BUDAYA JAWA MEMANG TERLALU LAMA TERSIMPAN NYARIS MENGALAMI PEMBUSUKAN

Diposting oleh Asri Bintoro on Jumat, 10 September 2010

AGGRA INSTITUTE
TAMAN BELAJAR PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME
Alamat :E mail bintoroasri @ yahoo.co.id


7 . BUDAYA JAWA MEMANG TERLALU LAMA TERSIMPAN NYARIS MENGALAMI PEMBUSUKAN
Kami kadang kadang heran , jika ada orang pintar membanding bandingkan budaya daerah khususnya Jawa yang dikatakan kolot , lamban , nguler kambang , ketinggalan jaman tak sesuai dengan derap langkah pembangunan . Orang semacam ini sesuai dengan jaman yang melahirkannya tentu tak salah , mereka hanya melihat kenyataan yang ada disekelilingnya , memang begitu . Barangkali orang yang berpikiran seperti itu perlu diberi pemahaman , Pertama tujuan hidup yang diajarkan Budaya Jawa itu tak sama dengan pendapat yang diajarkan orang pada waktu sekarang . Tujuan hidupnya adalah tata tentrem kerta raharjo . Sesuai dengan tujuan hidupnya tentu saja agak aneh jika kita harus nubras nubras dengan derap langkah pembangunan yang menggebu gebu , buat apa direwangi nubras nubras barang , malah menggebu gebu jika toh akhirnya tidak akan berujung pada tata tentrem kertoraharjo . Buat apa kita mengerahkan segala daya dan dan dana jika akhirnya akan sampai pada keadaan gegeran saja , usreg , ora tau jenjem wong pijer pada rebutan terus. Pijer rebutan panguwasa lan donya brana , ngumbar kesrakahan dan ketamaan .
Ajaran orang dulu adalah hidup tak perlu ngoyo , wong keprluan hidup ini sebenarnya sederhana sekali , dapat dipenuhi dengan santai . Jika kebutuhannya dibikin sederhana tentu kita tak susah . Asal jangan srakah mau menguasai bumi ini semuanya saisi isinya . Masalahnya sebenarnya terletak pada kemuan kita sendiri , apakah akan memilih mengembangkan kebutuhan sederhana secukupnya saja , atau sedang sedang saja sehingga tujuan tata tentrem kertaraharjo tercapai atau kita akan ngumbar kebutuhankita secara besar besaran yang penuh dengan keglamuran, kemubziran yang hingar bingar . Jangan mengira orang tua kita itu dulu bodoh bodoh dan tak maju . Dari dulu orang pendahulu kita sebenarnya juga sudah tahu , buaaanyak sekali kekayaan hutan dan tambang tersimpan dalam bumi kita . Pemerintah Hindia Belanda rupanya lebih hati hati dalam memanage kekayaan negeri dari pada orang sekarang , dibanding orang orang modern . Orang dulu berpikir buat apa kita gali dan habiskan wong kebutuhan hidup sudah tercukupi .
Lihat apa manfaatnya bagi penduduknya jika berton ton di gali di Timika (Papua) , jutaan hektar kayu di babad di hutan hutan luar Jawa.

Supaya kita kaya ? Kita siapa , wong buktinya kita selalu kurugan utang .


Ekonom kita pintera kaya bisa njara langit , dengan gelar gelar gemerlpan , tiap bulan dipanggil unuk menerima penghargaan internasional dan macam macam pemhagaan lain , apalah artinya bagi rakyatnya jika pungkasane ora wurung ya mung pinter utang lan ngurus utang , kanggo keuntungan diri pribadi dan golongannya yang malah sudah sugih sugih , sedang wong miskin tetep miskin . Leres punapa mboten ?
Tahun 1946 ketika kita masih baru menjadi bayi negara merdeka , sudah bisa menyumbang saudara kita orang India yang menderita kelaparan . Aneh jika kita sudah banyak doktor doktor malah banyak utang , dan banyak kecolongan dari yang teri sampai yang geden gedenan . 
Kalau mau memakai gaya hidup yang sederhana , hidup akan penuh dengan ketenangan , mau hidup yang sedang sedang masih dapat bertenang tenang . Hidup sederhana atau sedang sedang saja ,tak perlu direwangi nganti paribasane teken janggut suku jaja dan nubras nubras masih direwangi nyolong nyolong segala . Kalau mau cepat maju , mau maju kemana . Gusti Allah yang Maha Adil , Maha Welas Asih sudah memberikan lahan yang subur , buat kemaslahatan bersama . 

Yen kelingan prasetyan biyen , berjuang bersama , nandur bersama , mestine ya dimanfaatkan bersama , ben makmur bersama . Ana akeh dibage akeh oleh setitik dibagi setitik . Mestinya begitu . Mengapa ribut . Tetapi mana kala manusia sudah mulai ingin memasuki dunia untuk memenuhi gaya hidup yang besar besaran ,itulah saat manusia merambah daerah tidak tenang . Untuk naik kedaerah yang lebih tinggi banyak kesulitan tetapi manusia menyukai kesulitan itu .Ini memang agak aneh orang yang kebanjiran harta benda malah menjadi tak tenang , tetapi menyenangkan . Orang ini menjadi lebih bingung dari pada orang yang masih dalam tataran sederhana atau sedang sedang saja .Barangkali berdasarkan pengalaman yang demikian itu maka leluhur kita menetapkan memilih jalan kesederhanaan tetapi tentrem . Kedua , perlu dipahami bahwa sejak jaman Majapahit budaya Jawa terdesak . dikejar dan dimusuhi sebagai budaya kuno yang harus dibasmi oleh golongan pendatang yang ingin mengambil alih kekuasan setidaknya eksistensi budaya Jawa , sehingga budaya Jawa sekian ratus tahun harus tersimpan atau harus hidup kucing kucingan dengan vandalisme yang ingin memusnahkan . Karena itu kemunculan budaya yang sekian ratus tahun tak pernah mengalami sentuhan menjadi tampak aneh ,seaneh munculnya makluk aneh dari lautan atau rimba raya . Dan itu yang membuat orang orang apa lagi orang muda tak mengenal sosok yang aneh itu . Founding father kita sebenarnya telah memberi isyarat bahkan syarat dan warisan itu dicantumkan dalam lambang negara Bhineka Tunggal Ika , tentu maksudnya , memberi tahu kepada kita penerus bangsa , agar memahami dan kemudian menggali apa sebetulnya yang termasuk dalam Bhineka Tunggal Ika . Bhineka Tunggal Ika ialah keberadaan pluralisme dan multikulturlisme yang ada yang merupakan inti kekayaan pada setiap daerah sebagai budaya budaya daerah . Budaya budaya daerah yang bermuatan idiom idiom lokal , kearifan lokal yang berisi nilai nilai luhur yang spiritualistis yang moralistis dan berdasarkan kebersamaan , yang dahulu dipakai sebagai tuntunan hidup bangsa kita yang perlu selalu diugemi . Namun isyarat isyarat founding fathers kita tak dapat diterima dan diterjemahkan oleh ilmu pendidikan modern . Sebetulnya substansi dari pada kekuasaan otonomi telah diarahkan UUD45 untuk memahami , menghidupkan budaya daerah sebagai isi dari negara kesatuan kita . Pemegang kekuasaan otonomi daerah sebelum mulai dengan program programnya yang lain seharusnya perlu memprioritaskan kehidupan budaya daerah lebih dulu . Memprioritaskan budaya daerah bagi pemerintah daerah seperti kuajiban mutlak, conditio sine qua non , karena hal itu perintah yang ada pasalnya dalam UUD45 . Hal yang harus diperhatikan . Budaya daerah diprioritaskan karena tercantum dalam UUD45 , yaitu yang memiliki kandungan kearifan kearifan lokal yang sesungguhnya dapat menjadi pegangan hidup suku suku bangsa se negara secara lebih pas. Kearifan kearifan lokal sebagai pegangan hidup yang pas dan syah adalah termaterielkan sebagai UUD45 . Setiap kali ada penyelewengan , pembelokkan dari UUD45 , sehingga negara berdiri pada dasar yang tak pas , selalu secara otomatis akan diikuti keadaan yang bergolak atau setidak tidaknya kisruh setiap hari . Ada saja masalah yang menjadi kendala orang berkerja . Contoh , lihat Kraton Ngamartopun setiap kali kehilangan jimat Kalimasadanya juga gonjang ganjing seperti itu . Mungkin belum banyak orang yang sempat berpikir mengapa keadaan selalu usreg tak pernah jenjem ,tenang sebentarpun. Bahkan ada kekawatiran jika keadaan usreg yang dibiarkan dan lama lama menjadi biasa , maka nanti setelah tak tekendali dapat membahayakan .Dahulupun Pak Hatta (salahsatu proklmator kemerdekaan bangsa telh memberi tahu bahhwa korupsipun jika dibiarkn menjadi kebudayaan . Keadaan yang tak proposional yang tiap hari terjadi lama lama menjadi biasa dan menjadi proporsional , tetapi itu seperti kanker yang akan terus tumbuh dan akan membahayakan .
Karena itu kiranya perlu pengkajian apakah signalemen AGGRA yang menyatakan bahwa keadaan yang usreg selama ini karena negara terletak pada dasar yang kurang pas . ? Apa lalu akan diperhatian atau dibiarkan saja nanti lama lama toh menjadi biasa . Jika kurang pas , apakah tak perlu diupayakan agar diletakkan pada tempat yang lebih pas lagi . Bahkan penulis berpikir sejak seprana seprene gegeran kok ora uwis uwis mestine isih ana sing durung pas .Sugiha donya brana sing mubra mubru ora mekakat yen durung pas karo tujuan tata tentrem kerta raharjo , kaya kaya negera durung bisa jenjem , tentrem ora ana reridu ,adoh saka memala , adoh saka sambekala. Selanjutnya kali ini AGGRA bukan akan mengemukakan telaah masalah , kali ini AGGRA ingin mendapatkan penjelasan dari para budayawan , budayawan Jawa , Javanolog , ahli ahli budaya Jawa atau bahkan para penjaga budaya Jawa , atas masalah seperti yang kami kemukakan ini. Meneruskan pertanyaan sidang pembaca AGGRA yang umumnya orang Jawa yang begitu intens mengikuti budaya Jawa , kepada pengelola siapa saja yang mengurus kaprajuritan kraton kraton , apakah tata pacak baris pasukan kraton memang begitu sejak dulu. Dulu kapan ? Tak berubah rubah , meskipun gunung Merapi sudah berkali kali meletus ? Apakah pasukan Diponegoro yang gagah gagah , kalau baris seperti pasukan kraton pada grebeg .Apakah Maesa Jenar prajurit yang terkenal . kalau baris juga seperti jalannya orang sunat . Apakah akan melanggar dan kuwalat jika mencari koreografer yang baik , yang dapat membangun citra parjurit kraton yang gagah pideksa tetapi tak melanggar kesakralan kraton. Pacak baris kraton adalah wajah budaya Jawa budaya kraton yang setiap waktu muncul sebagai kelengkapan berbagai upacara dan setiap kali memunculkan wajah kepribadian orang Jawa yang katanya adiluhung tentu harus sesuai dengan sebutan yang dipasangkan dengan budaya Jawa yang adiluhung .
Atau mencari penampakan yang lebih asli lagi , mungkin prajurit dulu tak memakai baju , tetapi menampakkan otot otot yang kuat , gerakan yang tangkas dan gagah bersenjatakan senjata kuno kuno , prajurit pajurit mana ,yang patut atau layak jika sekirnya harus maju kemedan perang . Bukan prajurit yang nyuklun , jalannya kaya orang baru snat atau tampak kurang gizi .
 Prajurit atau angkatan bersenjata apapun tingkatannya , itulah wajah negaranya ,wajah pemerintahnya, wajah ekonominya .
Ada lagi contoh yang lain upacara tradisional yang paling dekat dengan keraton, istana penjaga budaya Jawa . Upacara grebeg atau upacara jamasan kereta kencana . Upacara tradisional ini selalu diakhiri dengan acara berebut .Berebut hampir merupakan puncak puncak acara . Berebut gunungan yang berisi makanan dan bahan makanan . Bahkan kadang kadang seperti kumpulannya orang yang kurang waras , gunungan yang belum ditaruh ditanah dan didoakanpun sudah ramai ramai diperebutkan .Karena diperebutkan akhirnya banyak makanan yang rusak dan mubasir terinjak injak . Sedangkan pada upacara jamasan kereta kencana diakhiri dengan memperebutkan air bekas cucian kereta . Terlepas dari yang lain lain , kami kurang mengerti mengapa orang Jawa yang disatu sisi selalu diajarkan untuk berperilaku utomo yang halus , sabar ,santun , wani ngalah , nrimo , ternyata dalam upacara itu dibiasakan untuk berebut .Padahal berebut adalah perbuatan kasar yang tak utomo , mengabaikan sopan santun dan kehalusan berwacana . Bukankah ini seperti membiarkan bahkan memberi contoh agar orang berbuat seperti itu dalam segala hal .Misalnya nyata nyata dalam tiap antrian baik dirumah sakit , diloket kereta orang berdesakan berebut . Orang mau naik bis harus berebut . Budaya sabar sareh dan antri seolah tak diingat lagi .Orang dijalan saling berebut dahulu mendahului berdesak desakan baik itu orang jalan kaki apa lagi berkendaraan . Adalah Pangeran Haryo Puger pengageng kraton Surakarta , satu dari sekian budayawan Jawa yang mempunyai pendapat lain ,yaitu tidak membiarkan hal yang salah itu diteruskan .Tertibkan budaya grebeg supaya mengajari orang berbuat baik . Pada upacara "nyawer" atau menabur uang receh logam bercampur beras kuning pada upacara temon penganten , atau pada acara perpisahan antara jenazah dan keluarga yang ditinggal , upacara itu memacu orang untuk berebut untuk mendapatkan uang receh yang disebar itu . Ini juga uapacara yng mengandung ajaran dan contoh yang bertentangan dengan ajaran orang Jawa yang wani ngalah ,sabar sareh , laku utomo . Lalu di Klaten ada upacara yang unik .Ialah upacara Ongkowiyu . Orang berdiri diatas panggung yang dibangun khusus untuk keperluan itu , dari atas panggung para petugas melemparkan apem , kuwih apem kesegala penjuru dimana rakyat telah berkumpul untuk menerimanya dengan berebut . Tak pelak lagi bahwa banyak apem yang jatuh ke tanah , yang terinjak injak dan mubasir . Kalau tetap dimakanpun artinya makan yang kurang higenis .Tentu tak baik menghilangkan tradisi yang sudah lama dimiliki oleh orang setempat ,tetapi tradisi tradisi demikian tampaknya perlu dikaji ulang jangan terjebak seperti ajaran orang anarki tetapi perlu diarahkan agar orang Jawa lebih meningkatkan budayanya , diarahkan pada perilaku yang lebih mendidik , laku utomo . Wahai para budayawan Jawa , nuwun sewu mbok inggih sami kerso paring fatwa sauger dados tambahing kautaman para kawula . Inilah yang mengherankan .Apakah hal itu disengaja , agar nilai keberkahannya lebih besar atau atau kesakralannya menjajadi lebih besar , untuk apa ? Mengapa wong Jawa kok tak nJawani to. Malah kosok balen karo Jawane . Adat Jawane ngulon wonge malah diwarahi ngetan ? Mengapa dibiarkan demikian . Mengapa golongan ahli ahli budaya , penjaga budaya tak dapat memberi arahan dan penjelasan agar semua menjadi lebih bermanfaat dan lebih tertib dan orang tak terjebak atau malah dituntun dalam kebiasaan , adat budaya yang ugal ugalan , dan rusak rusakan , awur awuran dan awut awutan . ( Vide : Buku Kejawen 2002 jilidan ke 2 .AGGRA) . Apakah tak lebih baik diarahkan pada pembentukan watak yang baik , kebiasaan yang baik, aklak yang baik sesuai yang diajarkan budaya Jawa yang adi luhung . Perwiro untuk tidak berebut, dulu orang tahun perwiro , isin rebutan kaya wong sing wis kesrakat banget . Mengapa bukan budaya sabar sareh yang dikembangkan , budaya antri suatu latihan untuk kesabaran , ketertiban , unggah ungguh menghormati yang perlu dihormati ,kata orang Sunda nu sepuh dipayun , nu ngarora di pengker .

bintoroasri@ yahoo.co.id. 

----------------------------------------------------------------------------------------------

AGGRA INSTITUTE

TAMAN BELAJAR PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME
Alamat : E mail bintooasri@yahoo.co.id .

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar