DEMOKRASI KITA DULU DAN SEKARANG

Diposting oleh Asri Bintoro on Senin, 16 April 2012

AGGRA INSTITUTE TAMAN BELAJAR TENTANG PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME DEMOKRASI KITA DULU DAN SEKARANG Jaman dulu orang tak pernah memikirkan sebetulnya ada demokrasi atau tidak .Orang sudah terbiasa pada aturan tradisiolnal yang sudah mapan .Mapan jeleknya dan mapan baiknya . Ada golongan gusti ada golongan kawula , ada golonan yang kumawasa ada yang pidak pedaraan; ada yang bepangkat dan banyak yang tidak . ada yang kaya ada yang miskin . Begitu lamanya keadaan seperti itu ,orang hingga orangtak pernah memikirkan itu .Semua sendika dawuh.Semua mengalir begitu saja . Ada juga pembangkangan , pembangkangan biasa dilakukan oleh orang tertindas . Lalu datang orang yang lebih kuasa atau berkuasa . Yang membangkang digebug .Tetapi kalau tahu mau digebug sebelumnya ia melarikan diri .Demokrasi dari dulu dan sekarang sama saja . Sekarang tambah hukum .Siapapun yang pintar hukum , selalu dibenarkan tindakannya karena dia pintar punya alasan , bukti dan argumentasi yang menyelamatkan , sebaliknya orang lemah , bodoh , bodoh semuanya dan bodoh hukum selalu menjadi bulan bulanan orang kuat . Penulis katakan hasil demokrasi dan hukum ndari dulu dan sekarang sama saja , yang kuat, pintar tetap diatas , benar dan menang , yang bodoh , lemah dan kalahan tetap saja pada nasibnya . Pernah penulis katakan dan bicarakan pada teman sebaya dan sepaham , memang begitu katanya. Meskipun banyak contoh yang dekat dekat temanpnulis mengambil contoh yang jauh .Katanya biar orang dekat dekatnya tak tesinggung . Orang Papua menembaki anggota keamanan dan buruh di Timika ,mereka melakukan perbuatan melawan hukum ,dituduh melawan Pemerintah ,lalu dibalas secara phisik represif ,dan secara hukum sederet tuduhan akan dihadapi .Mulai dengan penganiayaan phisik , pengacauan usaha yang merugikan . Sebagai orang kalahan mereka tak bisa protes bahwa disitu ada tambang diambil orang asing , ada hutan yang diloging , ada kekuasaan yang melindungi . Pegawai pegawai (malah pimpinan ) bukan orang lokal , gajinya besar besar , makan enak tidur enak , sementara orang lokalnya tetap memakai koteka dan tinggal telajang; dalam rumah honeinya yang kurang layak sambil menunggu siang untuk mengais ikan dikali .kali . Mengalami penistaan hidup yang tak sebnding kekayaan yang diambil orang luar . Namun kini banyak orang dipinggiran kidul Jawa Tengah yang mulai berani mengatakan tak rela pasirnya diambil oleh suruhan perusahaan asing .Orang mulai bertanya dan tak inggih sendika dawuh saja , pada orang kuasa yang memegang dawuh . " Niki kula bade dibagehi napa mboten " Kini kawulonya berani bertanya atasan ,tak tahulah atasannya berani menyanggah atasannya lagi atau tidak . Ada dua masalah yang selalu dihadapi bupati hingga masuk bui ."Sebagai bawahan harus dapat menjujung timbalan dawuh atasan dengan sebenar benarnya taat . Sebagai atasan menghadapi kerasnya pertanyaan dari para kawulonya yang tak mau diapusi lagi ." Tinggal memilih opsi jujur atau lebur . Sekalipun namanya demokrasi ,begitu yang berjalan . Perhitungan untuk menjadi pejabat harus dilakukan dengan cermat ,berapa pengeluaran untuk "nyalon " , berapa perolehan yang harus diperoleh. Tak boleh ngawur . Apalagi pengertian demokrasi tak hanya yang meliputi demokrasi kekuasaan seperti dalam UUD 45 pasal 1 , malah hampir semua isi UUD 45 harus bernuansa demokrasi . Demokrasi yang benar ialah yang meliputi semua ruang kehidupan . Meliputi cara cara memperoleh mandat untuk memerintah , cara menjalankan peritah , Cara mengatur , cara cara menjaga kehidupan cara mengatur ekonomi , yang dengan singkat semua itu disebut menjadikan rakyat menjadi tata tentrem kertaraharjo . Dalam tex tex How to manage; clean gouverment dalam