BUDAYA PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME MAGANGAN (PEMILIHAN UMUM LURAH )

Diposting oleh Asri Bintoro on Jumat, 10 September 2010

AGGRA INSTITUTE 
TAMAN BELAJAR PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME

Alamat : bintoroasri @ yahoo.co.id 

4 . BUDAYA PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME
 MAGANGAN (PEMILIHAN UMUM LURAH )

Sebelum kemerdekaan lurah lurah di Jawa dipilih oleh penduduk desanya dalam suatu pemilihan umum lurah (magangan ) . Itu adalah suatu realita yang kasat mata dapat dilihat oleh semua orang yang menyaksikan . Dulupun sudah ada istilah jurdil (jujur dan adil ) , dengan pengertian siapa yang tak jurdil dihukum .Dan alhamdullilah hampir tak ada orang dihukum karena adanya magangan ini . Apakah hal itu sudah merupakan suatu model demokrasi yang mantab , meskipun itu terjadi dinegara yang belum mengumumkan sebagai negara demokrasi .Rakyat betul betul terlibat dalam persoalan kekuasaan di kelurahan itu .Rakyat aktif dalam pemilihan yang akan menentukan nasib desanya . Rakyat paham betul dengan kualifikasi jago yang magang menjadi lurah ini , karena jago jago tersebut adalah tetangga tetangga yang ada disebelah rumahnya . Rakyat selalu niteni (mengamati ) kelakuan jago tersebut sepanjang hidupnya dan itulah trackrekord nya . Mestinya demokrasi cara cara kuno itulah yang dinamakan demokrasi langsung dan mendekati kebenaran , jujur dan adil . Di Jawa Barat ada tradisi yang disebut Ngariung Mungpulung . Ngariung Mungpulung hanya terjadi dalam keluarga , baik keluaga yang sedang sedang saja maupun yang besar . Selain untuk acara silaturachmi keluarga , juga menyelesaikan masalah atau persoalan baik persoalan sedang maupun besar . Pimpinan adalah pimpinan keluarga berdasar "kolot di payun , nu ngarora di pengker " . Kolot bukan berarti harus tua umurnya ,tetapi yang mempunyai kebijakan atau ilmu yang lebih tinggi dari yang lain atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dalam silsilah pancakaki . Betul hal ini hanya menyangkut masalah dalam masyarakat kecil . Tetapi azas "kolot di payun , nu ngarora di pengker " akan terbawa dalam menentukan untuk memilih lurah .Kedekatan yang didasarkan ikatan keluarga yang masih sangat kuat .Segi baiknya karena masing masing mengenal betul akan track record masing masing calon dengan jelas , akan dipilih pemimpin yang benar benar dikenalnya . Tidak baiknya ialah ikatan keluarga kadang kadang mengurangi pikiran rasional dalam pemilihan , petot belo dulur sorangan , baik buruk dipilih karena masih keluarga . Sehingga akhirnya kepala desa dan kepala keluarga bahkan kepala adat spiritual menjadi satu . Keputusan keputusan demokrasi semacam ini mempunyai ikatan spiritual karena itu sangat ditaati . Tak akan ada demontrasi , atau jika ada demontrasi dapat cepat diselesaikan dalam ngariung mungpulung atas dasar musyawarah dan mupakat . Keputusan keputusan politik dalam demokrasi tersebut semua dapat diselesaikan dalam ngariung mungpulung dalam skala kecil maupun besar . Yang kecil dapat langsung misalnya tingkat desa , yang besar dengan berjenjang keatas sesuai dengan wilayah kita yang sangat luas .Bahkan kalau perlu bukan tak mungkin demokrasi adat kita , kita tingkatkan menjadi demokrasi nasional berdasarkan adat kita . Demokrasi perwakilan seperti tersebut diatas tampak lebih kena pada sasaran , efisien dan praktis mengingat jumlah wilayah dan jumlah penduduk yang amat banyak . Irit , tidak orod dan tidak rebjek . Adat adat kita , karuhun kita juga telah mengenal demokrasi , tetapi tak ada yang namaya demontrasi yang kini termasuk dalam HAM . Sungguh kurang dapat dimengerti jika para modernis justru mengambil contoh contoh yang jauh , sedangkan disini banyak model model yang lebih baik, dapat dilaksanakan dengan efisien bahkan dapat menghemat triljunan rupiah yang dapat dihemat untuk membantu orang miskin . Rupanya ada ketentuan baru apapun yang kita kerjakan sebelum sesuai dengan kemauan orang barat yang biasanya kreditor , tidak syah dan bukan sesuatu yang maju . Yang penting asal ada persetujuan sang kreditor , pemilihan umum kaya apapun itu artinya ada demokrasi . Tak perlu memusingkan tentang peduli tingkat pengetahuan rakyat baik tingkat kecerdasan umum atau politik . maupun pengetahuan rakyat atas kualitas jago jago yang dimaksudkan dapat mewakilinya . Tak peduli apakah akan berdampak dapat menggusur peranan budaya daerah karena partai politik bukan dn tidak mesti wakil wakil daerah yang terdiri dari orang daerah itu yang mengerti budaya daerah setempat . Memperkuat nasionalisme dalam arti memperkuat sentralisasi kekuasaan dipusat dan terpusat . Dengan menggunakan terminologi terminologi dengan bahasa asing ternyata dapat mendongkrak martabat mungkin sepuluh kali lipat . dan orang modern memang sedang gandrung gandrungnya untuk berusaha duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan orang modern di luar negeri . Otaknya (brain ) dicuci dengan pengetahuan bule bahkan kalau dapat kulitnyapun mau dikupas diganti dengan kulit yang bule . Bagaimana maunya his master voice atau pihak luar yang berkuasa terhadap keberadaan pemimpin pemimpin kita , karena kita banyak sekali mempunyai bargaining bargaining dan malah utang utang dengan dunia luar . Pada waktu sekarang banyak sekali jenis jenis demokrasi dan makna demokrasi , sampai membingungkan . Dan pegangan orang tentang demokrasi adalah kalau menguntungkan dirinya , itu demokrasi yang betul , manakala merugikan itu demokrasi yang kurang betul . Contoh : Seorang pemimpin biasanya mula mula berjanji akan berbuat all out untuk kesejahteran rakyatnya , yaitu jika dapat terpilih menjadi pemimpin .Ketika ia betul betul terpilih oleh demokrasi dan menjadi pemimpin, ia mengatakan itulah demokrasi yang benar , penghimpun aspirasi rakyat . Tetapi ketika ia menjalankan amanat yang diberikan rakyat secara kurang betul , dan tak menepati janjinya , rakyat tiap hari berdemonstrasi menggugat kekeliruannya itu . Pemimpin itu berkata , itu demokrasi tak betul .Rakyat sudah memberikan amanatnya , kenapa sekarang jadi crewet . Ia pura pura lupa pada janjinya atau tak mau tahu jika kebijakannya tak sesuai dengan yang dimaui rakyatnya . Sekarang ada demokrasi liberal , "sekarang mau apa saja yang monggo , wong jamannya sudah demokrasi ". Tetapi bagaimana dengan demokrasi ini , jika kelompok yang satu merugikan orang lain . Yang liberal berkata tak apa merugikan orang lain , salah sendiri mau dirugikan . Yang penting asal menguntungkan diri sendiri . Dalam alam liberal patokannya kan kemerdekaan pribadi (liberisasi ) ,mengutamakan kepentingan induvidual ,dan menjamin persaingan bebas . Yang lemah dan bodo jika tak ada proteksi betul betul dapat terinjak injak . tetapi kalau ada proteksi proteksian menjadi tak liberal lagi . Ada demokrasi prosedural , yang mengutamakan pokoknya ada pemilihan umum yang dapat melegimitasi pemerintahan menjadi demokratis , ini sangat rentan sekali mana kala rakyat tahu bahwa rakyat sebenarnya hanya dijadikan alat melegimitasi pemerintahan . Demokrasi ini dapat menghasilkan pemimpin dengan mayoritas suara yang diperolehnya , namun dengan mandat yang diberikan rakyat terbanyak tiba tiba bisa jadi diktator atas nama rakyat jika terpaksa mempertahankan diri Ada demokrasi rakyat ini betul betul membingungkan yaitu bahwa jika misalnya Korea Utara yang jelas jelas dipimpin oleh diktatornya, toh masih bisa menyebut diri sebagai negara demokrasi rakyat ,Demokrasi terpimpin ialah demokrasi di Indonesia 1957 s/d 1967 didukung oleh mayoritas rakyat , sebagian lagi mengatakan bukan demokrasi tetapi diktator . Sekalipun mayoritas telah dimenangkan pemimpin yang satu , toh yang kalah ngotot mengatakan itu tak adil . Demokrasi pembangunan adalah demokrasi di Indonesia dari tahun 1967 s/d 1998 , didukung oleh mayoritas rakyat Indonesia dan sebagian kecil rakyat mengatakan saat tersebut ialah saat negara dipimpin oleh diktator pula . Ada demokrasi ekonomi . Bahkan dalam kemajuan ekonomi yang mencapai pertumbuhan diatas 7 ,5 % , atau bahkan rata rata perkapita mencapai $ 2.500 pertahun . Tetapi benarkah itu dapat dirasakan rakyat . kalau tumbuhnya kegiatan ekonomi dalam persaingan , dapatkah yang kecil mempertahankan haknya jika tiba t iba direbut oleh yang lebih besar dan kuat.Apakah slogan slogan untuk kesejahteraan rakyat benar benar dilasanakan sesuai dengan bunyinya dan yang tak menipu rakyatnya . ( Ingat doa rakyat yang tertipu sangat besar sawabnya ) . Demokrasi politik , biasanya dilaksanakan dalam memberikan hak memilih dan dipilih dan sekalipun berpedoman jurdil , sulit dikatakan demikian . Bahwa pernah seluruh anggauta KPU dihukum bukan karena berhubungan dengan hak pilih dan dipilih tetapi karena soal korupsi . Pemimpin pemimpin dunia yang terkenal baik yang berada dalam negara demokrasi maupun bukan tak mungkin dapat berada dalam singgasananya tanpa pemilihan , semua pasti melalui pemilhan . Pemimpin pemimpin di dunia bisa saja melakukan mengadakan pemilihan yang jurdil atau tidak . Demokrasi persamaan hak dan kesetaraan dalam kedudukan , biasanya semua warga mempunyai kedudukan yang sama di muka hukum , tetapi ditempat lain tak sama . Dulu Presiden Megawati mengeluhkan bergesernya tertib pemerintahan yang disebut pemerintahan abu abu , bergesernya pemerintahan systim presidentil bergeser ke sistim pemerintahan yang parlementer , sekarangpun Presiden SBY berkeluh kesah yang sama , setelah right or wrong mengalami hal yang sama yaitu menjadi bulan bulanan parlemen . Apa yang kami sebut diatas adalah gambaran gambaran Indonesia selama beberapa dekade , selalu berputar putar dalam poros yang yang sama karena intinya sama . Ternyata semua itu hanya istilah , memodernkan masalah dari istilah istilah kuno dan kolot menjadi istilah keren , sesuai dengan ajaran modern yang dipelajari orang modern . Orang modern hanya mengerti ajaran orang modern , dan menganggap ajaran yang dipahami adalah ajaran paling benar , dan tak sedikitpun ingin mendekati yang kuno kuno dan kolot agar tak menjadikan orang ketinggalan jaman dan tak modern . Sekaranglah waktunya orang tidak hanya mengukur ilmu seseorang , tetapi kelompokpun sudah memberikan nilai lebih berlipat ganda . Barang siapa masuk dalam kelompok modern akan mendapat penghargaan yang lebih besar dari pada tetap berada pada kelompok orang kuno . Apalagi kelompok orang modern menjadi kelompok penguasa yang menentukan . Para ahli ketata negaraan kita , ahli sistim demokrasi kita betapun warnanya demokrasi yang dihasilkan , tentu sangat membanggakan buah pikirannya , karena itu janganlah terlalu diharap dapat menjamin bertahannya pluralisme dan multikulturalisme dan belum tentu dapat memunculkan kembali pluralisme dan multukulkuralisme sebelum orang modern yang seperti batu karang ini memahami kekeliruannya dan kegagalannya .

bintoroasri@yahoo.co.id




--------------------------------------------------------------------------------------

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar