HARI TANGGAL 1 JUNI 1945

Diposting oleh Asri Bintoro on Sabtu, 01 Juni 2013



Meskipun golongan tua sebagian dan kadang kadang masih suka bersilang selisih pendapat tentang Pancasila saya sebetulnya tak paham apakah sekarang pengetahuan tentang Pancasila masih digeluti ,setidak tidaknya masih menjadi perhatian angkatan muda atau tidak 

Hari tanggal 1 Juni 1945 mestinya merupakan hari penting bagi bangsa Indonesia .  Tanggal 1 Juni ini adalah hari dipidatokannya dasar negara kita Pancasila didepan Panitia Pembentuk Negara  , sehingga disebut hari lahirnya Pancasila .Orang berpendapat 1 Juni sangat penting kita hormati bahkan dianggap setengah keramat , bukankah  1 Juni ini merupakan hari Lahirnya dan awal peristiwa kemerdekaan kita .

Alasan alasan mengapa diatas saya sebut kata "mestinya" , karena kadang kadang peristiwa penting pun dapat     tenggelam atau ditenggelamkan oleh peristiwa yang lain sehingga peranan yang penting tersebut kurang penting dibanding peristiwa yang lain . Itu sangat tergantung dengan pemimpin incubance yang menguasai  dan dikuasai sikon  .
Dimanapun peristiwa lahir "dislameti " ditandai dengan peringatan , atau sedikit selamatan . Tujuannya tentu untuk selamat ,agar semua dapat  berjalan mulus ,langgeng tak ada "sambe kala ".
Tetapi orang sekarang sudah menjadi orang yang super rasional , Yang irrational  tak mendapat tempat lagi .bahkan tanpa mau tahu apa  yang terjadi oleh ulah ini , tak peduli dengan apa yang  mereka hasilkan tetap ngenyek ilmu ilmu yang irrational. Menagapa begitu ?

 Padahal  yang irrasional dunianya lebih luas dari pada yang rasional yang hanya berada didalam tengkorak yang sangat sempit .



Karena itu  kadang kadang hari itu nyaris terlupakan karena bertumpuk tumpuknya masalah lain yang diaggap lebih penting , sehingga perhatian terhadap Lahirnya Pancasila hanya terpampang  dalam kalender saja .

Secara rasional kadang kadang orang berpendapat Pancasila hanya perlu kita hormati sejak 18 Agustus 1945 karena baru sejak tanggal itu Pancasila menjadi  Preambule UUD 45 .

Bahkan  dalam urusan Pancasila yang sama ,lahirnya Pancasila kadang kadang  dianggap kurang penting .Manusia lain justru lebih menonjolkan Pancasila sebagai mengandung kesaktian yang menolong bangsa ini .Lalu diciptakan istilah "Kesaktian Pancasila " , justru dengan disertai ritual ritual yang sangat megah , ketimbang peristiwa Lahirnya Pancasila .


Mungkin yang lain lagi mempunyai anggapan lain lagi , ada Pancasila atau tidak sama aja . Pancasila toh hanya wacana yang kebetulan dapat bertengger dalam UUD negara  , yang penting sandang pangan papan , biar rakyatnya jadi lemu lemu ,sugih duwit  kabeh ,pinter pinter . Nanti kalau semua kaya kaya dan pintar pintar kan negara  adil makmur .

Baiklah memang  Pancasila , pura pura atau tidak sebaiknya diperhatikan ,"buat eneng eneng ", biar rakyat tak marah .        
Pada dasarnya rakyat mung monat manut saja , bahkan umpama  ini umpama ada pemimpin yang vokalis mengatakan Pancasila ? No way .Semua wakil kita juga sendika dawuh saja , meskipun sebelumnya mereka itu  manggala manggala yang jempolan , paling terkemuka .
.
Kelihatannya hanya Pak Amin Rais Ketua MPR yang masih waras dan  punya prinsip , Sebagai mesin reformasi , Ketua MPR yang punya kekuatan "idu geni " beliau tak mau main main dengan Pancasila .Apa ada yang berani menolak  instruksi beliau  kepada rakyat ketika itu ? Tak ada kan ?  Wong beliau  sudah ngregem kasekten  yang bisa gawe  "abang birunya " negara Indonesia, Pasca Pak Harto  . Beliau memang dibawa sikon ,tetapi lalu menguasai sikon .Tetapi beliau masih eling dan tak mau berbuat sakersa kersanya   .
Sekalipun tak jelas Pancasila yang mana , Pancasila harus dipertahankan , karena kita hanya dapat dipersatukan dengan Pancasila.
Maaf jika saya katakan " yang mana " , karena banyak istilah lain yang sangat tergantung sikon .Selain Pancasila , mungkin juga nasionalisme , adil makmur ,bhineka tumgal ika , persatuan , kesatuan dan banyak lagi.

Pancasila mengalir mengapung diatas kali yang tak Pancasilais , mengalir terus entah diperhatikan orang atau tidak .

Apakah Pancasila menurut ajaran Buku buku TUBAPI atau cukup yang dari TAP MPR .
 Followernya berteriak teriak ditepinya , Ini bukan jalan Pancasila .Suaranya ditelan oleh suara kali yang mengalir deras,semua mengalir , tak terbendung .

Sebetulnya yang kurang perhatian kapada Pancasila itu juga kecelik .Pahamnya yang tak Pancasilais ternyata tak menghasilkan buah yang dapat dinikmati semuanya dengan bahagia ,sesuai yang diharapkannya . Justru yang dihasilkan hal hal berlawanan dengan ide Pancasila  .Lalu marah marah .
Jadi sugih malah jadi penyakit negara, jadi pinter malah kongkalikong, pat gulipat ,hukum menjadi maju tak gentar berapa bisa mbayar atau wani piro , disumpah malah nyolongan .
Rakyat kita kok neko neko , angel diatur . Sudah dicarikan sandang papan pangan dan uang nganti njungkir walik  kok orangnya ora lemu lemu , ora sugih sugih malah ming gelutan wae, gegeran wae malah ngundat undat .

Sudah dibebaske dan tak perlu ngapal apal Pancasila tak perlu ritual ritual Pancasila , tak perlu belajar , TAP MPR No. II/MPR 1978 , TAP MPR 11/98 ,TUBAPI ,KLOMPENCAPIR dan disuruh belajar komputer malah njur nguplek uplek nggoleki situs situs internet njur niru sing elek elek .
Padahal itu belum seberapa. Kalau Pancasila menurut penggalinya sendiri , justru harus ada "revolusi belum selesai " umwertung alle werte lebih dulu ,menjebol bangunan lama njur kembali ke  kepribadian sendiri ,Pancasila .

Panjang banget,suwe banget ora leren leren ora ana entekke ? Bikin deg degan terus . Bunyinya juga serem banget  revolusi belum selesai .Itu karena Bapak  yang suka rame rame dengan agitasinya
Sebetulnya tidak .Pendek saja  al. bunyinya begini kalau orang Jawa sudah nJawani ,ora lali Jawane , kalau orang Bali ora lali Baline , orang Batak orang lali Batake dll .Yang Holland denken dan Holland weten wis  entek . Itu sebenarnya  yang boleh disebut "revolusi sudah selesai " kembali ke pribadian sendiri Pancasila . Tetapi karena bunyinya yang serem , menakutkan orang "revolusi belum selesai " kaya sendaren benginging ,kaya bledeg ngampar ampar terus  ya dijawab orang yang tak paham ,  dijawab dengan instruksi " stop revolusi revolusi  sudah selesai sekarang . Diamlah" revolusi belum selesai" . 

Kita kualat ?.Sudah jauh kita berjalan , kualatnya sudah kelewatan .
What next ?
Sekarang semua sudah terjadi ,semua bisa membaca media apa saja .Tak ada yang bisa ditutupi .Ya begitu adanya .Kalau di Kompasiana ada kolom siapa yang menilai ,negara pun akan ada yang menilai .


1 Juni juga dapat kita jadikan milestone sampai dimana dan dimana kita berada atau malah mau kemana lagi .
 
More about HARI TANGGAL 1 JUNI 1945

PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN SENDIRI 5

Diposting oleh Asri Bintoro



Butir butir Pancasila , inti  pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 dihadapan BPU PKI , yang kemudian termuat dalam Pembukaan UUD 45, UUD RIS , UUD NKRI 1950 dan dalam pidato "Penemuan Kembali Revolusi kita Manipol USDEK    , dalam ketetapan MPRS tentang Ekaprsetya Panca Karsa    , selalu disebut sebagai warisan leluhur bangsa yang pluralistis merupakan falsafah ,pandangan   hidup bangsa ,pernah terpendam dalam kalbu rakyat ratusan tahun ,disebut sebagai kpribadian bangsa sendiri   digali atau lahir kembali 1 Juni 1945 .

 Pak Amin Rais ,lokomotif reformasi yang menghentikan laju pemerinth orde baru justru masih dapat menyelamatkan Pancasila  dari  gegap gempitanya badai reformasi  1998 , yang berjalan lebih dahsyat dari "revolusi belum selesinya Bung Karno " , lalu what next ?

Meskipun demikian setelah itu , semangat ber Pancasila , semangat kembali ke kepribadian sendiri ,atau "revolusi belum selesai " bukan hanya mengendor saja bahkan nyaris tak terdengar lagi, hal itu sejalan dengan semangat orde baru sebagai pemanggul sosialisasi Pancasila yang paling bersemangat . 
.Apakah ini tanda tanda 'Generasi Kekinian " yang ada di tanah air sudah merasa cukup puas dengan kehidupan  yang secara nyata dapat dirasakan  dirasakan secara nyata ,  menikmati kehidupan yang lebih baik yang penuh dengan hura hura , berkecukupan materi bahkan glamour kurang jelas.

 Apakah generasi muda masih memerlukan idealisme '?  Namun boleh ditebak jika kita tanyakan apa Pancasila , orang rata rata akan menjawab dengan kata "embuh " .    

 Kalau dalam rejim orde baru rakyat dan penguasa begitu bersemangat dan masih dituntun oleh idealisme ,menegakkan identitas bangsa dengan  mendekatkan dan meningkatkan budaya ber Pancasila antara lain  ,sangat sibuk dengan usaha meningkatkan pemahaman tentang Pancasila dengan   ritual ritual , penataran penataran , bahkan pelestarian serta melegalkan Eka Prasetya Pancakarsa , GBHN dengan tujuan untuk meningkatkan  kualitas dan kuantitas dalam memahami pengamalan dan penghayatannya   ,karena memiliki keyakinan yang menganggap Pancasila warisan leluhur kita sebagai dasar pemikiran dan tuntunan  hidup yang paling pas  bahkan terbukti selalu tampil sebagai penyelamat negara atau teguran kepada  kekuasaan yang menyeleweng dari Pancasila .

Lebih dari itu dalam era ini Pancasila sebagai senjata yang sangat berjasa pada lahirnya Orde Baru yang perlu sangat dihormati , seperti halnya kekuasaan Orde Baru itu sendiri yang perlu ditaati dengan disiplin yang keras  .

 Ada dua kemungkinan mengapa dalam orde baru Pancasila mendapat tempatnya begitu terhormat dalam negara kita ?

Yang pertama Orde Baru berhutang budi pada Pancasila yang telah dapat memberikan jalan dan senjata untuk kelahirannya . Kelahiran Orde Baru adalah karena menyelamatkan Pancasila dari kekuasaan yang ingin menyelewang dari Pancasila , sehingga perlu diganti . Dan penggantinya adalah orde baru .

Yang kedua Pimpinan Orde Baru betul betul ingin  memahami ,menghayati jiwa Pancasila karena yakin betul bahwa Pancasila warisan leluhur yang pluralistis yang semestinya  paling pas unuk kita jadikan tuntunan bangsa    menuju arah yang benar sesuai dengan Pancasila yang lebih jelas .
  
Tak demikian dengan lahirnya   reformasi  .Era reformasi tak mengaitkan  adanya kekuasaan yang harus  sejalan dengan Pancasila , tetapi justru adanya KKN , kriminal yang perlu dihukum . Negara kita adalah negara hukum , karena itu pasal pasal hukum harus ditegakkan .

Itu saja sudah cukup .Karena itu  mungkin dalam Era ini pergerakan bangsa  tak merasa perlu mengaitkan diri dari tuntunan dasar  Pancasila ?.

 Apakah dalam era ini orang masih mengingat atau perlu selalu mengingat pedoman Pancasila . Tak begitu jelas . Meskipun   Pancasila  masih jelas terpampang dalam Preambule UUD 45 dan karena itu masih merupakan induk hukum . Amanat  yang  agar hukum dilaksanakan sesuai dengan perintah induknya ?
 Dan apabila ada penyelewengan hukum dari induknya   perlu ditegur atau tidak ? Siapa yang harus menegur dan siapa yang harus ditegur ?

Meskipun Orde Baru banyak melakukan kekeliruan dan penyelewengan terhadap Pancasila , Reformasi 1998  tak ada maksud maksud kembali ke UUD 45  secara murni dan konsekuen lagi  ,barangkali orang berpikir  lain lagi , tak ada faedahnya memikirkan pembinaan mental seperti itu , jika pada penghujungnya berakhir pada pemakzulan presiden pada rejim orde lama dan pelengseran presiden karena KKN pada era orde baru . Janji sumpah setia kepada idee negara yang note bene diucapkan tiap saat pada ritual ritual  ,tak urung hanya menjadi ucapan omomg kosong saja (asal bibir basah ) , karena dicederai sendiri oleh pemimpinnya  maupun sebagian rakyatnya  yang melupakan janji kepada Pancasila  .  Justru para manggala manggala yang bersumpah setiapun , menyadari sumpah setianya atau tidak , bahkan habis orde barupun , tak lagi peduli . ( Lalu apa sebetulnya yang mereka kerjakan selama itu ). 

Itulah keanehannya  para pemikir pemikir kita yang kita anggap dapat menjadi pemikir yang serius dan yang buah pikirannya kita harapkan akan kita jadikan pedoman hidup dan  yang semula kita harapkan atau kita pandang sebagai pemimpin yang akan  konsisten memanggul bendera sebagai pemikir yang dapat menuntun bangsa ini kepada jalan penyelamatan bangsa dan negara ini , ternyata  telah meninggalkan habibatnya sebagai pemikir yang serious , yang filosofis dan idealistik . Cara cara menempel kekuasaan untuk  numpang hidup dengan cara asbun dan sebagai musang berbulu yang  benar benar cara yang dapat menyesatkan , tetapi itulah cara yang dapat menyelamatkan diri sendiri . Tak mengapa ,  sebagai kemlandeyan ngajak sempal , toh jika pohon itu ambruk kera kera bisa berhamburan meninggalkannya . begitu pepatah Cina .

Lebih jauh ikut ikut mendangkalkan diripun tak mengapa ,wong yang didapatnya  memang tak dalam . Jualan tentu sesuai dengan berapa harga kulaknya .  Akhirnya semua lapangan kehidupan penuh dengan tawar menawar wani piro .

Tak ada pelanggaran terhadap sumpah janji setia ? .
Meskipun negara ini lebih menekankan ketundukannya terhadap hukum ' tak jelas apakah  terhadap sumpah palsu ini   merupakan pelanggaran terhadap pasal pasal pelanggaran sumpah palsu yang perlu diadili  atau tidak.

Cara cara berpikir dengan berat dan serius rupanya tak njamani lagi , karena pandangan orang juga berubah ,sudah emoh bepikir yang berat berat .Buat apa , Wong  dengan pikiran yang ringan ringan saja , yang berhasil bisa hidup berkecukupan dan makmur .Kini berpikir rupanya cukup untuk "kekinian " saja .   . 
Beli barang toh tak perlu  lagi melihat kulitasnya , legal atau tidaknya , melainkan cukup , memandang  penampilannya .  Berpikirpun hendaknya cukup yang  praktis praktis  ,pragmatis dan efisien saja  antara lain  yang perlu untuk  mempersiapkan diri   untuk tampil  di televisi dan media masa  dimana mereka akan memanggung sebagai pengamat sekaligus komidian  yang dapat memancing gelak ,tawa ria dan quick yielding .

Barangkali " orang kekinian "  sudah terjangkit penyakit " jaman edan ,karena ketakutan  yen ora melu ngedan ora keduman (kebagian ) .Mumpung   

Alam berpikir rupanya  sudah terpolusi dengan pola hidup yang rasional , materialistik , praktis ,  pragmatis yang diajarkan oleh pola pola berpikir bangsa barat modern , quick yielding dan prinsip ekonomi  menjadi segalanya .
Diseluruh dunia memang terjadi gejolak yang merata karena Pola berpikir modern dari barat  yang liberal  yang demikian memang sedang  nanjung (berjaya ) dapat menguasai dunia pola berpikir seluruh dunia , tak aneh jika quick yeielding selalu menjadi tujuan utama manusia dimana mana .
Dimana mana manusia berebut untuk memperoleh dan memenuhi kebutuhan materialistik sebesar besarnya yang dianggap dapat memberikan kebahagiaan yang selalu didambakan .
Padahal terbukti kebahagiaan bukan hanya terletak pada banyaknya kekayaan yang ditumpuk saja ,

Amerika yang terkenal dengan tumpukan uangnya , Cina  ,Jepang  ,Korea  , yang mendapat kemajuan luar biasa ,selain berhasil dalam menumpuk keberhasilannya  pasti dituntun oleh idialisme sendiri sendiri .

Justru kita seperti menyiapkan lahan dan sdm .yang selalu siap sebagai pelaksana ide yang bukan "kepribadian sendiri "        
Hanya tinggal sedikit para pemikir pemikir yang serius dan konsisten yang bertahan untuk memikirkan keselamatan bangsa dan negara yang dianggap akan menuntunnya kepada tujuan adil makmur , aman damai , sejahteran material dan spiriritual (tata tentrem karto raharjo ) .

Golongan ini dianggap golongan yang tak njamani , tak bisa berpikir rasional , praktis dan prakmatis . 
Tampaknya peperangan antara pola pola berpikir dari barat dan "tujuan kembali pada keribadian sendiri" selalu mempunyai pendukung yang kuat , perbedaan pendapat itu akan bersifat abadi dan terus berjalan .

Hanya sayang figur Bung Karno justru sangat kuat , dibanding dengan ajaran yang diberikan . Sehingga ketika beliau surut , ajarannya juga makin jauh dari ingatan orang orang . ( Art longa vita brevis .)

Jika sekarang pola berpikir barat seperti itu menjadi nanjung ( berjaya ) sesungguhnya itu bukan hal yang mustahil , bukanlah mereka juga memang sudah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan kemungkinan adanya pola berpikr lain yang ingin menghalang halanginya  ? Jauh jauh hari , dari sejak penjajahan menapakkan kakinya di bumi ini , sudah mulai dengan pendidikan kadernya untuk menjadi pemanggul idee idee nya . Dari pendidikan tingkat terendah sampai tertinggi yang meliputi segala disiplin ilmu , semuanya mendapat tugas menciptakan pendukung yang setia yang akan dipergunakan sebagai pendukungnya   .Terbukti lagi sepandai pandainya orang kita , akan selalu dapat dilindas pikiran barat yang memang lebih matang .
Tak mungkin pikiran barat (pendidikan  barat  akan memberikan senjata kepada orang lain yang akan dapat membunuh diri (barat) sendiri .

Hanya orang yang tak berpikir prakis pragmatis seperti tersebut diatas yang masih berpikir untuk maju yang sebenarnya maju . Yang benar memang  kita harus belajar sendiri dari wisdom wisdom kepribadian sendiri .
 Barangkali perlu diingat apapun idee barat adalah suatu upaya " how to maintain and extenct " his hegemony and supremacy  over us bangsa bekas jajahannya .

Yang aneh lagi,  Bung Karno yang terdidik sebagai pemanggul ilmu barat karena sejak kecil memang selalu bergelimang dengan pendidikan dan selalu berpergaulan barat ,menjadi kutu buku barat dan    yang sebenarnya terdidik dan harus menjadi kader   untuk memperbanyak kader melaksanakan idee kolonialisme dan imperialisme ,dan sangat jarang terdengar beliau nguplek uplek buku Jawa kuno maupun baru , kok nyolong petek ,    justru sendirian (tanpa rowang ) meloncat  dari keranjang kader barat terjun ke dunia yang bukan dipersiapkan untuk dirinya bahkan siap berseberangan dengan mereka yaitu dengan mencanangkan "kembali kekepribadian sendiri  ".     
Ini suatu kejadian yang tak pernah terpikirkan , mengapa Bung Karno begitu tiba tiba berubah dari seorang modernis sejati ( menurut ukuran waktu itu ) , lalu siap menjadi pembela kaum marhaen dan akhirnya malah membidani Pancasila , menggali warisan leluhur yang sudah terpendam ratusan tahun dalam masa penjajahan .

Pak Taufik Kemas , Ketua MPR periode reformasi mencoba , mengingatkan
mengapa kita tak mengingat ingat lagi "Pilar pilar Bangsa dan negara lagi " yang sumbernya adalah kepribadian sendiri . Sebetulnya beliau sudah sepuh , lelah bersuara dan bergaya vokal  , barangkali juga hanya ingin berdamai damai saja dengan siapapun , meskipun dengan orang yang tak jujur sekalipun .Kerena itu   suara beliau hanya mengingatkan saja .

Sekali lagi , sayang figur Bung Karno justru lebih kuat dari pikiran pikiran yang diajarkannya , sehingga ketika beliau surut , ajarannya semakin jauh dan sulit diikutinya , bukan apa apa hanya karena memang semua itu masih  disampaikan secara  belum jelas , pengikut setianyapun  masih harus meraba raba untuk memahami maksud beliau yang sebenarnya .
Meskipun beliau lama berjuang dengan landasan marhaenisme yang bertujuan membebaskan bangsanya dari belenggu imperialisme dan kolonialisme Belanda , mengangkat derajat bangsanya yang terhina  , barulah tiba tiba pada tanggal 6 Juni 1945 mengakselerasi ideenya , beliau secara jelas menyatakan keinginnanya " kembali menggali kepribadian sendiri " untuk dijadikan tuntunan  hidup bangsa Indonesia yang paling cocok . 

Dari mana beliau mendapatkan inspirasi bahwa " kepribadian sendiri  " adalah falafah bangsa dan pandangan hidup bangsa yang paling cocok dengan kepribadian kita , wong selama hidupnya cuma diisi oleh kesempatan memperdalam ilmu barat , dilanjutkan sibuk berkolaborasi dengan pemerintah Jepang ?
 Mungkinkah lahirnya  "kebribadian sendiri " terjadi pada waktu yang kurang tepat ? " Kepribadian sendiri "   dicanangkan ketika  kita mulai dengan peperangan melawan penjajah secara phisik dan kultural  , juga karena musuh juga tak tinggal diam dalam menerobos celah celah yang dapat dimasukinya , dan agen agen terdidik memang telah dipersiapkan dengan matang untuk mengantisipasi sesuatu yang baru , yang tak lazim pada masanya. Sebenarnya apa yang disebut kepribadian sendiri yang ada adalah kepribadian sendiri yang compang camping .Banyak hal yang tak sesuai dengan amanat bidan kelahirannya .Tampaknya Bung Karno juga kurang peduli secara detail ,mengingat waktu untuk merdeka makuin mendekat .Persiapanpun diselesaikan dan diakhiri , tentu dengan catatan kelak dapat diperbaiki sedikit demi sedikit .        

Kini Pancasila sudah merupakan kata kata yang tak asing lagi , setelah membaca Lahirnya Pancasila maupun ketetapan Ketetapan MPR , baik orde lama maupun orde baru bersama seluruh rakyat kita siap bersatu untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila .Indoktrinasi maupun penataran penataran dilaksanakan dengan gencar  . Bolehlah kritik dan pelecehan berjalan terus untuk mendiskriditkan Pancasila dan pengembangannya , tetapi Pancasila yang sudah tertanam dalam hati sebagian rakyat tampaknya sudah menyatu dan tak tergoyahkan , meskipun sesungguhnya apa yang disebutkan sebagai "kepribadian sendiri "juga belum trawaca benar .

Karena itu  sesungguhnya kita tak boleh berhenti untuk membicarakan dan mengulik  Pancasila ,masih banyak pekerjaan untuk mengetahui Pancasila yang disebutkan sebagai " kepribadian sendiri ", lebih lebih jika kemudian dimaksudkan untuk diamalkan .

Tujuannya  ialah untuk selalu mengidupkan idee Pancasila dalam kehidupan nyata bangsa,  untuk meneliti sejauh mana  kebenaran kepribadian sendiri untuk mengetahui keperibadian sendiri secara benar , untuk memberitahukan kepada kalangan luas tentang kebenaran itu untuk meyakinkan kebenaran  yang kita pertahankan  , untuk memberikan kemanfaatan nyata dalam kehidupan dan pergaulan .

Biarlah eupora reformasi tak selesai selesai ,seperti halnya revolusinya Bung Karno yang juga tak pernah selesai . Hanya revolusinya Bung Karno mempunyai tujuan yang jelas eine umwertung alle werte , sedang jalannya reformasi sudah kebablasan .

Reformasi yang menjurus ke liberalisme mendapat kemenangan . Kini " budaya kekinian " sudah berhasil melahirkan "generasi kekinian "  yang cukup berpikir untuk hari ini   atau hanya mementingkan keperluan hari ini . Dan gejala ini , sedang mewabah .

Namun suatu hari , yang dikatakan kebablasan itu atau tak peduli masa lalu atau masa yang akan datang atau   jika orang sudah jenuh dengan
hura hura apalagi jika sudah timbul dampak dampaknya dan babak belur  karena  imbas "kekinian " , semua akan kembali ke "kepribadiannya sendiri ",  yang memang sesuai dengan keadaan sendiri .

Ketika orang diluar sana sedang berpesta dengan modernisme dan kekiniannya , penulis tepaksa memurukkan diri untuk mensiasati kepribadian sendiri yang dikatakan belum jelas  sutu ilmu yang kurang bersesuaian dengan laju jaman , namun sesuai dengan  komitmennya bahwa itulah yang paling cocok dengan kepribadian kita yang perlu digali kembali untuk kita bersihkan, kaji kembali ,amalkan dan hayati dengan harapan kita nanti akan mempunyai landasan yang pas.
Bisa diduga Bung Karno  mengakselerasi idee idee marhaenismenya karena melihat , memahami kenyatan yang beliau peroleh dari contoh contoh orang Jepang selama beliau berkolaborasi dengan Jepang .

Apapun latar belakangnya , kenyataan bahwa orang Jepang datang dan mengusir penjajahan dari kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia yang memang lama mendambakan kemerdekaan .

Diantara orang orang Asia ,Orang Jepanglah yang berani berspekulasi mengusir penjajahan orang barat dari dunia timur .

Orang Jepang memenangkan perang ketika mengalahkan Rusia 1906 . Ternyata orang Jepang adalah orang timur (Asia )  bukan bangsa tempe yang dipandang rendah oleh dunia barat .

Mengapa Jepang menjadi bangsa besar dan kuat ?

Karena orang Jepang sangat menghormati tradisi , budaya dan ajaran ajaran dan leluhurnya yang merupakan "kepribadian bangsa Jepang " .
Bung Karno adalah kolaborator Jepang yang patuh, justru beliau mengikuti jejek bangsa Jepang untuk mengagungkan kepribadian sendiri , keopribadian bangsa Indonesia .
Ketika Bung Karno mencanangkan "revolusi belum selesai" yaitu revolusi total atau revolusi pancamuka atau revolusi lanjutan sesudah revolusi  merebut kemerdekaan , sesungguhnya Jepanglah yang telah memulai
" revolusi belum selesainya Bung Karno ' dengan memulai umwertung aller werte .Revolusi kebudayaan .Namung harus dibedakan arti revolusi kebudayaan disini dengan apa yang terjadi di Tiongkok . Revolusi kebudayaan disini yang disebut revolusi belum selesai , hanya tampak seru karena yang menjadi juru penerangnya seorang Bung Karno yang selalu berbicara secara menggeledek .Reject yesterday , pull down yesterday , built tomorow , campakkan yang kemarin bangun hari esok .Ever onward , no retreat .
Dan sebetulnya kadarnya bukan revolusi tetapi evolusi , hanya karena harus berjalan dengan cepat dan tuntas mengandung dinamika yang tinggi .
Sesugguhnya maksud tujuannya cuma ajakan pakailah kebiasaan kita sendiri , tak usah neko neko , memakai , meniru , mengagumi , mengagul agulkan budaya barat .    

Jepanlah sesungguhnya yang memelopori atau memberi contoh contoh kepada Bung Karno untuk umwertung aller werte . Misalnya perbuatan orang Jepang di Indonesia nyata , merombak buku berbahasa barat diganti dengan berbahasa Indonesia . Mengubah  perasaan memakai bahasa barat lebih unggul dari bahasa timur .Mengganti  istilah istilah ketata negaraan , bidang bidang lain yang semula berbahasa barat dengan bahasa Indonesia atau timur yang lain (Jepang ) Mengganti nilai nilai unggul untuk budaya barat ,mengganti dengan mengunggulkan budaya timur . Bung Karno menambahi , musik jangan yang ngak ngik ngok . Nama orang jangan kebarat baratan misalnya pakai  nama cukup Wijaya atau yang ada bahasa Indonesianya  . Nani Wijaya Mike Wijaya ,

Barangkali yang semacam ini yang dimaksud dengan eine umwertung aller werte .

Bung Karno tentu saja ingat bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa tempe , tetapi mempunyai sejarah kebesarannya dengan kepribadiannya . " Kepribadian sendiri " inilah yang akan ditegakkan kembali , karena  kepribadian sendiri inilah yang dapat membawa Indonesia kembali pada kejayaannya .
         

BUDAYA WARISAN LELUHUR


Lalu apa sebetulnya kepribadian sendiri yang disebut sebagai inti sarinya budaya nusantara yang pluralis dan multikulturalis . Untuk mengetahui latar belakang dari Budaya Pancasila itu tentulah diperlukan pengetahuan yang  sangat lengkap dari budaya budaya nusantara ini .

Bukan pekerjaan yang mudah melaksanakannya .

Yang pertama ialah karena terlalu banyaknya khasanah khasanah budaya yang perlu dikenalinya lebih dahulu .Khasanah budaya dari Sabang sampai Meurauke dari tahun permulaan adanya kerajaan dan kebudayaan  di nusantara sampai datangnya penjajahan (karena budaya ini tersimpan dalam kalbu rakyat selama adanya penjajahan ). 

Yang kedua ialah adakah orang yang berminat untuk berkubang dalam khasanah budaya yang telah dianggap terbelakang . Sementara semua orang begerak maju untuk mencapai kekayaan material sebanyak banyaknya  dan dengan cepat .
Sebagaimana halnya Bung Karno Sang Penggagas" Kembalinya Kepribadian Sendiri " juga tidak sepenuhnya mengerti tentang seluruh kepribadian sendiri , justru menurut riwayat beliau hanya mengenal keperibadian sendiri bahkan hanya karena waktu kecil terdidik dalam keluarga Jawa yang berunggah ungguh dan suka nonton wayang , yaitu hanya sesaat sebelum masuk dalam pendidikan dan pergaulan secara Eropa.

 Pengalaman yang secuil itu ternyata dapat menjadi pematik yang menggerakkan motor idealisme yang besar untuk membangun kepribadian sendiri kembali .Budaya budaya kita yang pluralis dan multikulturalistis dapat dikatakan hampir sama atau sama .
Misalnya gambaran mengenai watak orang dalam peribahasa "Beriak Tanda tak dalam .Tong kosong berbunyi nyaring . Kakehan gludug kurang udan ." Cara menghargai alam , cara cara menghargai yang gaib gaib , kebiasaan , tradisi, busana , boga , griya  semua boleh dikata mempunyai persamaan.
Ada yang disebut dawuhan nan tilu , adat ninik mamak , budaya Jawa yang adi luhung , pela gadong , yamg semua itu baru akan  dapat tampak nyata jika ada kesempatan berkembang atau jika pemiliknya diberi kesempatan apa lagi dukungan .
Semua persamaan ini yang direkam menjadi satu guidance untuk mengetahui lebih jauh . Direkam yang penting sambil memperdalam untuk mengambil hikmah hikmahnya .Karena  Kepribadian sendiri juga tak seluruhya patut ditulada , namun karena kita sudah terobsesi dan berasumsi budaya keperibadian sendiri itu baik ,baiklah kita seleksi . Yang kita tonjolkan yang baik baik saja .

Misalnya gotong royong , samad sinamadan , tepo sliro , silih asah ,silih asih , silih asuh aja dumeh . Yang penuh kekejaman , sadisme dan korup kita lupakan . 

Wayang adalah salah satu bentuk budaya yang paling lengkap dapat dibaca sebagai gudang pengetahuan tentang kepribadian sendiri . Kalaulah boleh dikemukakan maka wayang patut dijadikan bahan guidance untuk mengetahui budaya kepribadian sendiri .
 Sekalipun wayang adalah budaya yang berasal dari India (Mahabarata dan Ramayana ) dan wayang berbau Jawa serta Hinduism , namun dalam kurun waktu yang sekian lama , tentu tidak murni lagi , melainkan menjadi wayang baru yang sesuai dengan sikon di negara ini . Wayang terdapat dimana mana diseluruh pelosok negeri ini , sehingga dapat dipandang sebagai budaya nasional yang ada dimana mana dimengerti oleh orang mana mana  disukai  oleh rakyat dimana mana  .
Wayang ada di Jawa Timur , Jawa Tengah ,Jokayakarta, Solo , Jawa Barat , Sumatra , Kalimantan Sulawesi , Bali , Betawi .Wayang dapat digali untuk dijadikan tempat bertanya tentang masa lalu kita " how we maintain our life , individual or in social."

 Wayang adalah jenis seni budaya hiburan tetapi memiliki muatan muatan pendidikan , falsafah  , ajaran hidup memuat konsep konsep kenegaraan , ilmu sosial budaya bahkan ekonomi .

Hanya perlu diingatkan  setiap waktu bahwa mempelajari budaya "kepribadian sendiri " tidak pernah sejalan dengan moderninasi , karena memang pangkal tolak , landasan landasannya tidak sama dan arah tujuan akhirnya tak sama . Hanya dapatkah tujuan tata tentrem gemah ripah kerto raharjo yang sarat dengan maksud maksud kebersamaan persaudaraan  dapat diterima oleh dunia baru yang materialistis, liberal , individual ?

Sesuai pula dengan dengan kepekaan Bung Karno untuk menyerap maksud kepribadian sendiri , maka tidak akan keliru jika kita  menetapkan wayang sebagai guidance untuk menembus kegelapan kepribadian sendiri dan medapatkan rahasia , hikmah hikmah dari sana .Wayang adalah gudang ilmu, perguruan tinggi, tinggi sekali  bagi yang mengerti, tetapi hanya mainan tak ada artinga bagi anak kecil dan orang edan .  Terutama sangat penting untuk membentengi kepribadian sendiri yang perlu disuburkan lagi .
Apakah Ketetapan MPR tentang Eka Prasetya Panckarya telah didasarkan pada budaya wayang .Kurang jelas apakah Panitia Pembentuknya pernah berhubungan dengan para dalang sebagai ahli wayang . Yang jelas inti inti wayang banyak melekat pada Pancasila (Eka Prasetya Pancakarya ).    
Disini ditampakkan idealisme wayang tentang negara , pemimpin pemimpin bangsa , manusia dan yang lainnya , kiranya dapat dijadikn bahan renungan .

JANTURAN JEJER NAGARI NGASTINA


Suh Rep. Data pitana . Anenggih negeri pundi kang ka-eka adidasa purwa.
Eka sawiji , adi linuwih , dasa sepuluh , purwa wiwitan .Sanajan katah titahing dewa ingkang kasongan ing angkasa sinangga pratiwi lan kinapit ing samodra  , katah ingkang anggana raras nanging datan kadi  nagari  Ngastina inggih negari liman benawi .Mila kinaryo bebuka , ngupayaa nagaristu datan antuk sedasa , sanajang sewu tan jankep sedasa kadi negari Ngastina .Dasar negari panjang  punjung pasir awukir tta tentrem gemah ripah loh jinawi kerta raharjo .
Panjang dawa pocapane , punjung duwuwur kawibawane , pasir samodra wukiir gunung , dene negari ngungkuraken pareden , nengenaken pasabinan
ngeringken pategilan , ngayunaken pabandaran ageng .Loh tulus kan sarwi katanem , jinawi murah kang sarwa tinumbas .Gemah , lampahing nangkoda siang ratri datan ana pedote .labet datan woten sangsayaning margi .Aripah jalma manca kang sami bebara , jejel pipit aben cukit tepung taritis , papan wiyar ketingal rupak saking harjaning negari.
 Ingon ingon kebo sapi tuwin bebek  iwen tan ana cinancangan , yen rina pada aglar ing pangonan ; yen sore pada mulih kandange dewe dewe .
Para mantri bupati apanekare sami wicaksana ,limpading kawruh , tansah ambudi raharjaning praja . Sanajan para nara kisma padatentrem atine munkul pangolahe tetanen .Dasar negari gede obore padang jagade duwur kukuse adoh kuncarane . Bebasan ingkang celak manglung igkang tebih tumiyung .Boten ing tanah Jawi kemawon kang sami nungkul ,sanajang ing tanah sabrang kathahpara raja ingkang sami sumawita tan karana ginebaging ajurit , mung karana kayuyung poyaning kautaman sami atur putri minangka panungkul .Ing saben rikala mangsa , sami asok bolu bekti glondong pangareng areng , peni peni raja peni ,guru bakal guru dadi ."  
Versi ceritera wayang di tempat lain yang bukan dari Jawa kurang lebih demikian karena hampir semuanya berasal dari kitab dan perguruan  sama  dengan berlandaskan pakem yang sama . Yang keluar pakem bukan Wayang yang dapat dijadikan pedoman .

Jika penulis tak keliru maka cita cita yang digambarkan oleh ceritera wayang (timur ) itu (kepribadian sendiri ) yang akan dihadirkan menjadi tuan di bumi nusantara ini dengan pull down yesterday (masa masa orang barat berkuasa kolonialis imperialisme ) , dengan urutan revolusi total (versi Bung Karno ) umwertung alle werte , menegakkan nilai nilai baru (lama yang berdasarkan kepribadian sendiri ) . Sangat panjang dan panjang sekali . Bahkan mungkin bergenerasi  .Penulis lebih terkesimak lagi jika sadar  cita cita Bung Karno yang ingin mengadakan "revolusi total "adalah  merubah segalanya dari yang semula berasal dari barat menjadikan yang berasal dari timur "kepribadian sendiri " menjadai tuan di bumi sendiri.

 Mungkinkah ?

Tampaknya  agak sulit sekalipun beliau mempunyai kharisma terlampau besar dan selalu dimenangkan , bahkan mendekati kekuasaan yang absolute .Tak adakah orang yng berani mengerem cita cita beliau itu sedari semula ? Barangkali memang tak ada , kecuali takut dengan kekuasannya juga kurang dimengertinya tujuannya .(Revolusi menurut pengertian umum adalah revolusi berdarah darah seperti terjadi ditempat lain , tetapi revolusinya Bung Karno revolusi sekedar "membumikan kepribadian sendiri di bumi sendiri Yang sebenarnya harus evolusi , memerlukan waktu bergenerasi .
Bung Karno mengira  memaksakan revolusinya dapat semudah memaksakan kehendak  seperti beliau memaksakan  Indonesia Merdeka Sekarang .

Masalahnya karena hampir tak ada ketenangan tersisa untuk mengatur perjalanan kembali ke kepribadian kita .
Tak jelasnya apa yang dimaksud keperibadian kita ,tak jelasnya bekal bagi  kader kadernya  justru yang akan kita jadikan pedoman .

Kalau disini disebut ada kegagalan Bung Karno sebenarnya tidak terlalu salah , yang sebenarnya Bung Karno harus mempersiapkan "revolusi belum selesainya  sejak lama (awal ) bahkan sejak menginjakkan kakinya dalam dunia politik   , ternyata Bung Karno menyambung revolusinya pada akhir kekuatannya dengan memperpanjang revolusi phisiknya  menjadi revolusi belum selesai .Namun itupun bukan kekeliruan yang berarti , melainkan urutannya demikian .Hal ini yang kurang dipahami oleh pengikut pengikutnya .
Selain itu karena penjelasan penjelasan tentang " kepribadian sendiri "yang tulen berasal dari timur ( bumi sendiri ) selalu dibeberkan dalam gaya modern    dengan bahasa modern  , susah dimengerti maka idee beliau tak nyambung dengan pengikut pengikutnya. Kenyataannya semua itu putus ditengah jalan .
Kalau saja  beliau mengatakan dalam bahasa sederhana saja "Wong Jawa mbok pada nJawani aja lali karo Jawane , wong Sumatra jadilah orang Sumatra yang memanggul ke Sumatraannya , Yang tinggal di Sulawesi , Kalaimantan , Bali , Papua, Maluku dll mbok jangan meninggalkan adat adatnya .Junjunglah adat adat setempat yang akhir nya seluruh masyarakat plural itu menjadi pemanggul  kepribadian sendiri dalam ikatan satu negara .

Sebetulnya terlalu nggege mangsa . Mungkin beliau berkeyakinan, semua harus terlaksana selagi beliau masih hidup ? Betulkah ?

Mungkin juga tak terlalu benar . Bung Karno sebagai orang modernis yang dinamis   juga bukan tidak pernah tidak bersetuju dengan budaya Jawa sebagai bagian " kepribadian sendiri " . Budaya Jawa yang serba lambat dan mengagung agungkan aristokrasi , banyaknya strata sosial , banyaknya  pemerasan tenaga ,explotason de l'home par l'home , penghancuran  harga diri dari golongan rakyat yang tak berdaya oleh penguasa golongan atas (ningrat dan wakil wakil penjajah ) .Hanya mungkin masalah ini hanya sebagai penyimpangan aliran besar yang tak perlu dirisaukan benar . Bukan masalah pokok dan akan dapat dihapus dengan tak terlau sulit .

Namun hal demikian (penindasan oleh aristokrat dan penjajah ) juga sebagai hal yang menakutkan Bung Karno , karena fakta fakta sejarah mengatakan bahwa kehancuran bangsa bangsa di nusantara ini juga dipicu oleh kerja sama raja raja (aristokrasi ) dengan penjajah , meskipun tak karang yang melawan penjajah dengan begitu sengit .   

Trauma terhadap masalah ini , barangkali Bung Karno cepat cepat keluar dari lingkaran RIS yang justru memberi kedudukan tertinggi kepada beliau . 
Padahal RIS merupakan godogan yang paling matang , lahan yang paling pas untuk berkembangnya dan mengembangkan "kepribadian kita "  ,kesempatan emas untuk mengembangkan kepribadian sendiri . Lahan yang terdiri dari bagian negara negara yang  memang pluralis yang telah lengkap , hasil karya kaum pemjajah yang semula dimaksud untuk  mempekokoh kekuasaan penjajah  mengembangkan "kepribadian sendiri" untuk kepentingan memperkokoh kekuasaan penjajah  , justru melalui research dan studi yang lama  telah lengkap berserta prasarana yang sesuai dengan sikon .Dirancang dengan cermat oleh para ahlinya bahkan masih ditambah ahli ahli  dari luar negara yang bersengkta . , ahli Belanda ,ahli BFO . Kesempatan untuk mengembangkan idee idee berdasarkan pluralisme multikulturalime ( KEPRIBADIAN SENDIRI ) , mengembangkan negara kekeluargaan , persaudaraan , gotong royong , negara kebersamaan dimana tak didapati kemiskinan didalamnya , tak didapati pertikaian abadi didalamnya , berjuang bersama makmur bersama sesuai dengan cita cita Bung Karno .
Sayang terlewatkan .

Kesempatan ini juga dilewatkan , karena hanya   terdesak oleh masalah  arrogansi kalah dan menang .

Bung Karno justru memilih kembali ke NKRI 1950 , kembali ke tata negara sistim barat yang tak disukainya ,  yang dikatakan tak cocok dengan" keperibdian sendiri".UUD RI 1950 dikatakan sebagai terjemahan dari UUD Nederland .  Hal itu barulah disesali dengan meninggalkan UUD NKRI 1950 dan membuat , konsepsi baru kembali keperibaduan sendiri kembali ke  MANIPOL  USDEK .
Melihat kebingunan Bung Karno tentang "kepribadian sendiri " Pak Harto mengambil kemudi negara untuk menempuh jalan yang benar  1967 .  

Meskipun rejim Pak Harto kurang memahami maksud revolusinya Bung Karno yang sebenarnya atau umwertung aller werte  , tetapi peranan Pak Harto justru , sebagai penerus kembalinya "kepribadian sendiri " justru lebih banyak , nyata  dan lebih nampak bekas bekasnya mengingat Pak Harto dapat lebih intens memegang Kejawennya (bagian dari keperbadian sendiri ), Rejim Pak Harto "right or wrong " dapat meninggalkan cagar GBHN dan Eka Prsetya Pancakarsa yang dapat sedikit atau banyak dapat memberikan pencerahan pada "kepribadian kita" mengikut sertakan seluruh potensi rakyat  untuk sadar bernegara ,memanusiakan  semua manusia Indonesia , turut dalam gegap gempitanya pembangunan  dan bagaikan karang yang menantang ombak dilautan dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama .Soekarno adalah penggali Pancasila ,menegakkan identitas bangsa , kepribadian bangsa , Soeharto adalah pelaksana Soekarnoism yang paling hebat . 

Sayang ,yang semula beliau lembut , tak banyak mencari musuh , makin hari kekuasaanya makin bertambah , kemudian mengikuti pendahulunya (Soekarno)   tumbuh arrogansi untuk menjadi ekspansi pemimpin dunia dan ekpansi ke  ke TimTim . 

Tak urung kekuatan negara negara yang lebih maju dengan segala upayanya ,berusaha untuk menghentikan tiap orang nakal dari timur dan itu   sulit dilawan oleh negara negara under develope yang baru merangkak menjadi develope .Ancaman Madeline Allbright Menlu AS yang mengatakan jika Anda ( Indonesia ) tak melepaskan  Tim Tim , kami mempunyai 1000 cara untuk membuat Anda menderita .
Sebetulna salah kita sendiri , didorong ambisi dan arrogansi , kita seperti legan golek momongan mengekpansi " mbedah projo mboyong putri njarah rayah donya brana ,ngelar jajahan  .Atau  mungkin juga tak terlalu salah , wong sikonnya memang mengharuskan harus begitu .    

Banyak orang memuji kepiawian PakHarto memimpin negara dan mengenang keberhasilannya dalam mencapai negara yang tata tentrem kertaraharja ,tetapi tak sedikit juga orang yang   cemburu dan melecehkan kekeliruan beliau ,termasuk yang dapat menambang  keberhasilannya dari situ .

Memang tak sedikit   musang berbulu ayam .Ngapusi ,njlomprongake . Tak apa , nanti kan ada itung itungannya di akhirat . 

Tak sedikit juga yang mengenang jasa jasa beliau . Kejatuhan Pak Harto bukan karena menegakkan "kepribadian sendiri " idee Sukarnoism ,bahkan lebih Soekarnois dari pada Soekarnois dari Soekarno sendiri , tetapi karena memelihara begitu banyak  pembantu yang modernis seperti memelihara musang berbulu ayam yang akhirnya malah seperti kemlandeyan ngajak sempal . Masalah KKN .

Sampai disini cerita "kepribadian sendiri " istirahat dari pakeliran , Ditinggalkan orang memang benar, tetapi belum mati, gagal .    
 
REFORMASI  selamat datang . Reformasi  berkata VINI , VISI ,VIDI tak usah banyak akal aku akan menggulung semua .Komentar yang ini bagaimana .?
Lakon reformasi   ini masih bermain diatas panggung . Meskipun pada awal cerita selalu menampilkan wajah buruk yang  mendebarkan ," kalau " dalam wayang ", tiap lakon  wayang bermain selalu mulai dengan kesulitan kesulitan sang lakon .Apa seperti itu kita ini ?.
Baru  nanti setelah goro- goro, keadaan dapat berubah menjadi 180 derajat , siapa tahu ujug ujug lakonnya mendapatkan wahyu cakraningrat , lalu kebenaran kebenaran yang akan menjadi pemenang  .    



Istilah istilah :

1 ) Pancasila ,
2 ) Kepribadian bangsa sendiri
3 ) Revolusi beneran
4 ) Revolusi belum selesainya Bung Karno
5 ) Umwertung alle werte
6 ) Revolusi totalnya Bung Karno
7 ) Eka Prasetya Panca Karsa
8 ) Tata Tentrem Kerta Raharja , Gemah Ripah    
More aboutPANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN SENDIRI 5

budaya cina untuk pak king hiang

Diposting oleh Asri Bintoro on Kamis, 09 Mei 2013

Pak   King Hiang yang saya hormati ,

 ( Dalam budaya Tionghoa @ yahoogroup com Chinese Culture and Its history in Indonesia )

Terima kasih atas perhatian anda membawa tulisan saya " Apa Kata Hati Orang Pribumi dan Apa Kata Hati Orang Non Pribumi (Cina ) yang dalam bahasa Mandarinnya kira kira Siem Siang Sheme ."

Saya tak mau mengajak perang  kok .Jusru maksud saya kan ngobori ceruk ceruk yang gelap , yang sering menjadi sebab perang . Maksudnya biar tak ada salah mengerti.misunderstanding ,misconduct,miss attitude  ,misbehavior. Maksudnya  menghindari perang kan ?

Masaksih ngajak cari yang baik baik  , kok banyak yang nggak suka .

Cuma ada hal hal yang membuat saya gelisah , yaitu pertama orang mengira bahwa topik yang saya angkat akan banyak diminati orang , sehingga saya akan menerima buanyak sekali  royalti. Begitu juga tadinya  pikiran saya kok . Nyatanya tidak .Tulisan saya direturn dari toko hampir dalam keadaan utuh /lengkap dan banyak perusahaan rugi gara gara tulisan saya . Pertanyaannya apa iya orang memang tak suka pada upaya upaya menjauhi perang ?       

Biarlah itu tak apa , itung itung pengorbanan saya ikut memikirkan masyarakat .Meskipun hadiahnya malah dimaki masyarakat . Suatu pemikiran dan pengorbanan  yang tak praktis dan pragmatis dan quick yielding yang sudah banyak ditinggal orang .?

Hanya ada keyakinan saya , bila sekarang orang lagi sibuk dengan kekiniannya , suatu saat bila orang sudah bosan dengan kekiniannya ,apa lagi sudah mengalami babak belur karena kekiniannya itu ,  tentu kelak akan mencari hal hal yang tak bikin orang kebingungan dan kemrungsung , dan mencari hal hal yang bikin lebih tenang .
 Saya hanya bersukur saja  bila tulisan saya sudah ada yang tersimpan di  Bibliography yang lebih mapan  diluar sana  ,jadi saya   tak perlu kuwatir ,karena tak  akan hilang seperti abu diatas tunggul  ,

 Terus terang saya sebetulnya orang  dari abad lalu atau yang bukan dari abad iptek , maaf jika saya tergolong gaptek .Kalau sekarang bertemu dengan generasi masa kini tentu boleh dikata kurang dapat nyambung .    

Orang sekarang tak mau baca dengan tenang , itu tak mengapa tak apa wong memang jamane memang lagi sibuk berebut , ya nanti generasi berikutnya yang akan memmbaca .  LIPPI menanyakan kapan buku saya jilid 2 terbit ? Saya jawab , sudah siap , tetapi nanti saja , kalau orang sudah siap menbaca buku seperti buku saya itu .    

Mula mula yang saya harap tanggapn dari Pak Hembing sendiri, tetapi semua tahu to , Pak Hembing meninggalkan kita semua lebih dulu , kita doakan arwahnya dapat berada pada tempat yang baik .
Saya sendiri kurang mengerti , mengapa pikiran saya kok tergerak untuk menulis yang kuno kuno , soal non pribumi lagi , padahal saya tahu yang kuno kuno itu   memang  tak njamani , malah  kadang kadang sulit dimengerti orang kini , malah dibenci .Tetapi  saya punya keyakinan  , jika ada yang benci tentu ada yang suka .  Alasan sendiri mengapa saya menulis yang tak disukai orang dan  tak njamani ini(orang mnyerbu modernisasi dan berada dalam modernisasi justru saya setback menengok kebelakang terus ) . Apakah alasan  saya suka yang kuno kuno itu "panggilan " ?
Atau hanya   karena saya suka dan mengajak orang suka mengenali dan menikmati yang kuno kuno ,  karena disitu tersimpan wisdom wisdom kuno  yang saya anggap baik untuk meredakan siapapun yang ngajak " perang ".Dalam wisdom modern yang semacam itu tak ada . Sesuai dengan prinsipnya kan hanya " harus mencari keuntungan sebesar besarnya dengan modal sekecil kecilnya  ?.

Apa semua  wisdom wisdom kuno betul, baik dan  tak mengajak perang  .?
 Tidak juga .Tetapi jika tujuan kita baik , kita bisa memilih wisdom  yang  baik baik   .Terus terang kadang kadang
saya juga bingung sendiri dan frustasi , Kok saya malah  berdiri dibelakang dan membela  yang kuno kuno sementara jamannya berlari ke depan meninggalkan yang kuno kuno . Saya seperti sendirian saja .

Ternyata tidak ,banyak juga orang yang sejalan dengan pikiran saya yang bersikukuh mempertahankan  yang kuno kuno . Misalnya di kalngan non pri , tradisi tradisi kuno , barongsai,klenteng , buku buku filsafat kuno yang sudah kumel , pakem pakem  wayang  yang mati matian  di pertahankan orang .

Mengapa? Tentu  ada suatu kekuatan yang lebih signifikan dan dahsyat dari  sekedar kekinian .Sebagaimana saya katakan , itulah kerlebihan orang timur   . Disamping kita kerjakan yang rational , kita lihat banyak yang masih membakar hio, ke kelenteng , melengkapi meja persembahan .      

Calakanya jika disini,atau orang pri yang mengaku modern , yang kuno kuno  diangap sampah yang tak ada artinya , seperti contohnya  budaya daerah   ,nanti  jika diopeni (dipungut ) oleh orang lain lalu jadi gegeran . Misalnya kuda lumping , batik ,reyog Ponorogo, lagu lagu kita ,falsafah kita ,pilar pilar negara kita ( apa betul follower anda itu tahu) , pulau pulau , dll yang terlantar dan terabaikan  .jika ditemu negara jiran  diaku menjadi miliknya kita baru kita ribut ribut .
Barangkali jika tulisan tulisan   saya nanti   ditemukan , diopeni dan diterbitkan oleh   orang dari luar  sana  ,mereka yang tukang ribut akan ribut dan jadi gegeran .

Memang ada suatu lembaga yang mensurvey berapa banyak orang yang suka membaca dan apa saja buku yang dibaca .

Contoh bagaimana orang non pri begitu hebat dalam melawan orde baru mempertahankan dan tak pernah mengendorkan semangatnya menghidupkan barongsai ,tradisi tradisinya yang merupakan identitasnya , kehormatannya , keberadaannya   , patut dicontoh yang lain . Sebaliknya disini penulis yang hanya merupakan komponen dari orang pribumi yang tak punya kekuatan  hanya bisa ngedumel .

Rupanya masih sampai disinilah tingkat pemikiran orang pribumi kita . Sesudah merdeka baru meningkatkan diri dalam bidang yang paling primair , bidang ekonomi (sandang pangan papan ) njur wis semono tok , diteruskan ke  bertengkar terus tanpa peduli yang lain .Seperti naluri kebo sapi .

 Kenapa ya orang pribuminya bertengkar ,orang non pribuminya malah makin sengkut kerja keras .Kenapa ya ? Bodoh bodohkah orang pri , atau direkayasa supaya berkutat dalam kebodohan ? 

  Orang pribumi bertengkar , orang non pribumi dalam imlek tahun tahun yang lalu jamannya dipimpin Pak Murdaya, meskipun dalam batas wacana ,pintar pintar menyuarakan seloka Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrowa .Lambang ke pluralisme  dan multikulturalisme dinegara ini .Mestinya thereis inside therein .
Siapa yang tak tahu Pak dan Ibu Hartati Murdaya , adalah orang yang  ketinggalan jaman .
Dan pemimpin orang non pribumi sekarang dalam Imklek tahun ini menyerukan  ,semboyan MAJULAH  INDONESIAKU dan  tetap bekerja keras . Mestinya juga there is inside therein .Apa itu ?    Kemajuan orang non pri betul betul luar biasa  . dalam ekonomi , intelektualnya , spiritualnya tradisi tradisinya .barongsainya , ritual ritual yang lainnya .

Sementara itu tambahan kuli kuli pribumi dari yang paling bawah sampai yang paling atas meningkat dengan tajam  karena kemajuan ini . Ini patut dicermati oleh pengamat , kok bisa begitu ya ?

Sementara orang pri berkutat bahkan perang antara sendiri belajar demokrasi, memenangkan kelompok kelompoknya   dan korupsi  yang tak habis habis  . (Mana ada yang sempat membaca Kejawen 2 yang berisi, wahai pemimpin , belajarlah kejujuran seperti diperlihatkan TKI .TKI orang rendahan dalam bahasa Inggris disebut red neck, tetapi pahlawan devisa . Ini juga satu question mark lagi .    

Dalam buku Kejawen 2   , ada pikiran saya ,Cobalah wahai saudaraku , contohlah orang orang non pribumi dalam membela , mempertahankan budayanya , tradisi tradisinya ,  lambang atau  identitasnya yang begitu gigih dan  hebat.

Lalu kegelisahan saya datang lagi dari komentar komentar anda dalam  Forum Diskusi Budaya Cina 
Yang membuat saya gelisah ialah bahwa tulisan tulisan saya mungkin terlalu susah dicerna .Orang harus membaca berulang ulang untuk memahami maksud maksud saya yang sebenarnya .Pekerjaan seperti itulah  yang saya pikir sulit dikerjakan orang sekarang .  Orang  sekarang  harus bergerak dinamis cenderung keburu buru yang serba cepat , praktis dan pragmatis . Pada hal untuk mengerti yang kuno   kita harus  mengkaji kaji mengulang apa yang kita pelajari , baru nanti akan didapatkan pengertian yang lebih bermakna  dari pengertian yang sekejab .

Mungkin perbedaan generasi nyambungnya memamng agak sulit.Tak ada jeleknya mengulang ulang hal , kata perbuatan  yang baik .Dan hal yang baik baik memang harus diulang ulang baik dalam tradisi ,ritual dll .

Dalam tulisan saya , saya kira saya selalu memuji budaya pluralisme dan multipluralisme . Ternyata orang non pribumi   tampak lebih hebat menampakkan tradisi tradisi , identitasnya .Sementara orang pri dalam budaya masih sempoyongan .

Dalam buku saya Kejawen 2 " saya malah memengingatkan mbok para pemimpin kita ( ya pemimpin pribumi ,ya pemimpin non pribumi )  itu bisa mencontoh perihal dan  perilaku  para TKI , pahlawan devisa . Jujur memberi iuran kepada negara dan lingkungannya . 

Dalam buku saya Kejawen 1 saya juga sudah cerita tetang kedatangan orang Cina di nusantara ini . Kejawen ? Tak usah ngenyeklah jika belum tahu benar apa yang kita dengar , seperti kelompok kelompok  lain yang saling ngece keyakinan masing masing dan ngajak perang .Padahal tak tahu apa apa yang dicekcokkan .


Ada secercah yang melegakan bahwa anda mengatakan bahwa itu lebih baik dari pada tak dikeluarkan (ngedumel ) .

Jika anda sekalian begitu gesit untuk mereaksi menanggapi suatu pikiran saya dan umumnya , yang mungkin dirasakan sebagai  menyinggung kepribadian orang non pribumi ,memang begitulah semangat orang non perbumi seperti  apa yang berulang ulang saya gambarkan dalam tulisan saya,orang non pribumi jelas lebih  gesit menangkap suatu yang harus dicerna dan dikerjakan  . Tetapi  tak demikian reaksi non pribumi yang menoleh tulisan tulisan  saya atau buah pikiran saya , ogah . Setuju atau tidak saya tak tahu .Apa tulisan saya itu sebenarnya  patut dibaca atau tidak  , reaksi yang demikianpun tak ada. Alias melempem .

Sungguh menyedihkan golongan pribumi golongan saya itu . Orang pribumi menurut saya telah kematian idealisme  . Padahal tingkat pemikiran kita ini masih sangat primair . Jika berebutpun ,juga berebut tentang hal hal yang primair .Tetapi juga harus dimaklumi , bekas bangsa jajahan .Watak inlandernya belum hilang sama sekali .  

Mula mula saya (dalam konsep tulisan saya untuk buku kedua ) berharap mudah mudahan kaum non pribumi karena sudah merdeka dapat giliran maju dalam bidang apa saja , setelah orang non pribumi jenuh dengan kemajuannya . Namun tampaknya orang  pribumi sendiri tampak selalu berkutat tradisi barunya  ,  ngajak perang perangan diantara mereka sendiri , sementara orang non pribumi berpikir lebih baik meningkatkan yang sudah didapat dari pada gegeran .Hasilnya waaauw .  

Demikian pula Komentar komentar dari follower anda yang begitu banyak
, saya yakini bahwa tampaknya semua itu generasi baru yang tak pernah ngalami kesulitan seperti pendahulunya dan yang kedua mereka hanya membaca    kutipan kutipan anda yang panas saja ,  mereka tampak  belum pernah membaca buku saya yang sebenarnya . Follower anda kan tak tahu disitu ada banyak petuah , serta penasehat penasehat yang lain .
Soal referensi dari langit , anda anda menyebutkannya sengaja atau tak sengaja seperti ngenyek (melecehkan )   , menurut saya kok referensi yang dari langit itu malah lebih baik dari referensi manusia yang mengaku dan diakui betapa hebatnya .Ternyata yang namanya manusia sekalipun betapa hebatnya masih kena polusi dan doyan nasi baik yang halal dan haram . Lihat hakim hakim , yang sudah seperti Tuhan Allah memiliki  hak menetapkan kebenaran dan tidak benar  , banyak kan yang kejeblos ?
Referensi dari langit lebih  murni ,lebih bersih , jangan dikira di langit tak banyak inspirasi inspirasi dan referensi referensi yang indah yang lebih baik dan jujur , Tinggal kita bisa membacanya atau tidak .  

Jika ada yang penasaran ingin tahu bukunya , coba hubungi  Percetakan Rahmat Sahabat Setia , dekat dekat kantor Kompas di Palmerah Dalam sana , cukup mengganti ongkos cetaknya saja .Yang anda sebut itu kan harga toko kok . Bisa dijadikan jimat lho .
More aboutbudaya cina untuk pak king hiang

KITA AKAN TERUS PERANG ATAU DAMAI ?

Diposting oleh Asri Bintoro on Minggu, 19 Agustus 2012




OMOG OMOG TENTNG BKHINEKA TUNGGAL IKA (1)

Pendahuluan .


Berkata Pak Yudi Latif :

" Mengapa republik yang didirikan para pelopor mulia , bisa jauh ke tangan tangan yang hina ? ."

Tulisan ini tak lain dari resonansi dari tulisan terdahulu baik tulisan oaranglain maupun dari penulis sendiri , tentang gambaran kesumpekan kebunekan yang sudah demikian lama tak kunjung berakhir . Yaitu kebunekan yang disebabkan adanya gejolak dan kegelisahan masyarakat yang , yang sangat mengganggu ketenangan dan kenyamanan .Aksi aksi yang terjadi dalam berbagai bentuk , dari yang bentuknya sangat halus misalnya sindiran, kritik sampai yang kasar misalnya unjuk rasa 'pernyataan tidak puas , merupakan protes masyarakat untuk menyuarakan ketidak puasan . Masyarakat menuntut antara lain keadilan ,kesejahteraan , lalu menjadi membesar sulit dikendalikan dan kadang kadang sudah mendekati anarki .Keruwetan itu masih ditambah maraknya kriminal disegala tingkatan dan bidang .Semua orang berharap dan berdoa agar kebunekan dan ketidakpastian ini dapat segera usai .Penduduk negeri ini ingin supaya kegelapan ini dapat segera berakhir dan segera dapat memasuki daerah pencerahan yang padang gembrang dimana orang dapat tenang damai dan makmur ,menikmati buah kemerdekan yang diperjuangkan yaitu hidup dalam dunia gemah ripah tata tentrem kerta raharja .

1.Dalam Komunike Dialog Nasional Jati Diri Bangsa yang berlangsung di Yogyakarta , Sabtu ,yang dihadiri setidaknya 200 orang tokoh tokoh pemimpin bangsa ,Sultan yang tampil sebagai pembicara kunci menilai reformasi telah tercabut dari akar hakekatnya yaitu komitmen terhadap perubahan dan perbaikan , karena digantikan oleh ketidak pastian yang sengaja diciptakan oleh mereka yang diuntungkan dari ketidak pastian tersebut . Dalam kondisi kehidupan bangsa yang berat sekarang ini (2004 ) bangsa Indonesia harus bangkit membangun optimisme baru ,dengan semangat mengedepankan akhlak moral sebagai pendorongnya .


2.Analis Politik ,Pemikir Kebangsaan dan kenegaraan Yudi Latif menyebutkan " Menghadirkan para penyelenggara negara di dalam perenungan , yang akan tersimpul adalah kemasygulan .

Mengapa repuplik yang didirikan para pelopor mulia, bisa jatuh ketangan tangan yang hina .

Pelopor yang mulia ,para negarawan yang mulia adalah yang selalu berpikir apa yang dapat disumbangkan bagi negara . Sedangkan politikus yang hina adalah yang sengaja atau tidak sengaja selalu berusaha mengambil keuntungan terbesar dari negara .

Hal itulah yang perlu pemikiran kita dan harus disikapi .

karena itu kita harus sealu mencari konsepsi baru BAGAIMANA WATAK NEGARA INI SESUAI DENGAN IMPIAN PARA PENDIRI BANGSA YANG MENGHENDAKI PERWUJUDAN NEGARA KEADILAN DAN NEGARA KEKELUARGAAN . PARA PENDIRI BANGSA MENDEFINISIKAN NEGARA SEBAGAI ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG BERTUJUAN MENYELENGGARAKAN KEADILAN SOSIAL .

Untuk menghadirkan konsepsi kenegaraan seperti itu , tumpuan utamanya adalah moral penyelenggara negara .
Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD 45 menyatakan : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusian yang adil dan beradab , mewajibkan pemerintah dan lain lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan sesuatu yang yang dikehendaki misalnya yang luhur dan memegang teguh cita cita moral rakyat yang luhur".

Marilah berhenti bergotong royong mempermalukan/membangkrutkan negara , dengan mulai bergotong royong memuliakannya . Karena penyelenggara negara tak dapat bangkit sendiri mereka harus dibangkitkan .

Pendeknya semua orang menghendaki adanya perubahan dan perbaikan .Tetapi perubahan dan perbaikan yang bagaimana?

Apakah selama ini belum pernah ada perubahan dan perbaikan ?

Perubahan besar besaran justru telah terjadi sebelumnya ,tatkala gerakan reformasi menggulingkan kekuasan orde baru . Dan MPR "berhasil" mengamandemen UUD 45 hingga 4 X .

Sebenarnya pemerintah yang berkuasa juga memelopori perubahan dan perbaikan , sudah banyak melakukan perubahan dan perbaikan menurut versinya ,

Yang jelas pemerintah telah dengan taat melaksanakan semua agenda reformasi sesuai dengan tuntutan para reformis .
Telah dilakukan program reformasi pada Lembaga lembaga /instansi negara
Telah dilakukan refreshing kabinet,ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi yang meningkat ,
perdagangan / pasar bebas
pemasukan modal asing
penegakkan hukum
pemberantasan korupsi yang penuh semangat
penegakan HAM

namun yang jelas gejolak , kegelishan masyrakat kekalutan keruwetan , masih terus berlangsung bagaikan mendung selalu menggelapi alam kita . Bukan malah berkurang bahkan makin menjadi jadi .Itu tanda perubahan dan perbaikan yang diadakan belum klop dengan yang dimaui rakyat ?

Atau memang dasar rakyatnya keliwat tak bisa diatur dan cerewet ?

Namun menurut nalar yang sehat , Keadaan gelisah ini ,tak akan terjadi tanpa sebab .
Ini yang harus dicari penyebabnya ,tentunya para ahli sudah sangat mengerti .


Versi dulu setiap ada gejolak yang berujung pada kekecewaan pemerintah atau rakyat ,yang dituding sebagai penyebab selalu adanya penyelewengan dari UUD 45 ,

Jika demikian tentu bukan yang tidak masuk akal , jika kita lebih baik kembali saja ke UUD 45 atau bahkan UUD Tahun 50 ? .

Sebelum tahun 1950 kita selalu berada dalam ketidak pastian karena de jure kita (RI) hanya menguasai beberapa petak wilayah dari seluruh Republik ini . KMB diam diam
mempunyai jasa menghadirkan republik yang utuh dalam RIS . Tahun 1950 RIS. menjadi RI kembai dengan UUD 50 . Dalam dasa warsa ini RI masuk dalam alam kegelapan kembali dan puncaknya ialah ketika konstituante tak dapat melaksanakan tugasnya membentuk UUD baru .Keadaan negara stagnan dan ini dapat membahyakan .Bukan salah Soekarno jika Soekarno dan angkatan darat berang dan rakyat marah .

1957 Mengingat Konstituante gagal menetapkan UUD ,dan keadaan negara dalam ketidak pastian chaos .Daerah daerah membentuk Dewan dewan untuk mengurus diri sendiri karena tak bisan mentaati Pusat . Untuk mengatasi kebuntuan dan ketidak pastian Bung Karno dengan suaranya yang lantang mecanangkan , kita kembali ke UUD 45 secara murni dan konsekwen . Rakyat menyambut dengan gembira.
Demikian pula pada 1966 terulang . PKI merongrong kekuasaan Pemerintah . Terjadi keadaan chaos . Orde Baru menuduh orde lama telah banyak menyelewengkan UUD 45 . Orde Baru dengan kekuatan ABRI nya berhasil membawa Indonesia kembali ke UUD45 secara murni dan konsekuen lagi . Rakyat menyambut dengan gembira .

Dalam omong omongnya di TV pada pertengahan Juli 2014 sekilas penulis mendengar Pak Judi Latif menjawab pertanyaan presenter , dengan mengatakan , keruwetan ini sudah dari dulu ada . Sayup sayup beliau kedengarannya dengan ragu mengatakan mungkin keruwetan ini disebabkan konstitusinya yang kurang betul . Mungkinkah perlu diganti .?

Mungkinkah itu ?

Dalam perkembangan , perjalanan sejarah negara selama ini tentu saja sikon sikon sudah terlalu banyak berubah, contohnya penduduk Indonesia yang semula hanya 60 juta telah bekembang menjadi 4 X lipat yaitu 250 juta .

Namun sebenarnya hal itu tidak menjadikan masalah .Hal itu telah diprediksi jauh hari oleh para pendiri negara ini . Visi para founding father kita bisa menembus jauh ke depan puluhan bahkan ratusan tahun .Kebijaksanaan para founding father kita Sulit untuk diragukan ketajamannya dan belum terkalahkan .

Siapapun yang percaya akan dasar dasar yang digariskan oleh para founding father kita , bagaimana terjepitnya oleh demokrasi akan sulit melepaskan dasar dasar pikiran yang digariskan pendahulu kita , karena mengerti betul kwalitas serta maksud maksud arah yang ditunjukkan oleh founding father kita . Sehingga apa yang digariskan founding father kita ,masih dapat bertahan sebagai UUD 45 .Bahkan lebih dari itu dengan yakin dan semangat dikatakan Pilar Pilar Negara tak dapat dan tak boleh di ganggu gugat (diubah ubah ) .

Sebaliknya bagi siapa yang tak memahaminya akan menyebut dasar dasar negara warisan founding father bangsa ini menganggap itu sudah kuno dan tak layak lagi untuk dipakai sebagai pegangan masa kini . ,namun ternyata UUD 45 dengan cara apapun masih belum dapat tersingkir , karena masih banyak yang mempertahankannya .

Mungkin siapapun yang tak yakin dan tak memahami Pilar Pilar Negara , dan secara kebetulan meraih kekuasan untuk memerintah , kelak betapun besar prestasi yang dihasilkan , tidak akan bersesuaian dengan kehendak rakyatnya dan ditolak .

Siapapun yang meragukan kelebihan founding father kita , seperti katak yang mempunyai pikiran seolah olah dirinya lembu .

Penyelewengan UUD 45 selalu membuahkan banyak musibah musibah , karena dasarnya memang UUD 45 terdiri dasar dasar yang gigali dari rakyat dan bumi sendiri.Bahkan amandemen terhadap UUD 45 tak menyelesaikan masalah .

Inilah yang membuat permasalahan tak kunjung jelas , dan selalu menjadikan tanda tanya .

Masih ada satu tanda tanya lagi sebagai upaya dalam mencari jawaban yang diharapkan kemunginan yang dapat menjawab pertanyaan dan menghentikan ketidak pastian itu . Perlu pengkajian kembali UUD 45 ,apakah dalam pelksanaannya sudah proposional .

Ada kemungkinan selama itu penerapan UUD 45 belum sesuai dengan yang dimaksud pendirinya .

Yang seperti ini ialah disebabkan kemungkinan MPR memang kurang memahami UUD 45 ,sesuai dengan yang dimaksud pendirinya sehingga membuat kekeliruan dalam mengambil keputusan .
Contohnya : Vox populi belum tentu menjamin kebenaran , sekalipun dapat menguasai kemenangan dan kekuasaan . Sayang Vox populi vox Dei , dalam demokrasi mempunyai arti " suara terbanyak adalah yang syah ". Betulkah vox populi vox Dei ? Betulkah suara terbanyak dapat menjamin kebenaran . Menurut pemikiran yang lebih dalam ternyata ungkapan vox populi vox Dei sama sekali tidak betul .Bagaimanapun juga suara Tuhan tak boleh disamakan suara terbanyak . Karena hanya Tuhan saja Yang Serba Maha Tahu . Semboyan vox populi vox Dei hukumnya musrik .

Jahatnya lagi vox populi sebetulnya berasal dari satu sumber suara atau suara satu kelompok orang , yang lain adalah suara bebek yang gemuruh "sendiko dawuh ".
(Misalnya : Hitler berteriak Deutsland uber alles . Vox populi , semua orang menyambut Heil Hitler atau Heil Fuhrer . Sukarno berteritak ganyang boneka Nekolim Malaysia , vox populi menyambut dengan meneriakkan .Hidup . Hidup . Pak Harto bersalam "merdeka " vox populi menyambut dengan "ampera " .
Karena itu agar menjadi pelajaran bagi yang dapat meraih suara lebih banyak , jangan merasa paling benar , karena pemilih dalam sesaat dapat saja tertipu memilih kucing dalam karung yang sulit diralat kembali .dan sulit meralatnya karena harus melalui badai yang dahsyat seperti meralat kekuasaan Orla tahun 1966/1967 maupun Orba 1997/1998 .

DALAM DAN SEJAK ERA REFORMASI , kita toh masih diatas pijakan UUD 45 , belum ada orang berani berpendapat seperti Pak Judi Latif , takut kualat atau takut karena masih banyak pendukung yang akan marah jika hal seperti itu dibicarakan . Orang belum berani membelakangi pilar pilar negara , Pancasila , UUD 45 , Bhineka Tunggal Ika dan NKRI , karena masih banyak orang yang akan membelanya . Atau sebetulnya orang hanya tak mau mengambil risiko , karena orang lupa watak eceng gondok pemimpin (wakil wakil ) kita . Andai kata para reformis , yakin benar kelemahan wakil wakil kita tak tahulah apa yang terjadi .


OMONG OMONG TENTANG LAMBANG GARUDA PANCASILA DAN SEMBOYAN BHNEKA TUNGGAL IKA .

(Keterangan : Ini adalah tulisan yang lain tentng masalah yang sama. Yang terdahulu dengan judul SUPLEMEN , maksudnya menjadi suplemen yang berisipenjelasan dari tulisan saya untuk masalah yang sama ) .

Semboyan , lambang , simbol simbol adalah gambaran atau visualisasi dari kata hati , kehendak ,krenteg , karsa cita cita manusia dan diwujudkan dalam dalam bentuk tertentu Demikian juga dengan lambang Garuda Pancasila serta semboyan Bhineka Tunggal Ika .
Bhineka Tunggal Ika memvisuilkan kondisi semangat dan cita cita untuk mempertahankan , memelihara menyubur makmurkan masyarakat yang puralis dan multikulturalis.Lambang GARUDA PANCASILA DAN SEMBOYAN BHINEKA TUNGGAL IKA bukanlah gambaran utopia bangsa kira yang liar ,tetapi merupakan lambang dan semboyan yang terhormat , yang bermuatan pikiran dan kehendak seluruh bangsa ini , dilembagakan dan menjadi legal , karena tercantum kedalam UUD 45 BAB XV Pasal 36 A .Pasal ini tak menjelaskan apa yang terjadi dengan Bhineka Tunggal Ika , selain Bhineka Tunggal Ika sebagai lambang dan semboyan .

Bhineka Tunggal Ika sebenarnya memuat filsafat yang dalam , yaitu memuat kandungan yang berisi penjelasan keadaan negara kita yang pluralis dan multikulturalis dan semangat bertekat untuk memelihara persatuan dan kesatuan meskipun kondisinya beragam ragam . Kebiasaan orang timur yang sinandi , siningit ,sinamun samudana tampaknya juga masih masuk dalam kehidupan modern dalam keputusan keputusan kenegaraan . Misalnya tentang pluralisme dan multikulturaisme sinandi dan siningit dalam lambang dan semboyan Bhineka Tunggal Ika .
Semboyan Bhineka Tunggal Ika sendiri memang berasal dari seloka kuno jaman Majapahit .

Dalam Konperensi Internasioanl Budaya Sunda I di Bandung tahun 2001 berkata Pak Ayip Rosidi ." Diantara negara dan bangsa di dunia ,Indonesia adalah salah satu yang mempunyai budaya yang sangat beragam .Keberagaman itu dilembagakan dalam lambang negara "Bhineka Tungal Ika, beragam macam namun satu jua .Akan tetapi keberagaman itu ,walaupun sering dibangga banggakan secara verbal ,tidak pernah secara konseptual dan berencana dijaga dan dipelihara , bahkan dikalahkan oleh jargon "persatuan dan kesatuan "yang bersifat monolitis , tetapi yang juga tak pernah diuraikan secara konseptual."

Masyarakat kita yang pluralis adalah kenyataan yang sudah lama ada , namun sejak dulu sudah ada kerukunan dan toleransi yang telah membaku atau setidaknya kondisi yang ada dianggap paling baik .Kenyataan inilah yang menyebakan founding father kita mengarahkan penerusnya untuk meneruskan atau meningkatkan lagi keadaan itu atau agar menambah kualitas masyarakat dalam segala segi , tanpa meninggalkan keadaan Bhineka Tunggal Ika .
Sedangkan masyarakat yang dituju adalah masyarakat yang adil makmur atau yanglebih jelas lagi masyarakat yang tata tentrem , gemamah ripah kerta raharja atau tata tengtrem , gemah ripah ,tata raharja , rapeh rapeh ,rapi .

Bhineka Tunggal Ika sebenarnya juga mengisyaratkan keharusan adanya rambu rambu yang dapat mengatur dan melindungi keadaan Bhineka Tunggal Ika sendiri .

Gambar (visualisasi ) masyarakat atau rakyat yang pluralis bersifat tetap dan tak dapat bergerak , itulah rambu rambu (petunjuk arah larangan dan petunjuk lain ) yang telah disepakati . Dalam kenyataannya masyarakat pluralis mempunyai sifat yang dinamis ,perlu adanya interaksi sama lain. Masyarakat tak dapat disamakan dengan mutiara mutiara yang terajut rapi sebagai sesuatu yang indah dan tetap ,atau seperti halnya buah berwarna warni yang ranum segar diatas nampan , tetapi tak punya dinamika . Masyarakat atau masyarakat (plural ) akan selalu bergerak sesuai dengan , sikon dan kepentingannya.

Kadang kadang memang masyarakat menjadi lain dari yang dicita citakan dalam semboyan , lambang .

Mengapa ?

Karena pergerakan masyarakat menyeret diri sendiri kearah kemana tarikan dari sebagian anggota masyarakat menjadi lebih kuat , dan merugikan bagian lain yang berusaha untuk bertahan .

Kalau kita buatkan perumpamaan . Mungkin masyarakat Bhineka Tunggal Ika akan lebih mendekati hal yang agak mirip misalnya masyarakat yang pluralis ini diibaratkan ayam dalam satu kandang atau satu kandang diisi banyak ayam . Ayam ini secara naluriah akan ribut selalu , Mungkin ribut karena hanya naluriah saja , berkelai , atau ada kepentingan papannya menjadi sempit, pangannya hanya cukup jika diperebutkan , kenyamananya terganggu , dan ada naluri memperebutkan yang betina .

Atau begini saja , tempat masyarakat yang pluralis kita ibaratkan kolam ikan . Kolam ikan yang besar dimana ditempatkan banyak ikan dengn beragam jenis ikan dalam satu kolam itu .
Disitu dipelihara ikan ikan besar besar dan buas misalnya ikan lele , ikan gabus ,gurami , patin , tetapi juga ditaburi (dipelihara ) ikan ikan kecil yang tak berdaya , misalnya ikan wader ,bader ,tawes , mujair, ikan mas , lunjar , teri dan udang .
Tentu ikan ikan akan selalu berkelahi , yang jelas hanya ikan ikan yang kuat yang akan menang dan eksis sedang yang kecil lemah akan menjadi bulan bulanan ikan yang besar dan ganas , lalu mati dan sama sekali punah .

Keadaan ini akan lebih runyam lagi jika datang ikan piranha atau bahkan ular naga yang akan menyantap semuanya .

Itu dan Disitu akan terjadi homo homimi lupus , sebelum ada belum aturan yang mengatur kehidupan masyarakat ikan yang pluralis .Belum ada hukum , selain hukum alam yang akan mempersilahkan yang menangan akan menyantap lain lainnya dan yang kalahan akan sirna. Masyarakat yangmempunyai pikiran ( homo sapien )mestinya membicarakan bgaimana caranya agar semua terpelihara , terlindungi dan terjaga .

Namun kadang kadang pikiran homo sapien yang pluralis ini juga tidak mesti tetap , bisa saja berubah .Pikiran masyarakat pluralis yang juga berbeda beda kadang kadang juga berubah rubah tak selalu tetap .Itu sangat tergantung dengan watak , kepentingan dan sikon yang terjadi pada suatu saat .Satu waktu masyarakat yang tak pernah mengenal dan tak peduli dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika , "tan hana dharma mangrowa ", begitu acuhnya sehingga mengira aturan negara , yang akan mengatur masyarakat yang Bhineka dianggap hanya akan menambahi beban saja , yaitu saat tak membutuhkan perlindungan dari seloka itu .
Namun suatu saat yang lain , meraka tiba tiba dengan fasih meneriakkan semboyan itu lantang lantang , seolah olah mereka yang paling mengerti dan paling tahu apa yang mereka teriakkan . Itu terjadi manakala kepentingannya atau lebensraumnya terancam , Maksud meneriakkan Bhineka Tungal Ika , untuk menghindari dan menghindarkan bahaya yang mengancam . Dan takut hidupnya teramcam dan eksistensinya mendapat kesulitan .

Sifatnya insidentil saja, menggunakan payung seloka itu untuk melindungi kelompoknya hanya saat sangat dibutuhkannya .Sedang kali lain akan mencampakkan semboyang itu lagi , mana kala telah terselamatkan kepentingannya justru malah berubah menjadi ikan besar yang membidik ikan ikan kecil , yang dapat menghabiskan seluruh isi kolam .


Yang menjadi pertanyaan mengapa dari dulu tak terpikirkan bahwa untuk memelihara ikan dalam satu kolam tak dibuat petak petak perlindungan yang menjadikan masing masing etnis , golongan , kelompok , satu sama lain tak mengancam dan terancam .

Ternyata jawabannya , "tak perlu" itu akan mengurangi nasionalisme kita .Sebab itu akan menjadikan masyarakat terkotak kotak dalam SARA dan menjadi provinsialistis dan nanti pada gilirannya menjadi separatis .Sebenar pikirn demkin hnya pikiran emosional .Saat perjuangan memang seluruh masyarakat secra nasional bersatu padu bahu membahu mengusur penjajahan Belanda .Perlu perstuanseluruh bangsa. Itu pikiran yang terlalu jauh ,dan seperti menghina negara Amerika , yangterkotak koak menjadi negara bagian .Pada hal tak ada satupun negara negara bagian Amerinka yang ingin lepas dari Amerika Sarikat , atau Amerika Serekat memang negara atau bangsa yang sudah tak punya nasionalisme seperti kita ?.

Nasionalisme yang mana , karena dari waktu kewaktu pengertian nasionalisme juga tidak tetap dan ikut menyesuaikan diri dengan yang memerlukannya , sikon dan waktu . ?

Sudah terbukti seperti hidup ikan dalam kolam besar, nasionalisme yang tak jelas ,tanpa batasan atau batasannya menyesuaikn dengan kepentingannya , nasionalisme juga cenderung telah menghancurkan pluralisme dan multikulturalisme . Bahkan di kolam lain lagi ada nasionaisme yang sempit dapat mengancam lintas negara .
Nasionalisme , unitarisme , uniformalitasisme centralisme yang dipimpin modernisme , rasionalisme dan pragmatisme , dengan menggunakan kedok pembangunan telah sangat merugikan kepentingan provinsialisme , yang dapat berarti masyarakat plurarisme dan multikulturalisme atau kata lain dari masyarakat Bhineka Tunggal Ika ,
Atau untuk lebih jelasnya sudah waktunya Bhineka Tunggal Ika mendapat penjelasan yang menyeluruh agar tak ada yang tersembunyi , dan termanipulasi .

Provinsialisme dan SARA seharusnya terlindungi .

Nasionalisme yang diwakili oleh Pemerintah Pusat sebagai central kekuasaan tak boleh sewenang wenang merampas provinsialisme dan SARA .

Misalnya dalam bidang kekayaan dengan mengatakan " duweku ya duwekku , duwekmu ya duweku." .
Dalam bidang kekuasaan , dengan mengatakan , nasionalismelah yang berkuasa atas dan untuk kepentingan nasional .Provinsialisme dan SARA berada dibawah kepentingan nasional , harus tunduk kepada kepentingan nasionalisme atau dapat dikatakan bisa dinomor duakan . .
Sudah nyata demi nasionalisme sudah ada bangsa (etnis ) , daerahnya dan budayanya yang hilang . Yang tinggal sekedar nama .

Aceh ,daerah pluralisme dan multikulturalisme yang masih agak utuh , itupun memerlukan pengorbanan luar biasa .Lalu Yogyakarta ?

Secara nyata yang menjadi inti Bhineka Tunggal Ika atau substansi Bhineka adalah etnis penduduk asli yang tinggal disuatu wilayah secara turun temurun dan mempunyai budaya ,bahasa , kepercayaan dan kekayaan .Kadang kadang disebut pribumi atau penduduk asli daerah itu . Barangkali inilah inti atau substansi yang berupa kesatuan kesatuan yang bhineka . Inti atau substansi dari Bhineka itulah Yang perlu aturan untuk melindunginya . Dilindungi atau melindungi diri dan eksistensinya , lebensraumnya .

Didalam sistim yang berjalan sungguh mengerikan , apa yang diberikan Tuhan dapat berubah menjadi musibah bagi pemiliknya karena tak satupun perlindungan atas kesatuan kesatuan yang menjadi inti atau substansi Bhineka Tunggal Ika .Belum ada perlindungan terhadap eksistensi etnisnya , wilayahnya,budayanya , kepercayaannya , kekayaannya dari masyrakat Bhineka Tunggal Ika , karena masih belum ada aturan yang mengatur pergaulan dan masalah yang timbul diantara mereka sendiri atau karena nasionalisme .
Otonomi masih berada dibawah bayang bayang otokrasi . Otonomi jangan menjadi bulan bulanan centralisasi , otonomi jangan menjadi korban uniformalitasisme dan kekuasaan yang monolitis .

Sedangkan Jakarta adalah korban nasionalisme , unitarisme , uniformalitasisme , sentralisme .Hanya tinggal ada FBR sebuah tonggak yang meratapi kemusnahannya dengan diiringi sayup sayup tabuhan gambang kromong dan ondel ondel yang memelas .Seonggok bekas dibangun dan dinamakan Batavia .Yang lain segera menyusul . Bali is not Bali , not other than Hawai . Atau itukah arah Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika ? Sungguhh sayang kita masing masing mengadu mulut ,memperebutkan sisa yang tinggal , padahal hal yang tinggal itu hanya tulang tulang berserakan , karena dagingnya dimangsa koruptor dan ikan jahat .

More aboutKITA AKAN TERUS PERANG ATAU DAMAI ?

MERENUNGKAN PILAR-PILAR BANGSA II

Diposting oleh Asri Bintoro



UUD 45


PANCASILA ;

Pancasila adalah kumpulan falsafah dan kebijaksan kuno bangsa kita yang terdiri dari rakyat yang pluralistis dan multikulturalistis , dijadikan ketentuan yang menjadi dasar UUD45 RI dasar R.I. , dan telah ditetapkan oleh sidang KNIP Tahun 1945 ,

Namun sebenarnya belumlah dimengerti oleh rakyat sehingga belum dapat diterima rakyat . karena Perjalanan sejarah perjuangan kemerdekaan ,memang belum pernah sempat mensosialisasikan pengetahuan Pancasila ini selain dimengerti secara verbal , sehingga berjalan kurang sesuai dengan maksud maksud .

Untuk melempangkan hal itu orde lama memanggil Dr. Ruslan Absul Gani ditunjuk sebagai juru bicara Manipol Usdek dengan menyelenggarakan indoktrinasi indoktrinasi Pancasila dan perkembangannya sehingga adanya Manipol Usdek .

Namun usaha itu belumlah memadai , orde baru memanggil Dr.Ruslan Abdulgani , untuk mejelaskan kepada rakyat tentang Pancasila melalui Penataran penataran .
Namun usaha inipun mendapat tantangan dari rakyat karena dirasa praktek praktek bernegara tak sesuai dengan apa yang menjadi cita cita rakyat untuk bernegara dan ber Pancasila .Dalam era reformasi Panca sila nyaris tak dipercaya lagi sebagai pegangan bangsa dan negara .UUD 45 sempat diitinjau kembali oleh MPR Tahun 2001 dan masih dinyatakan sebagai pilihan pegangan bangsa yang terbaik .

Sebetulnya sekalipun Pancasila mempunyai pengertian beragam , baiklah kita mengacu pedoman P 4 yang secara formal di sosiasasikan negara melalui P7 . Pak Dr.Ruslan Abdul Gani dan rekan rekan telah dapat menjelaskan apa sebetulnya Pancasila secara rinci .Bahkan pada masanya (orde baru ), penyebaran atau pembelajaran dasar Pancasila mengalami puncaknya , menjadi pembelajaran masyarakat secara menyeluruh .

Tentu penulis sangat kecil didepan para mantan manggala yang mengaku dan diakui bahkan melalui sumpah sebagai Pancasilais sejati .
.Pada periode inilah puncak pendidikan masyarakat Indonesia dimana seluruh rakyat dapat berbareng dapat menyerap selain ajaran Pancasila juga berkesempatan menyerap belbagai ilmu praktis melalui kelompok kelompok yang dipandu negara ,melalui lembaga yang khusus dibentuk untuk itu , maupun pendidikan formal disekolah , melalui diklat di berbgai instansi .
Sungguh amat disayangkan jika pembelajaran ajaran Pamcasila yang telah memasuki masyarakat dan telah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keberadaan dirinya sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia ,juga mendorong aktivitas dan mobilitas masyarakat , meningkatkan identitas dan harga diri, lalu kerena rejim orde baru runtuh apa yang telah kita bina bertahun tahun runtuh menjadi layu dan hampir hilang dari percaturan masyarakat kita .

Dengan sebab antara lain Lembaga yang begitu vital untuk menanamkan dasar dasar negara dan begitu dahsyat mendidik nasionalisme ,jatuh kepada orang yang bukan ahlinya , bahkan dengan putus asa menganggap lembaga lembaga , pendidikan bangsa yang begitu mulia tersebut , sebagai tempatnya orang orang tersisih .

Kroni kroni Pengawal Pancasila yang berbaju Pancasila selalu mendorong arah Pancasila ketujuan yang Pancasilais . Namun tak kurang "musang berbulu ayam " yang sekedar mencari slamet , mengaco dan tambahan penghasilan bertengger sebagai manggala manggala .

Tentu saja kemajuan yang pesat ini menyebakan negara luar tak berkenan . Peranan negara luar NEKOLIM ,melalui agen agennya di Indonesia selalu ingin menggagu kedaulatan negara.(dalam tulisan saya di catatan saya facebook saya sudah menyinggung hal Nekolim.Selain keburukannya , justru saya menulis kekaguman saya terhadap negara NEKOLIM ) NEKOLIM selalu memwaspai Indonesia berkembang begitu pesat , mampu mempersatukan solidaritas negara AA bahkan non blok , bisa mbodokalani , dapat mngganggu expansi /penetrasi / manuver (politik ) negara NEKOLIM .


Maka ketika Pak Harto merasa "kasoran " berhadapan dengan NEKOLIM dan menyatakan lengser, pesta poralah negara NEKOLIM , karena itu berati salah satu "klilip" NEKOLIM di Asia berkurang .

Dengan tercabutnya mandat kekuasaan orde baru nyaris matilah kehidupan Pancasila , bahkan pilar pilar negara yang lain .Tak sedikit manggala manggala palsu kita yang juga berbalik mengolok olok Pilar pilar negara sendiri seperti yang disuarakan orang PKI .Ritual ritual kenegaraan yang berhubungan dengan nasionalisme nyaris dilupakan , karena kita terlalu sibuk mengejar pertumbuhan ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan .

Beruntung masih ada seorang yang waras , seorang Amin Rais Pimpinan MPR 2001 , lokomotif reformasi ,masih sadar bahwa Pancasila masih merupakan pilihan terbaik untuk masyarakat kita ,Barangkali kalau Pak Amin Rais mengatakan TIDAK PADA PANCASILA ,seluruh anggota MPR akan seperti padi menguning roboh semua kena angin , atau seperti eceng gondok kebawa air bah .( Kebiasaan untuk yesmen sulit berobah ) .Meskipun dalam praktek Pancasila tidak sedahsyat waktu yang lalu setidaknya Pancasila tidak terhapus dari bumi kita .

Apakah meskipun dalam reformasipun " kebiasaan kita untuk yesmen " akan tak berobah .?

Bahkan umpama :

" SBY belum merasa puas memimpin negara , karena belum tercapai cita citanya memberikan kemakmuran bagi rakyatnya dan ingin memperpanjang masa jabatannya . Padahal masa jabatan presiden sudah habis tahun 2014 . Apa daya ? Untuk legalnya , kita masih ingat watak yesmen kita (termasuk MPR) .Dengan modal pengetahuan tentang keyesmenan kita , lalu dibuat skenario .
Kumpulkanlah fakta faktanya kebobrokan dimana mana , anarki dimana mana , hasil kerja para bawahan yang sangat mengecewakan ,sehingga dapat diambil kesimpulan ,negara dalam bahaya . Kita kembali ke UUD 45 secara murni dan konsekuen . Presiden yang sudah pensiun dapat dipilih lagi untuk masa berikutnya .
Apakah MPR akan setuju .Menurut adat kebiasaan akan setuju saja .

Itu hanya umpama .

Sesudah reformasi tak ada pembelajaran Pancasila , tak ada lagi idealisme bangsa , tak ada pedoman tak ada arah , tak ada pegangan . Semua tercurah pertumbuhan ekonomi .Tak terpikirkan adanya pilar pilar bangsa dan negara .Tak ada ritual ritual menegakkan dan menyegarkan menyegarkan patroitisme , nasionalisme .

Orang luar tertawa : Tampaknya bangsa Indonesia selalu terlalu terobsesi dengan kemiskinannya , sehingga selalu memikirkan yang primair primair saja , belum dapat lepas dari masalah yang sangat primair itu . Selalu menggebu gebu mengejar pertumbuhan ekonomi ,tapi aneh rakyat miskin tak hilang hilang . Meskipun kita tak perlu terlalu mendengar suara luar , tetapi jika ada orang luar mengatakan ,
"Sungguh mengherankan negara sebesar Indonesia yang subur makmur begini , belum dapat memberikan kemakmuran bagi rakyatnya " Sungguhpun kita pura pura tak dengar ,meskipun dalam batin kita malu.

Ketua MPR 2013 dalam menyongsong 1 Juni 2013 mengingatkan , kita jangan meninggalkan pilar pilar bangsa agar kita memmpunyai dasar dan arah perjalanan lagi, ada setitik perhatian dari yang berkuasa .


BHINEKA TUNGGAL IKA

Bhineka Tunggal Ika merupakan salah satu pilar negara dan bangsa Indonesia .

Selain tulsan saya yang berjudul suplemen (yang artinya suplemen sebagai penjelasan) dari tulisan tulisan saya mengenai keadaan dewasa ini ,ada juga pendapat pendapat , yang cukup sejalan .

1. Bapak Amin Rais , Mantan Ketua Mohamadiyah yang menjabat sebagai Ketua MPR waktu itu . Dalam pidato pengantar pembukaan seminar Living in Plural Societes di Jakarta ( Kamis 21/2 ) , menyatakan "Pancasila pilihan terbaik sebagai falsafah negara, Kita punya prinsip strategis Pancasila .Idiologi kita sangat demokratis dan toleran . " Masih meurut Pak Amin Rais , Indonesia negara yang paling pluralistik di dunia , tapi jika kekuatan itu tak dikelola dengan baik akan menjadi kelemahan .Ada banyak negara yang tidak bisa mengelola pluralisme berakhir pecah sebagai negara kecil kecil. Uni Syovyet dan Yugoslavia tinggal sejarah . (MEDIA )

Apakah Indonesia akan tetap eksist ?

Pak Amin Rais menilai hingga kini negara dan rakyat masih bingung dengan " APA YANG SEBENARNYA TERJADI " .

Pada hal dulunya keharmonisan antar agama dan suku bangsa di Indonesia dianggap sesuatu yang unik . Tapi mengapa sampai berdarah darah ? Menurutnya konflik agama dan etnis diberbagai daerah tidak dimotivasi oleh instruksi agama .Karenanya ia mengusulkan beberapa prinsip strategis .

Pertama kelompok masyarakat manapun tidak boleh mendiktekan kehendaknya .Minoritas tak boleh mengambil peran dominan membuat kebijakan yang melawan mayoritas .
Kedua setiap warga negara di depan hukum harus diperlakukan tanpa diskriminasi.
Ketiga ,Setiap warga negara harus diberi kesempataan sama menjalankan kegiatan ekonomi dan sosial .
Keempat ,pemimpin negara harus bervisi masa depan yang dihadapi .

Seminar yang terselenggara atas kerja sama Pemuda Mohamadiyah dan The Britissh Council bertujuan berbagi pengalaman dan idee tentang tantangan serta dinamika pengetahuan pluralisme pada level bagaimana pemerintah mengelola isu dan bgaimana masyarakat berinteraksi terhadap itu dan ditutup oleh Richard Philip ,Directur Brithis council di JAkarta .(MEDIA) .
Dari pernyataan Pak Amin Rais ada dua hal yang menarik perhatian yang berhubungan dengan Bhineka Tunggal Ika yang kita bicarakan ini .

Dua pokok pikiran itu ialah :


(1) ."Indonesia negara yang paling pluralistik di dunia , tapi jika kekuatan itu tak dikelola dengan baik akan menjadi kelemahan . Ada banyak yang tidak bisa mengelola pluralisme berachir pecah pecah sebagai negara kecil kecil . Uni Syovyet dan Yugoslaavia tinggal sejarah "

Pada hal dulunya keharmonisan antara agama dan suku bangsa di Indonesia dianggap sesuatu yang unik .Tetapi mengap sampai berdrah darah ?

(2) .Jika kekuatan itu tak dikelola dengan baik akan menjadi kelemahan . Ada banyak negara yang tak bisa memelihara pluralisme beakhir pecah pecah sebagai negara kecil kecil ."

Sebelum kita ajukan pertanyaan apa yang pluralistik , disitu sudah terjawab "negara ".
Dulu negara kecil kecil yang pluralistik disatukan menjadi negara besar yang dipersatukan .
Sebetulnyalah negara kecil itu dipersatukan agar menjadi besar untuk menghadapi Uni Syovet yang mengancam .Pemerintah Pusat , meskipun tujuannya baik tetapi melakukan pemaksaan untuk mencapai kehendaknya. Rakyat tunduk dalam keterpaksaan . Jika Yugoslava pecah hanya kembali ke keadaan semula , dengan menyebabakan korban harta benda dan nyawa yang tidak sedikit . Demikian pula dengan Uni Syovet. Pemimpin Uni Syovyet , terkenal sebagai diktator yang kejam . Memerintah negara kecil yang menjadi anclavenya tunduk penuh ketakutan . OLeh karena itu mana kla ada kesempatan , rakyat ramai ramai bangkit untuk meraih jati dirnya .

Demikian pula yang dinamakan dengan Bhineka Tungal Ika di negara kita juga bukan yang lain , melainkan kumpulan kumpulan atau golongan golongan manusia pada suatu daerah tertentu yang mempunyai identitas tertentu . Yang mempunyai perasaan , harga diri kekayaan , yang akan marah jika hal tersebut terganggu atau kurang dihargai orang lain , baik itu Pusat maupun tetangga. Jika sementara dalam ini dalam keadaan tunduk dan taat mengkin ada perasan takut untuk berisiko , belum jelas tujuannya .


2.Bapa Ayip Rosidi , cendekiawan dan budayawan UNPAD Bandung pada Konferensi Internasional Budaya Sunda di Bandung (KIBS I ) 22-25 Agustus 2001 melontarkan pendapatnya "Diantara negara dan bangsa di dunia , Indonesia adalah salah satu yang mempunyai budaya sangat beragam .Keberagaman itu dilembagakan dalam lambang "Bhineka Tunggal Ika " beragam macam namun satu jua .Akan tetapi keberagaman itu , walaupun sering dibangga banggakan secara verbal , tidak pernah secara konseptual dan berencana dijaga dan dipelihara bahkan dikalahkan oleh jargon persatuan dan kesatuan yang bersifat monolitis , tetapi yang juga tak pernah diuraikan secara konseptual ." Kompas Jum'at 23 Agustus 2001 ) Pendapat Pak Ayip ini saya ulangi lagi pada tulisan berjudul Bhineka Tunggal Ika .

Dengan kata lain ada kemungkinan Bapa Ayip akan mengatakan , perhatian kita seluruhnya tercurah pada suatu bayangan angan angan adanya atau terbangunnya suatu negara kesatuan yang besar yang kaya ,dibawah satu komando di Pusat , sehingga fakta fakta adanya keadaan yang pluralis dan multikuluralis tertinggalkan atau nyaris dijadikan cagar sejarah masa lalu .

Sebaliknya seperti apa sebetulnya negara kesatuan dan persatuan selain yang tersebut dalam UUD 45 Pasal 1 ayat (1) tersebut , juga belum jelas , karena belum dipaparkan secara konseptual .Kalau ketidak jelasan sampai ditingkatkan menjadi menjadi ketentuan negara , disitulah letak sumber salah tafsir yang menimbulkan keruwetan yang tak habis habisnya .
Negara AS adalahbukan negara kesatuan , tetapi negara Sarikat tetapi mempunyai persatuan yang kompak . Separatis seperti ditakuti oleh Indonesia tak ada disana .Yang ada hanya kemakmuran dan kesejahteran rakyat yang membuat orang luar ngiler untuk mengunjunginya .

Masyarakat yang puralis dan multikulturalis ini ternyata tak sekadar mengharapkan disuapi saja , mengharapkan kecukupan phisik yang primair , tetapi ada perasaan untuk memperoleh kebebasan " kemerdekaan" yang sengaja atau tak sengaja terampas .Kehormatan atau harga diri yang misalnya terinjak injak sengaja atau tak sengaja .Kemerdekaan mengatur sendiri keberadaannya , dihormati diakui keberadaannya . Mendapat perlindungn atas identitasnya .Kemerdekaan untuk berbudaya serta kemerdekaan dalam mempertahankan , memelihara dan mengembangkan budayanya . Budaya adalah identitas , harga diri serta nafas suatu kelompok dari pluralisme dan multikulturalisme .Menuntut pembagian yang adil kekayannya . Membaca Bhineka Tunggal Ika juga harus dengan pemahaman yang lebih dalam agar dapat menemukan mutiara yang besar atau bom yang membahayakan .
Adalah terlalu naif jika pemikiran Bhineka Tunggal Ika hanya terkait sebatas barang mati , misalnya memakaikan blangkon dikepala Barongsai yang dikemuli batik , memainkan wayang kulit dengan gamelan musik , gamelan bergaya rock dan yang semacam itu . Ada dua kemungkinan itulah kecakapan orang ber Bhineka Tunggal Ika , atau itulah kecakapan orang untuk mengobrak abrik budaya , menghancurkan identitas , milik , lambang harga diri sendiri . Barangkali perlu diingat Bhineka Tunggal Ika bukan sekadar seloka tanpa makna ,disitu termuat falsafah yang tinggi dan dalam yang perlu dikaji dengan sungguh sungguh .

Ada kemungkinan UU Otonomi yang dimaksud selain ditekankan pada masalah ekonomi , dimaksud juga untuk penyaluran dari maksud maksud diatas . Namun karena masalah ekonomi untuk mengatasi kebutuhan phisik tampak masih belum memadai yang lain perlu ditunda .

Perhatian kepada masalah non phisik masih gelap , karena itu Pa Ayip maupun Pak Amin menghimbau agar penguasa memberikan perhatian yang lebih banyak kepada masalah non phisik tesebut. Siapa tahu semua keruwetan bukan berasal dari masalah ekonomi , tetapi hubungan manusia dengan manusia lain ,penghargaan dan tentang keberadaan manusia .

Atau ada kemungkinan penguasa tak memahami masalah masalah non phisik sehingga begitu kaku dalam mengelola masalah ini ,seolah olah masalah ini tak perlu diberi perhatian yang cukup. Tapi bagaimana jika penguasa dan anggota anggota penguasa adalah mantan manggala manggala yang berada paling depan yang selalu mengajarkan budi luhur pada waktu waktu sebelumnya ? Manggala manggala yang memberitahukan isi kandungan pilar pilar bangsa .


UNDANG UNDANG DASAR 45 .

uuD 45 adalah salah satu pilar negara .Selain generasi kini yang makin masa bodoh dengan idealisme , masih banyak idealis masih bertahan , mempertahankan UUD 45 sebagai
jimat yang tak boleh diongget ongget (diubah ubah ) .UUD45 45 Pasal 37 ayat (5) Khusus tentang bentuk negara Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan .Toh para reformis dengan beraninya telah melakukan perobahan terhadap UUD 45 (amandemen ) khususnya yang dapat menutup keuntungan atau merugikan kaum itu .
Khususnya Perubahan yang terjadi ialah pada Yang menjadi fokus reformis ialah Pasal 6 (ayat l ) dengan menghilangkan kata "asli ", yang menurut para founding father kita justru untuk melindungi warga negara asli yang masih lemah dan bodoh dari desakan yang tidak asli atau yang masih sebagai orang vrenderlingen yang lebih kuat dalam pisik maupun berpikir, karena yang tak tersentuh tekanan ,kekejaman dan kejuligan penjajah .

Hal ini dikarenakan apa yang dialami oleh penduduk asli adalah perbudakan untuk ketiga kalinya .
Yaitu perbudakan yang dilakukan oleh raja raja (aristokrasi ) . Bahkan dalam perbudakan para aristokrat yang begitu sadis, penduduk tak punya hak apa apa , diakui sebagai manusiapun tidak , selain dianggap milik ( belong to the king = kagungan dalem ) dan penjajahan Belanda , sebagai kuli yang diakui sebagai setengh manusia karena tak adanya perlindungan untuk mereka dan
Perbudakan oleh orang bukan asli tetapi kini menjadi asli , yang pintar mengekploitasi tenaga dan kepinteran orang kita .

Ketimpangan akan mulai tampak terasa pada saat adanya pembagian kue kemerdekan

misalkan pembagian pedidikan yang selalu jauh dan tak terjangkau orang lemah dan bodoh ,
pembagian jabatan ,pekerjaan , yang selalu minta syarat syarat pendidikan ,penampilan , yang tak mungkin dipenuhi oleh orang bekas perbudakan dan penjajahan .
Pembagian lahan yang selalu dimenangkan oleh yang pintar dan kuat . Pembagian pembagian lainnya , yang kesempatan itu selalu dimenangkan oleh mereka yang tak mengalami perbudakan dan penjajahan .

Jika yang seperti yang diteruskan kelak akan terjadi adanya warga negara yang selalu diuntungkan dan yang selalu dirugikan . Yang diuntungkan akan menjadi warga negara kelas satu atau golongan bendoro , golongan warga negara yang lain akan selalu dirugikan dan akan tetap menjadi kawulo alit . Yang kuat , yang pinter , akan menag yang lemah dan kurang pinter akan selalu menjadi orang kalahan .

Tujuan mulia leluhur kita yang mengimpikan negara berkeadilan ,negara kekeluargaan atau negara yang dapat didefinisikan sebagai "organisasi " kemasyarakatan yang mennyekenggaran keadilan sosial " tak tercapai .

Bagian bagian yang menyentuh inti atau subsatansi bangsa yang pluralis dan multikulturalis sama sekali belum tersentuh .

UUD 45 Bab XV Pasal 36 A berbunyi "Lambang Negara ialah garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika .
Pasal ini menimbulkan pertanyaan, Apakah pasal ini betul betul sampai disini saja , atau masih memuat kandungan yang belum tergali ataubelum diketengahkan kandungan atau muatannya .
Dari seluruh pasal pasal UUD 45 tak ada yang secara jelas menjebutkan adanya satuan masyarakat atau etnis yang pluralistis dan multikulturalistis yang lengkap dengan ikutannya . Yaitu yang melekat pada dirinya, yaitu yang memiliki keluarga , yang memiliki tanah atau sawah ladang , budaya , kepercayaan ,serta mempunyai status penduduk yang telah turun temurun dan mempunyai sejarahnya sendiri ,kadang kadang disebut penduduk asli pribumi . Orde baru menyebut keberagaman itu SARA sedang orang modern menyebut kelompok orang yang masih mengingat kesatuan itu tadi disebut provinsialistis atau daerahistis . Provialistis atau kecintaan , rasa memiliki terhadap daerah asal merupakan keniscayaan bagi mereka yang bersangkutan karena hanya dengan demikian kelompoknya dapat mempertahnkn diri , melawan dan terlindungi dari serbuan kelompok yang lebih kuat , Demikian pula dengan kata SARA .Masyarakat memerlukan identitas yang jelas agar masing masing kelompok dapat saling mengenal . Bisa mengenali untuk dapat menghormati , atau menghadapi dengan tegas jika terjadi pertengkaran . Barulah siapa yang berani melanggar UU negara perlu di pidana .
Satu kesalahan besar jika kata provinsialistis dan SARA digambarkan sebagai suatu yang akan merobohkan negara ,dijadikan kata yang mendirikan bulu roma .
Yang salah tentu bukan kata katanya , melainkan yang membuat onar , mereka itulah yang perlu di bui .

Sekalipun tak disebut adanya pasal pasal yang memuat keadaan yang menyebutkan adanya keberagaman itu , tetapi intinya telah merangkum semua yang terkait.


Misalnya :

Pasal 28 E (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya , memilih pendidikan ,dan pengajaran , memilih pekerjaan , memilih kewarganegaraan , memilih tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkan nya serta berhak
kembali .

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan , menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nurani .

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat berkumul dan mengeluarkan pendapat .

Pasal 32 (1)Negara memajukan kebudayan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan budyanya .
(2)Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayan budaya nasional .
Meskipun tak menyebut ada masyarakat pluralis Pasal ini telah membertahukan adanya masyarakat yang pluralis yang mempunyai multikulturalistis .


Dalam Pasal 32 ayat (1) Dalam pasal ini terbersit atau tersirat apa yang disebut atau dimaksud nasional yaitu masyarakat yang pluralistis dan multikuralistis .Negara memajukan kebudayaan nasional dengan menjamin kebebasan masyarakat dan mengembangkan budayanya .Barang kali perlu dipertegas Kebudayaan nasional adalah kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan budayanya . (Perlindungaan terhadap penetrasi budaya yang lebih kuat ) .





NKRI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA .

Wilayah maritim yang sangat luas membujur dari Sabang sampai Merauke , dengan berpuluh ribu pulau didalamnya ,semula adalah negara jajahan Belanda selama kurang lebih 350 tahun menjadi negara jajahan Belanda , dengan nama Hndia Belanda atau Nederland Indie .Negara ini diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno Hatta ,atas nama bangsa Indonesia , menjadi negara yang merdeka , yaitu negara kesatuan dan berbentuk republik NKRI ) . Memerintah negara republik adalah presiden .
NKRI dikokohkan dalam UUD 45 dalam Pasal 1 :

(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk republik .
(2) Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksankan menurut UUD .
(3) Negara kesatuan adalah negara hukum .*

Kemerdekaan Indonesia merupakan berkah Tuhan Yang Maha Esa , atas pergerakan perjuangan kemerdekaan rakyat yang sudah mencapi saat berbahagia. Soekarno yang tampak paling dulu berdiri paling depan dalam perjuangan kemerdekaan , bahkan dari sebeum yang lain mengerti kemerdekaan tampak paling menonjol dan seolah olah mendapat kemudahan apa yang beliau kehendaki .
Kalau sebelumnya begitu anti dengan penjajahan Belanda , pada masa penjajahan Jepang tampak begitu erat berkolaborasi dengan penjajahan Jepang . Sehingga banyak orang menuduh beliau tidak konsekuen dengan perjuangannya . Namun orang tak mengerti bahwa itulah taktik beliau untuk pertama mengenyahkan penjajahan oleh bansa barat untuk selanjutnya sampai kepada kemerdekan itu .Ternyata benar sekali , selain bersama Jepang merobohkan penjajahan barat , banyak konsesi penjajah Jepang untuk membangun kekuatan bangsa sendiri . Pembangunan kekuatan baik militer maupun membangunan kesadaran rakyat untuk bangkit menjadi manusia yang berharga . Orang banyak menuduh Jepang sebagai penyebabpenderitaan yanghebat dinegar ini , tetapi orang lupa bhwa peperangan apa lagi perang dunia II yang mendongkel hampir seluruh imperialisme di Asia , bukan tidak memerlukan pengorbanan .Semua pihak terlbat dalam kesusahan dan penderitaan termasuk negara Jepang sendiri . Sejara jujur kami katakan bahwa perang dunia II adalah perang antara bangsa bangsa Asia mendongkel kolonialisme imperialisme di Asia . Dalm sejarah sebelumnya hanya Jepanglah yang dapat mengalahkan keunggulan bangs barat (Rusia) . Layak Jepang menjadi pemimpin Asia .Tanpa Jepang pejajahan di asia sulit di hentikan .
Apakah orang Jepang begitu bodoh untuk mengijinkan kita membangukan rakyat nusantara bangkit untuk menegakkan identitasnya kembali , yang akan berakibat akan melawan tuannya sendiri ? Tentu tidak , intelijen Jepang sudah disebar keseluruh nusantara sebelum perang dimulai .
Sepak terjang Jepang di Asia atau khususnya di nusantara inibanyk mempengaruhi pikiran Soekarno .Kekuatan Sekutu yang dikepalai Amerika Serikat , yang saat itu dianggap musuh seluruh dunia , sebenarnya telah membuat kebencian yang mendlm pada pikiran Soekarno . Kelak sesudah perang dunia II ini , kebencian ini akan berlnjut dan dendam kebencian ini berubah , Soekarno terus memusuhi negara NEKOLIM sampai akir hayatnya . Mendengar Kata sarikat yng berasal dari Amerikat Sarikat saia sudh menimbulkan perasaan tak sedap dan ini barangkali beliau tak pernah berkenan menyinggung kata sarikat ketika duduk dalam kedudukannya menetapkan peraturan peraturn perundang undangn negara RI .Karena beliau sudah memiliki praduga bahkan keykinan bahwa semua negra NEKOLIM akan selalu menyebabkan penderitaan . Meskipun AS telah membantu cease fire dan membwa yang bertikai Indonesia Belanda dapat berunding bersama dalam KMB , meskipun AS telah membantu penyelesaian Irian Barat .

Idealisme Bung Karno yang pertama membangkitkan kehidupan kaum marhaen dan kedua mencapai Indonesia merdeka ,itu tak terlupakan meskipun beliau berbulan madu dengan penjajah Jepang .
Untuk mendukung idealisme itu beliau selalu mendengunkan semua rakyat bersatu untuk menggempur penjajahan secara bersama sama .

Berbeda dengan para leluhurnya yang berperang mati matian untuk mempertahankan negaranya dalam menghadapi penjajah , jutru kepala kepala adat ( termasuk para raja ) lebih senang mengabdi sebagai tangan kanan penjajah ,karena mendapat kenikmatan dari penjajah .Beliau tak berkenan sehingga beliau tampak tak pernah bermuka manis menghadapi kepala adat yang biasanya terdiri para raja dan yang dirajakan ,yang umumnya enggan bersatu membaur dengan rakyat , bersama rakyat .Mereka umumnya menentang perstuan dan perjungn itu ,karena telah merasa berkecukupan menjadi hamba penjajah Belanda .Kepala kepala adat ini sudah mendapatkan kenikmatan , mengkorupsi adat , bersama penjajah selalu berusaha membodohkan rakyat, menentang persatuan untuk mempertahankan apa yang sudah mereka peroleh dari penjajah .
Ini akan terlihat bahkan setelah Indonesia merdekapun , ternyata RI hanya mempunyi daerah Yogyakarta yang dengan keiklasan Sultan Yogyakarta ,pertama bergabung dengan RI dan kedua menyediakan tempat pusat perjuangan RI dan Aceh yang memang tak pernah mau tunduk dengan penjajah Belanda . Selain itu yang lain tetap pecah belah seperti sedia kala .

Bisa jadi kekecewaan ini yang membuat beliau melupakan adanya masyarakat yang Bhineka Tunggal Ika . Semua disapu bersih demi kesatuan dan persatuan . Sebetulnya bukanlah ada maksud menggilas Bhineka Tunggal Ika , yang berarti menggilas kenyataan adanya masyarakat Bhineka Tunggal Ika ,hanya momen momen tertentu hal itu dilaksanakan . Sebetulnya perbedaan ini sudah dimulai sejak dulu .

Dan hasil usaha BPU PKI dan PPKI yang kelak akan menjadi UUD 45 adalah produk Badan atau Panitya yang dipimpin Soekarno , yang terlalu dominan dengan perasaan yang tak berkenan dengn ap saja yang berbau sarikat .Padahal Bhinrka Tunggal Ika adalah Kesatuan Negara Negara Sarikat atau negara negara sarikat dalam kesatuan .

Bukan tak mungkin alasan alsan tersebut disamping alasan lain yang yang menjadi sebab seolah olah Soekarno ingin melupakan satuan satuan masyarakat ,satuan adat dan raja raja lokal, yang sebenarnya hanya ditujukan untuk kepala kepala adat dan raja raja , yang menghambat usaha usaha mwncapai perstuan dalam perjungan untuk merdeka

Kalau kita perhatikan dari seluruh pasal pasal UUD ,45 berisi hal hal yang mengatur kehidupan seperti negara ini ,negara barulah memikirkan kesatuan (Tunggal Ika ) nya saja ,sedangkan yang Bhineka nya belum tampak jelas . Tak ada aturan yang melindung SARA , tak ada yang mengatur ,melindungi masyarakat dan provinsi yang Bhineka , yang beragam ragam.

Soekarno main UU sejak berkolaborasi dengan Jepang karena Jepanglah yang menurut perhitungan dapat menuntun sampai kemerdekan tercapai . Pengaruh Soekarno begitu kuat sehingga dapat mendominasi sidang sidang , apa yang menjadi maunya harus terlaksana .

Dalam Dokuritzu Jumbi Cosakai (BPUPKI) yang dibentuk tanggal 28 Mei 1945 (BPUPKI ) beliau ditunjuk sebagai Panitia Kecil perumus UUD . !0 Juli 1945 dirumuskan UUD . 7 Agustus 1945 BPU PKI dibubarkan , dibentuk Dokuritzu Jumbi Inkai (Panitya Persiapan Kemerdekan Indonesia (PPKI),terdiri dari 12 wakildari Jawa ,3 wakil dari Sumatra ,2 wakil dari dari Sulawesi, 1 wakil dri Kalimantan,1 wakil dari SundaKecil , 1 wakil dari Maluku , 1 wakil dari pendudukan Cina dan dtambah 6 wakil lagi . . 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka .Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengesyahkan Rancangan UUD 45 BPU PKI menjadi UUD 45 .

Upaya untuk mendirikan negara yang mempunyai UUD yang begitu singkat tentulah dapat dikatakn belum sempurna . KOnstituante yang dipersiapkan untuk membentuk UUD Baru Tahun 1955 toh hanya mengalami kegagalan .

Keadaan yang seperti ini yang membuat Soekarno berang lagi .Beliau membubarkan konstituante dan menetapkan berlakunya UUD 45 dan ikutannya , yaitu USDEK .Kembali kepada kepribadian sendiri . Barangkali karena terdorong oleh kemarahannya beliau memutuskan satu hal berdasarkan kira kira. Namun kalau dikatakan berdasakan kira kira juga tidak , jauh sebeumnya memang sudah mengeluhkan keadaan yang tak proposianal ini, akibat kita mengambil langkah yang kurang benar yaitu mengambil gaya gaya barat yang tak sesuai dengan kepribadian kita .

More aboutMERENUNGKAN PILAR-PILAR BANGSA II