tata negara modern .mungkin tak ditemukan ajaran yang begini . Apakah penulis sudah pernah mengutarakan judul ini atau belum , kurang ingat soalnya penulis memang suka memikir mikirkan dan membicarakan hal ini ,dengan kawan kawan yang boleh dikata seumur , sekrenteg ,yang cocok .Saking seringnya ngomong malah lupa apakah topik ini pernah ditulis atau belum . Demikian pula sebelum lupa penulis mengaku ,dalam tulisan yang lalu ada kesalaha dalam menyebut nama dalang kondang ki Manteb Darsono ,penulis menyebut dengan nama P Mangku Darsono , yang mestinya layak diangkat menjadi guru besar dengan gol .IV /e , sedang Pak Anom Suroto dengan pangkat IV/c; sedang yang lain di PEPADI ada daftarnya . Piye to. Akeh para S2 sing takon (wawancara ) marang dalang lan diwarahi dalang njur gawe skripsi pada dadi doktor , kok sing marahi malah ora .Lo pinter endi sih sing marahi karo sing duwarahi . Dene orang ana sing ngangkat ya swastaan waelah .Tetapi jangan terlalu liberal , komersial , profesional , pasang taripe wuaah . Wong wong njur wedi nanggap . Memang jamane uang jadi ukuran orang berhasil atau tidak kudu nguber uber uang . Tak usahlah niru niru nubras nubras yang begitu , biarlah ada dukun dukun pasang tarib yang wuaah , tukang ceramah yang wuah ,mangka ceramahe tentang kesedarhaan , aja nguber uber duit , sabar , nolong orang miskin . Jangan ikut jaman edan .Mangka jarene kanggo nglawan penetrasi budaya asing /modern iku totonan wayang kudu digalakake . Pada jaman edan sing jenege nguber duwit susah susah gampang , kayaknya ndak pelu perencanaan .Nek arep sugih mara mara sugih , nek bangkrut mara mara bangkrut. Cerita : Jenege sing crita Pak Saragih eks Mantri Kehutanan . Dadi guru besar ,gelare DR. pengalaman pirang pirang tahun dalm bidangnya , kalau diundang ceramah persiapane 3 dina nganti ra bisa turu , habis ceramah diwenehi amplop telung yuta rupiah .mBiyen ya wis apik ngono , wis akeh banget wong propesor. Bareng diangkat dadi menteri disodori gaji menteri 10 juta , malah kaget wel welan . Tak tahunya sekarang yang namanya selebritis , bisa megal megol (goyang sedikit ) dan nyanyi Iwak edan , nasi edan ' dapat ngantongi honor 2 milyar sebulan .Benar benar jaman edan . Nek wong isih waras ra perlu gumunan karo wong edan , mengko melu melu edan kaya panjenengane Bapak Bei Sujiwo Tejo sing wiwitane etok etok dadi dalang edan . Wong jenenge urip nang jaman edan malah akeh sing seneng .Wong jamane pacen jaman edan . Poma sing lagi edan edanan ,aja pisan ngrusak budaya sing adi luhung . Yen pancen bisa dalang sing apik , kenangapa dadi dalang edan.. Pak Timbul Hadiprayitno alm . kuwi priyayi Purworejo lho , pancen ndalange pinter lan apik ,kok maune ya laris nganti sing perlu kudu ngatri . O ya. Sebelum penulis lupa , penulis ingin tahu siapa yang dapat membaca dan menjabarkan Pasal 32 ayat 1 dan 2 UUD 45 secara benar sesuai dengan pikiran penulis .Umpama penulis punya uang tentu penulis sayembarakan dengan hadiah banyak sekali .Barangkali rumah model Betawi yang modern lengkap dengan isinya . Mobil yang tak kalah cagihnya dengan yang dipakai legislatif atau selebreti . Di Kutoarjo Purworejo , saliyane wayang ana Jaran kepang , cingpoling ,ana lengger , ana angguk/jedur ana ketoprak , ana cengkling , ana tayuban ,ana wayang klitik Benco , lha itu konconya wayang yang dianggap bisa menyelamatkan budaya Jawa .Tak usah ada kapling kaplingan ora usah bek bekan . Dulu ada Slogan America for America " Saiki digawe maneh "Jawa for Javan " Ora susah lengger duweke wong Temanggung , Angguk duweke wong Purworeja , reog uweke wong Ponorogo lan liya liyane Itu pikiran penulis saja , tetapi pikiran penulis menurut penulis juga agak masuk akal sehat , dari pada banyak uang negara raib (mongko akeh buaanget oleh pejabat, pegawai yang tak jujur dan mubasir tak karuan mending buat , fakir miskin yang benar benar seperti ditayangkan dalam layar kaca , Lalu golongan tukang sampah yang bikin bersih lingkungan , tukang bersih kali , tukang bersih pasar , pemulung , jaga palang pintu kereta api , gajinya baik yang formal maupun yang tidak formal perlu ditambah diatas rata gaji minimum daerah yang tak pernah; mencantumkan kebutuhan anak sekolah , pakaiannya , hp nya , motornya ,rekreasinya , yang tak terbatas . Soal begini kalau kita bandingkan yang namanya lingkungan , lingkungan sekarang dengan dulu jauh jauh sekali bedanya . Contoh : Di Daerah Kutoarjo , Purworejo , dulu jalannya dibersihkan "kuli kuli ratan " , bantarannya bersih rapi dan apik , teduh . Lalu untuk kalinya ada; "kuli irrigasi " yang membersihkan kalinya tiap waktu .Kalinya bersih malah dapat buat berenang renang anak anak desa . Dulu ada mantri perikanan yang tiap waktu melihat kolam kolan rakyat dan memeberi nasehat dan bibit bibit ikan di kedung secara rotin , maksudnya tentu memberi kesejahteran pada penduduk supaya dapat ditangkap buat tambah gizi . Yang tak formal dulu ada kerjakan gotong royong , wong gotong royong masih menjadi budaya . Sekarang memang hebat , sampai jalan jalan kampung diaspal ,dipave , kalinya diturap ,motor , kendaraan angkot dan lainnya lalu lalang tanda orangnya kecukupan , tetapi kalau lingkungannya jembrung ya lalu tampaknya kumuh dan elek . Bisa ditata sing apik , sing beacik lan sing resik . Penulis kira yang seperti yang wis apik diteruskan ,ditambah sing durung apik didandani .Jaman dulu tak ada program tak proposal ,tak ada kertas tak ada kompute , kok ya mlaku becik , dene saiki wis ngerti program , proposal , perencanaan , nduwe komputer ,mestine luwih becik maneh . Sebetulnya semua dapat dikerjakan dengan rilek tak usah koyo iyo iyoo .Tak usah tegang tegang , ada pemasukan pake , kurang cari , yang ngapusi diuber uber .Kalau tidak rilek dan tegang terus nanti stroke ,luput luput masuk jail kaya sing uwis .(Mugi sami enget , ingkang sampun kalajeng ). Rilek , jangan mburu uceng kelangan deleg . Tetapi juga jangan terlalu rilek, njur menenlatarkan; tugas tugas , njur bola bali medang medangan nang pasar . Yang seperti itulah demokrasi kita dulu , coblosan hanya kalau ada lurah lengser .Ora kaya saiki ,saben dino coblosan .Coblosan lurah , coblosan DPRD .Coblosan bupati , coblosan gubernur ,coblosan presiden , wualah mubasir . Tetapi ya kita ikuti wong itu wis dadi keputusane DPR yang kita pilih . aSetelah coblosan terus terusan ,apa hasil baik ? Kayaknya juga tidak , banyak anggota yang terpilih (pilihan berarti langgoran =paling apik ), tapi nytany njur pada masuk bui , yang tak masuk bui njur pada mecari akal untuk ngapusi rakyat secara slamet . Ya tak apa beaya besar dan mubasir , banyak uang berhamburan ,banyak juga yang kebagian , meskipun itu tak halal dan tak berkah . Biarlah yang ngaco masuk neraka . Salah pilih , sulit diralat .Nunggu 4 tahun nganti apa apane entek . Dulu pilihan berjenjang ,yang dipilih lurah .Calon lurah ,rakyatnya sudah niteni kelakuan calon lurah . Ala apa becik , patut dipilih atau tidak . Mestine lurah lurah milih bupati , bupati milih gubernur . Gubernur milih presiden . Mangsa demokrasi coblosan , kon milih , milih wong ora kita kenal kentang kimpule , malah milih gambar kaya nang pasar tukang jamu dodol ramalan . Pada hal kita harus krtitis , transparan , kudu ngerti kang dilaksanaake , rasional ,ora ngawur , jebulane kon ngawur asal nyoblos . Jarene ben jujur , tapi akeh protes , tegese akeh singora jujur . Padahal pengawasan oleh bagian pengawasan sesuai dengan tingkatnya . Yang kemudia ketahuan elek diganti , kaya nek nandur pari ,sing elek dibedul disulami sing apik . Muga muga besok kaya ngono .

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar