idee beliau tak nyambung dengan pengikut pengikutnya. Kenyataannya semua itu putus ditengah jalan .
Kalau saja  beliau mengatakan dalam bahasa sederhana saja "Wong Jawa mbok pada nJawani aja lali karo Jawane , wong Sumatra jadilah orang Sumatra yang memanggul ke Sumatraannya , Yang tinggal di Sulawesi , Kalaimantan , Bali , Papua, Maluku dll mbok jangan meninggalkan adat adatnya .Junjunglah adat adat setempat yang akhir nya seluruh masyarakat plural itu menjadi pemanggul  kepribadian sendiri dalam ikatan satu negara .

Sebetulnya terlalu nggege mangsa . Mungkin beliau berkeyakinan, semua harus terlaksana selagi beliau masih hidup ? Betulkah ?

Mungkin juga tak terlalu benar . Bung Karno sebagai orang modernis yang dinamis   juga bukan tidak pernah tidak bersetuju dengan budaya Jawa sebagai bagian " kepribadian sendiri " . Budaya Jawa yang serba lambat dan mengagung agungkan aristokrasi , banyaknya strata sosial , banyaknya  pemerasan tenaga ,explotason de l'home par l'home , penghancuran  harga diri dari golongan rakyat yang tak berdaya oleh penguasa golongan atas (ningrat dan wakil wakil penjajah ) .Hanya mungkin masalah ini hanya sebagai penyimpangan aliran besar yang tak perlu dirisaukan benar . Bukan masalah pokok dan akan dapat dihapus dengan tak terlau sulit .

Namun hal demikian (penindasan oleh aristokrat dan penjajah ) juga sebagai hal yang menakutkan Bung Karno , karena fakta fakta sejarah mengatakan bahwa kehancuran bangsa bangsa di nusantara ini juga dipicu oleh kerja sama raja raja (aristokrasi ) dengan penjajah , meskipun tak karang yang melawan penjajah dengan begitu sengit .   

Trauma terhadap masalah ini , barangkali Bung Karno cepat cepat keluar dari lingkaran RIS yang justru memberi kedudukan tertinggi kepada beliau . 
Padahal RIS merupakan godogan yang paling matang , lahan yang paling pas untuk berkembangnya dan mengembangkan "kepribadian kita "  ,kesempatan emas untuk mengembangkan kepribadian sendiri . Lahan yang terdiri dari bagian negara negara yang  memang pluralis yang telah lengkap , hasil karya kaum pemjajah yang semula dimaksud untuk  mempekokoh kekuasaan penjajah  mengembangkan "kepribadian sendiri" untuk kepentingan memperkokoh kekuasaan penjajah  , justru melalui research dan studi yang lama  telah lengkap berserta prasarana yang sesuai dengan sikon .Dirancang dengan cermat oleh para ahlinya bahkan masih ditambah ahli ahli  dari luar negara yang bersengkta . , ahli Belanda ,ahli BFO . Kesempatan untuk mengembangkan idee idee berdasarkan pluralisme multikulturalime ( KEPRIBADIAN SENDIRI ) , mengembangkan negara kekeluargaan , persaudaraan , gotong royong , negara kebersamaan dimana tak didapati kemiskinan didalamnya , tak didapati pertikaian abadi didalamnya , berjuang bersama makmur bersama sesuai dengan cita cita Bung Karno .
Sayang terlewatkan .

Kesempatan ini juga dilewatkan , karena hanya   terdesak oleh masalah  arrogansi kalah dan menang .

Bung Karno justru memilih kembali ke NKRI 1950 , kembali ke tata negara sistim barat yang tak disukainya ,  yang dikatakan tak cocok dengan" keperibdian sendiri".UUD RI 1950 dikatakan sebagai terjemahan dari UUD Nederland .  Hal itu barulah disesali dengan meninggalkan UUD NKRI 1950 dan membuat , konsepsi baru kembali keperibaduan sendiri kembali ke  MANIPOL  USDEK .
Melihat kebingunan Bung Karno tentang "kepribadian sendiri " Pak Harto mengambil kemudi negara untuk menempuh jalan yang benar  1967 .  

Meskipun rejim Pak Harto kurang memahami maksud revolusinya Bung Karno yang sebenarnya atau umwertung aller werte  , tetapi peranan Pak Harto justru , sebagai penerus kembalinya "kepribadian sendiri " justru lebih banyak , nyata  dan lebih nampak bekas bekasnya mengingat Pak Harto dapat lebih intens memegang Kejawennya (bagian dari keperbadian sendiri ), Rejim Pak Harto "right or wrong " dapat meninggalkan cagar GBHN dan Eka Prsetya Pancakarsa yang dapat sedikit atau banyak dapat memberikan pencerahan pada "kepribadian kita" mengikut sertakan seluruh potensi rakyat  untuk sadar bernegara ,memanusiakan  semua manusia Indonesia , turut dalam gegap gempitanya pembangunan  dan bagaikan karang yang menantang ombak dilautan dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama .Soekarno adalah penggali Pancasila ,menegakkan identitas bangsa , kepribadian bangsa , Soeharto adalah pelaksana Soekarnoism yang paling hebat . 

Sayang ,yang semula beliau lembut , tak banyak mencari musuh , makin hari kekuasaanya makin bertambah , kemudian mengikuti pendahulunya (Soekarno)   tumbuh arrogansi untuk menjadi ekspansi pemimpin dunia dan ekpansi ke  ke TimTim . 

Tak urung kekuatan negara negara yang lebih maju dengan segala upayanya ,berusaha untuk menghentikan tiap orang nakal dari timur dan itu   sulit dilawan oleh negara negara under develope yang baru merangkak menjadi develope .Ancaman Madeline Allbright Menlu AS yang mengatakan jika Anda ( Indonesia ) tak melepaskan  Tim Tim , kami mempunyai 1000 cara untuk membuat Anda menderita .
Sebetulna salah kita sendiri , didorong ambisi dan arrogansi , kita seperti legan golek momongan mengekpansi " mbedah projo mboyong putri njarah rayah donya brana ,ngelar jajahan  .Atau  mungkin juga tak terlalu salah , wong sikonnya memang mengharuskan harus begitu .    

Banyak orang memuji kepiawian PakHarto memimpin negara dan mengenang keberhasilannya dalam mencapai negara yang tata tentrem kertaraharja ,tetapi tak sedikit juga orang yang   cemburu dan melecehkan kekeliruan beliau ,termasuk yang dapat menambang  keberhasilannya dari situ .

Memang tak sedikit   musang berbulu ayam .Ngapusi ,njlomprongake . Tak apa , nanti kan ada itung itungannya di akhirat . 

Tak sedikit juga yang mengenang jasa jasa beliau . Kejatuhan Pak Harto bukan karena menegakkan "kepribadian sendiri " idee Sukarnoism ,bahkan lebih Soekarnois dari pada Soekarnois dari Soekarno sendiri , tetapi karena memelihara begitu banyak  pembantu yang modernis seperti memelihara musang berbulu ayam yang akhirnya malah seperti kemlandeyan ngajak sempal . Masalah KKN .

Sampai disini cerita "kepribadian sendiri " istirahat dari pakeliran , Ditinggalkan orang memang benar, tetapi belum mati, gagal .    
 
REFORMASI  selamat datang . Reformasi  berkata VINI , VISI ,VIDI tak usah banyak akal aku akan menggulung semua .Komentar yang ini bagaimana .?
Lakon reformasi   ini masih bermain diatas panggung . Meskipun pada awal cerita selalu menampilkan wajah buruk yang  mendebarkan ," kalau " dalam wayang ", tiap lakon  wayang bermain selalu mulai dengan kesulitan kesulitan sang lakon .Apa seperti itu kita ini ?.
Baru  nanti setelah goro- goro, keadaan dapat berubah menjadi 180 derajat , siapa tahu ujug ujug lakonnya mendapatkan wahyu cakraningrat , lalu kebenaran kebenaran yang akan menjadi pemenang  .    



Istilah istilah :

1 ) Pancasila ,
2 ) Kepribadian bangsa sendiri
3 ) Revolusi beneran
4 ) Revolusi belum selesainya Bung Karno
5 ) Umwertung alle werte
6 ) Revolusi totalnya Bung Karno
7 ) Eka Prasetya Panca Karsa
8 ) Tata Tentrem Kerta Raharja , Gemah Ripah    

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar